Disclaimer Attack On Titan of Hajime Isayama
Revi Ackerman x Mikasa Ackerman
T-M
~o0o~
Pernikahan mereka sangat tertutup. Yang duduk di bangku hanyalah Kenny dan asistennya seorang. Beberapa pembantu Henry sibuk mengurus peralatan sakral pernikahan. Seorang pendeta yang baru saja datang membuat Mikasa semakin ingin kabur. Andai waktu dapat berhenti.
"Oi, cepatlah keluar. Jangan jadi penikmat acara ini jika kau tidak menurut."
Pria itu baru saja memergokinya tersengguk menangis. Bahkan apa yang diharapkan dari Eren tidak ada sama sekali ada di pria itu. Mikasa sangat membenci Levi.
"Bajingan!" desis Mikasa. "Nikah sana saja sama kucing! Aku benar- benar tidak sudi denganmu kau tahu."
Levi tidak benar-benar meninggalkan ruangan tempat Mikasa berganti pakaian. Dia mendengar segala rasa kesal gadis itu. Niat masuk menginterupsi tangisannya adalah hanya untuk memastikan apakah Mikasa benar-benar berada di posisi yang manusiawi. Ia khawatir kalau Mikasa akan menyayat tangannya.
Levi pergi dan menuju ke depan tepat di mana Ia menyambut pendeta yang akan menikahkan dirinya dengan Mikasa.
Dengan bujuk rayuan para pembantu Henry, akhirnya Mikasa mau berdiri bersanding dengan Henry. Mikasa benar-benar memandang jijik orang itu sekarang. Rasanya ingin mencekik leher congkaknya itu atau menusuk pisau kue tepat di jakunnya.
"Aku juga mencintai Ibumu, ini wujud rasa cintaku dengan Ibumu, untuk merawatmu kembali.."
Itu adalah memori satu-satunya yang Mikasa simpan beberapa hari lalu. Selama itu, Mikasa menunjukkan sifat tak hormat dengan Henry. Dan perkataan Henry membuktikan benar pada Levi. Mikasa merasa ingin lepas dari Henry yang menurutnya adalah pria hidung belang.
"Bukan seperti itu—"
Levi membuyarkan lamunan Mikasa saat memasangkan cicin pernikahan ke jari Levi. Saking tak fokusnya, Mikasa memasangkan di jari kelingking.
Ritual sampai di mana mereka harus mencium bibir satu sama lain. Namun, Levi mengingat betul perkataan Mikasa kemarin malam, saat mereka memesan tempat ini untuk pernikahan. Saat berdekatan, Levi harus sengaja batuk agar pelayan pura-pura memberikan minum kepadanya.
"Levi—" ucap Kenny. Dia kecewa saat Levi dibawa duduk oleh pelayan. Sang Pendeta mengambil alih untuk segera mengesahkan pernikahan. Bohong, jika Kenny ingin menikmati keponakannya mencium gadis itu. Kau tahu kan, Kenny juga pernah mengalami pedofilia.
Acara pernikahan selesai diselenggarakan. Hari itu juga, Mikasa izin dari sekolah. Eren sempat menelponnya tadi pagi, itu membuat Mikasa gugup karena sempat terlihat oleh Kenny yang memergokinya berdiam diri di balkon.
Setelah menuju ke rumah Henry, Mikasa cepat-cepat mengemas barangnya.
"Kau seperti ingin kembali ke suamimu, Mikasa."
Mikasa geli mendengar ucapan itu. Bukan karena Henry yang mengucapkannya. Mengingat dirinya sudah berstatus sebagai Istri itu lumayan memalukan bagi seorang siswi SMA.
"Kenapa tidak pamitan dengan orang-orang di sini?" ucapan Henry bagaikan ayah yang sedih ditinggal anaknya. Bagaimanapun juga Henry adalah pria yang baik. Sangat baik. Mau merawat dirinya selama belasan tahun itu tidak mudah. Henry bersyukur, Mikasa masih diberi hati sebaik perempuan pada umumnya. Ia tahu bahwa darah klan itu membawanya angkuh dan bejat seperti yang ia lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Heaven & Hell
FanfictionEntah bagaimana mereka menjalani pernikahan palsu itu, Mikasa dan Levi sama-sama ingin mencari kebebasan untuk diri mereka sendiri. Namun, Levi yang sangat patuh pada karma janji, ikatan itu membuat kehidupan mereka selalu menjadi abu-abu. Disclaime...