Pembukaan

8 0 0
                                    


[Aku akan menjadi gurumu—Sesulitapapun itu, aku akan selalu di sisimu, untuk sekarang dan selamanya].


"Aku mengutukmu Kazuma........! Sampai kapanpun, sampai akhir dari dunia ini, kau akan dihantui oleh keputusanmu!!────────Kau akan terus menderita sampai kebangkitanku akan mengakhiri nyawamu...!".

Waktu itu, aku tak punya kesempatan menanyakan apa yang akan terjadi pada kehidupanku kelak...

*Bruk!*.

Aku menjatuhkan kedua kaki siku ke tanah, meratapi penyesalan yang telah aku lakukan.

Rasa panas yang aku rasakan kini bukan berasal dari api yang tengah membakar medan perang, melainkan suatu perasaan yang tengah meledak dengan hebat di hati

Merasakan nafas yang sangat sesak seakan seperti ingin menghentikan jantungku.

Di bawah hujan yang seakan mewakili kesedihanku, sisa api yang membekas di medan perang menutupi rasa kehilangan ini.

Tatapanku seperti boneka yang telah usang, tak bisa tergambar seperti apa wajahku sekarang.

Kesedihan setelah kehilangan dua orang yang kucintai kini berganti menjadi kemurkaan, kenapa aku harus mengalaminya!?

Kenapa kau berusaha merebut kebahagiaanku setelah 6000 tahun ini.....!?.

"Aaaaaargh!!".

Kenapa, kenapa, kenapa.... Kenapa kau merebut dua orang yang aku sayangi ini.....!? Tragedi yang seharusnya bisa aku hindari seakan terikat kuat di takdir ini.

Seolah menanggapinya dengan sebuah candaan, yang semula hanya masalah sepele lalu meledak seperti sebuah bom.

"Jawab aku Mikae'la...!───────Kenapa kau juga merebut dia dariku....!?".

Cahaya terang muncul dari langit seakan seperti tengah melubanginya, dunia yang semula kelam berubah menjadi terang layaknya ladang gandum, sangat terang bagaikan cahaya kehidupan.

Sesaat kemudian, Mikaela muncul di hadapanku... Sosok yang dipercaya sebagai pemimpin dari 10 malaikat agung surga, melambangkan keadilan dengan 10 sayap memberi suatu makna di setiap sayapnya.───────Dadanya yang tertutup oleh armor emas dengan pernak Pernik yang berlebihan namun terlihat cocok. Mahkota yang dilengkapi 10 mutiara merah yang melambangkan kepimpinannya di surga.

Konon katanya, kedatangannya sendiri akan membawa kemakmuran di bumi.───────Dengan menginjakan kakinya ke tanah akan memberi kesuburan, ucapannya seakan mampu mengabulkan segala permintaan, dialah sosok yang paling dicintai sekaligus ditakuti oleh makhluk hidup.

"Keputusan ini sudah menjadi pilihan surga, wahai Kazuma.... Kau dan seluruh anggota timmu telah menyelamatkan manusia dari kepunahan".

"Lalu, dengan mengorbankan mereka ini yang disebut kedamaian────!?".

Antara kemarahan dan keputus-asaan tengah bergejolak di hatiku, aku tidak tahu jawaban mana yang harus diambil.

"Pengorbanan mereka sudah dihendaki oleh surga, kau ataupun aku tidak akan bisa mencegahnya───Tolong mengertilah Kazuma".

Aku menundukkan wajahku, karena jawaban barusan aku tak mampu mengelanya lagi.

"────Maafkan aku.... Laytifa, Cillia".

"Sebagai hadiah karena menghentikan kiamat ini.... Aku akan memberikan kalian masing-masing satu planet. Bawalah pengikut kalian ke planet yang sudah aku berikan───Aku akan memberi tugas terakhir untuk kalian".

Sebuah cahaya emas muncul ketika Mikae'la mengarahkan telapak tangan ke depan.

"Aku ingin kalian menjaga ketujuh bola ini─────Bola ini adalah lambang seluruh kejahatan Astarth dari masa lalu, masa kini, dan masa depan.... Jangan biarkan bola ini jatuh ke makhluk jahat".

Keenam bola terbang ke masing-masing anggotaku.

