1

8 1 0
                                    


AJUN


Cerita ini murni dari ide saya sendiri. Jika ada kesamaan kata dengan cerita lain, itu tidak di sengaja.

 Jika ada kesamaan kata dengan cerita lain, itu tidak di sengaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abinaya Ajun Alexi,

Pemuda 18 tahun yang baru saja lulus jenjang SMA.

Hobinya main, makan, tidur.

Dia anak tunggal.

Orang tuanya di luar negeri. Jadi di Indonesia dia tinggal bersama Bi Yanti, pembantu terpercaya keluarganya yang sudah bekerja 20 tahun lebih.

Punya banyak temen, suka tebar pesona, tapi baik ko.

Orangnya pede maksimal, apalagi kalo tau ada cewek yang diem-diem ngomongin tampangnya yang bak oppa-oppa Korea ini. Menggila pastinya.

Tapi itu semua tidak akan berlaku untuk cewek yang dia suka.

.

.

.

Saat ini Ajun sedang berada di rumah Wawan. Biasalah namanya juga anak muda, pasti tidak jauh-jauh dari kata tongkrongan.

"Gue kemaren putus sama Rani."

Aji Prasetyo, pemuda dengan mata sipit itu mulai berbicara.

"Lha, bukannya lo emang udah putus sama dia? Kan lo yang mutusin," Tanya Yoga heran.

"Iya waktu itu emang putus. Tapi pas malemnya dia nelpon minta gue buat gak mutusin dia," katanya sambil memakan keripik singkong.

"Terus lo mau gitu?" tanya Wawan yang sedang tiduran di atas sofa sambil memainkan ponselnya.

"Ya-- mau gimana lagi, gue-nya juga masih cinta sama dia. Ya udah, kita balikan. Siapa tau dengan itu dia bisa berubah," Aji menghela nafas.

"Nyatanya sama aja, malah makin parah," lanjutnya.

"Lo sih, gak mau denger. Kan kita udah bilang kalo Rani itu cuma ngincer duit lo. Dia juga kan suka main sana sini sama cowok lain. Dungu sih lo.." Ajun melempar kulit kacang tepat di muka Aji yang sedang duduk di bawah Wawan.

Keluarga Aji memang bisa di bilang keluarga yang paling mampu diantara mereka berempat. Jadi nggak heran kalo banyak cewek pada caper sama Aji. Apalagi dia yang bakal jadi penerus perusahaan Bapaknya.

"Udahlah, lo kan bisa cari lagi." Kata Wawan yang sekarang sudah duduk sambil memeluk bantal sofa.

"Sembarangan kalo ngomong. Lo kira nyari cewek yang baik-baik itu gampang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

|| AJUN ||✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang