playing ;
Taylor Swift -
Lover
[please kindly play the song]
●●○
"Jafan? Kenapa tidak masuk ke dalam?"
Sea baru saja keluar dari ruangan dan akan pulang namun sesosok lelaki muda mengganggu niatnya. "Ja?"
Jafan terus menunduk. Kakinya menjadi target manik yang sedang kelam-kelamnya itu.
"Hey...Jafan, kamu kenapa?" tanya Seabadi Bumi yang sudah mendekat kearah lelaki itu.
Tak pelak semua seperti mimpi bagi Sea. Dia pun dibuat terheran bahkan kaget ketika Jafan tiba-tiba berjalan kearahnya dan memeluk tubuh kurus itu.
"Pak Sea...."
"Ada apa Ja?" ujar Sea yang kini sudah memposisikan tangannya ke belakang punggung Jafan pun menepuknya berirama.
"Ini semua salah gue. Gue kurang ajar banget sama mama." Terdengar isakan di sela ucapannya.
Sea tak merespon. Dia pun tak bisa memberi kata penghibur. Apa yang dikatakan Jafan memang benar. Dia melakukan kesalahan besar. Tak peduli bahwa ia menyesal, tetap saja Sea yang lebih memposisikan dirinya di kubu Alia itu tahu sangat bahwasanya Jafan telah membuat luka baru pada hati ibunya.
"Ja....Kamu memang salah. Tapi gak serta merta Alia jadi benci sama kamu."
Jafan semakin terisak dengan wajahnya terpendam dalam bahu Sea yang kurus.
"Gue salah. Gue berbahaya. Njing, bodoh banget gue mukul mama. Gue anak sampah! Gue kayak Joe, gue anak penjah--'
"Kamu anak Aliara Hujan. Kamu anak dari seorang polisi wanita yang pernah mengabdikan diri seutuhnya untuk negara." Sea sudah bertukas memotong ucapan Jafan.
Lelaki itu tersenyum muram. "Jafan, jika Alia rela mengorbankan semua untuk negara, mana mungkin dia tidak melihat anaknya sendiri?"
"Alia......mama Alia gak mau lihat gue lagi. Gue anak bajingan, Pak Sea," dalih Jafan masih dengan posisi menangis di pundak Sea.
Sea menggeleng pelan. "Jafan, Alia benci sifat kamu dan bukannya kamu. Alia sayang banget sama kamu."
"Tolong mengerti yah. Dia sama syoknya dengan saya. Dia butuh waktu untuk menerima rasa penyesalan kamu, Jafan."
Suara isak tangis Jafan mulai mereda, meski wajahnya tak beranjak dari bahu Sea.
"Jafan....saya harus--"
"Pak Sea, gue emang lancang tapi...apa disaat gue boleh peluk Pak Sea seorang ayah?"
Peristiwa manis nan menyedihkan itu disaksikan Alia. Manik wanita itu berkaca-kaca di balik pintu kamar, tatkala Sea menyetujui ucapan Jafan dan semakin memeluknya erat. Pelukan seorang ayah.
"Maaf saya tidak bisa jadi Joe untuk kamu, karena saya cuman kekasih mama kamu."
Isakan Alia semakin menjadi, membuat puan itu menutup mulutnya, tak mau dirinya menganggu momen lara itu.
"Pak Sea sudah saya anggap ayah. Mulai detik ini juga."
Dan sendu yang tertahan juga emosi yang memuncak berpadu dalam isaknya tangisan dua adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Save You A Seat, Lover ✓
Short Story"Sea, ini anakku. Namanya Jafan Jahendra." Siapa yang tak kaget bilamana wanita yang selama ini dikencani telah memiliki seorang anak berusia 18 tahun? [seri berkabung] ©biangpenat, 2021