"Untukmu Kazuma, aku ingin kau tetap di dunia ini untuk menjaga pohon Yggdrassil dan bola ini────Pohon itu akan menjadi penghubung utama antara dua kekuasaan surga dan penjara bagi makhluk jahat.... Aku tidak ingin mereka lepas sebelum waktunya tiba".

Aku menerima bola tersebut dan memasukkannya ke dalam diriku. Aku harus melangkah ke depan, walau dua cahayaku sudah lenyap. Sekarang bukan waktunya untuk merenung kesedihan ini.

*Set!*.

"Namaku Kazuma Ó Lankeistal, dengan hakku, aku akan menghapus nama <Eternity> dan mengubahnya menjadi <Seven Trinity>...... Diriku bersumpah di atas nama ini, aku akan melindungi pusaka ini beserta pohon Yggdrassil────Atas kuasaku untuk dunia ini, aku akan menamainya.........".

".................Xelia".

[Info] <Eternity> merupakan nama kelompok yang dibentuk Kazuma sebelum pecahnya perang surga kedua. Anggota mereka berjumlah 8 orang, karena kematian salah satu anggota membuat <Eternity> dibubarkan dan diubah menjadi <Seven Trinity>.

                                    ─────────── Master of Highschool ─────────────

Ini adalah sebuah kisah sederhana, kisah kecil untuk seorang gadis yang ingin mencari arti dari kebebasan.

Awal kisah yang diawali dengan keburukan akan mendapat akhir yang baik. Kehinaan dan penindasan yang pernah ia alami akan menjadi sebuah pujian yang menggema ke seluruh dunia.

Dia bukan seorang kunci utama, dia bukan tokoh utama, dia hanyalah gadis biasa.

Namun, kisahnya akan menjadi pembaruan di dunia ini──────Dia tidak akan sendirian untuk membawa kisah ini, dia mungkin seorang penyendiri...... Tapi ia memiliki teman yang tidak akan tergantikan.

Siapakah yang akan membimbing dirinya? Kisahnya akan menjadi legenda abadi di tanah Xelia.

[Atas namaku, kau tidak akan menjadi penyihir jahat ataupun baik─────Kau akan menjadi penyihir yang hanya menggunakan kekuatanmu untuk dunia ini..... Terlebih untuk temanmu────Kau tidak harus menjadi diriku, menjadi teman-temanmu..... Jadilah dirimu sendiri, Haruna].

                            ─────────── Master of Highschool ─────────────

Sejak kecil, aku selalu memikirkannya........

Seperti apa itu kebebasan?.

Apa yang dirasakan burung ketika mereka terbang bebas di langit cakrawala tanpa ujung?.

Setiap kali aku memikirkannya, hatiku merasa iri. Sekuat apapun seseorang, seberapa hebat bakatnya, dia pasti pernah sekali merasakan kebebasan tersebut.

Mereka yang memiliki bakat sejak lahir dengan suara lantang mampu menciptakan kebebasannya sendiri........ Lalu...... Bagaimana dengan mereka yang lahir tanpa memiliki bakat istimewa?.

Apakah mereka akan dihina karena ketidakmampuannya? Atau justru sebaliknya?.

Layaknya seekor burung yang ingin mengepakan sayap mereka ke langit, apakah manusia akan bisa meraih kebebasannya sendiri? Setidaknya aku butuh satu jawaban atas pertanyaanku.

Hidupku sedari kecil layaknya seekor burung kecil yang terkurung di sebuah tempat yang gelap, kakakku seakan mengacuhkanku dan menyalahkan kematian ibunda kepadaku. Tidak ada satupun tempat yang bisa aku pijak selain kehampaan di dalam kamar istana.

Istana yang dianggap megah dan tempat sakral untuk rakyat bagiku hanya sebuah penjara kelam yang terbalut kemewahan.

Tidak ada satupun....... Sampai akhirnya...... Aku bertemu dengannya──────

Orang yang mau menerimaku apa adanya, tidak memandang statusku dan tersenyum tulus..... Tapi senyuman itu.....

..... Seperti sebuah hukuman untuk dirinya──────Aku tidak sempat menanyakannya, namun....

[Terima kasih telah menyelamatkanku....].

Tapi....... Aku tidak sempat mengucapkannya─────Bahkan sampai detik ini.....

Master of Highschool : The Legends of HarunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang