Jungwon berlari kearah bunda nya dengan mata yang sembab, ia mengelap wajah nya dengan kasar, setelah sampai didepan bunda nya, ia memeluk bundanya dengan sangat erat.
Jisoo tersenyum lembut, ia mengelus rambut anak nya dengan penuh kasih sayang. Ia lepaskan pelukan itu, menyetarakan tinggi nya dengan putra semata wayang nya.
Ia tangkup pipi bulat anak manis itu, ibu jarinya mengusap air mata yang terus berjatuhan dari mata indah anak nya.
Tersenyum manis lalu menggendong anak nya, ia langkahkan kaki nya menuju tempat tinggal mereka berdua. Ya, hanya berdua.
Ia elus rambut halus itu dengan penuh kasih sayang dan terus mengatakan "tak apa, menangis lah nak, nanti ceritakan pada bunda ya" dengan nada yang lembut.
Jungwon menenggelamkan wajah manis nya di bahu sang bunda dan terus menangis. Isakan pilu nya dengan mudah lolos.
Setelah melewati jarak dengan penuh isak tangis, Jisoo dan Jungwon sampai di tempat tinggal mereka.
Jisoo membuka pintu rumah dengan perlahan dan sedikit kesusahan karena menggendong putranya.
Jisoo mendudukan Jungwon di sofa yang ada di ruang tengah, ia jongkokan dirinya didepan sang anak, membuka tali sepatu anak nya sambil terus memperlihatkan senyuman manis.
Sesekali mengatakan "jangan menangis lagi, bunda akan ikut menangis kalau kau menangis" dan memberikan kata kata penenang saat sang anak merengek bahwa tangisannya tak bisa ia kendalikan.
Jisoo letakkan sepasang sepatu berwarna hitam dan sepatunya itu di rak sepatu, ia dudukan dirinya disamping Jungwon yang masih menangis tersedu sedu.
Jisoo menepuk paha nya pelan, mengisyaratkan sang anak untuk duduk dipangkuan nya. Jungwon menurut dan duduk dipaha sang bunda, ia senderkan dahi nya pada dada sang bunda.
Waktu berjalan begitu cepat, suasana yang tadinya penuh dengan isakan sekarang menjadi hening. Jungwon sudah berhenti menangis, namun masih setia berada pada posisi nya sekarang ini.
"Bunda..." seru Jungwon dengan suara serak nya. Jisoo bergumam menjawab panggilan dari anak nya itu.
"Teman teman meledek Jungwon lagi hari ini bunda..." adu nya dengan nada yang lirih kepada sang bunda "karena jungwon ngga punya ayah seperti teman teman" ucap nya dengan nada yang seperti menahan tangisan, ia tenggelam kan wajah nya pada ceruk leher sang bunda.
"Kata siapa wonnie ngga punya ayah? Wonnie punya kok, hanya saja ayah nya wonnie tidak lagi tinggal bersama wonnie" jawab Jisoo dengan nada yang lembut.
Mendengar jawaban dari bunda nya membuat Jungwon mengerjapkan mata nya dan menatap sang bunda dengan tatapan penuh tanya.
"Apa wonnie nakal jadi nya ayah tidak mau tinggal bersama wonnie bunda?" tanya nya kepada sang Bunda dengan nada yang polos.
Jisoo menggeleng pelan seraya terkekeh mendengar penuturan polos dari putra semata wayang nya itu.
"Tidak sayang, wonnie anak yang baik. Ayah terlalu nyaman disana, jadi nya tidak tinggal bersama kita lagi" tutur nya sembari tersenyum manis dan menatap manik indah sang anak penuh makna.
"Jadi... Ayah tinggal dimana bunda? Wonnie ingin bertemu dengan ayah" seru Jungwon dengan semangat menggebu gebu dan mata yang berbinar binar.
Tatapan Jisoo berubah menjadi sendu, senyuman manis tadi menipis. Ia mengulum bibir tipis nya dan sedikit menggigit pipi dalam nya.
"Ayah mu tinggal di langit sayang" seru nya dengan tutur kata berhati hati. Jungwon menganggukan kepalanya tanda mengerti, ia kembali melihat kearah bunda nya dan bertanya "diatas sana bunda?" dengan tangan yang menunjuk ke arah atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky - [Seoksoo ft.Jungwon]✓
Short StoryIni tentang sebuah keluarga kecil yang dipisahkan oleh jarak, ruang, waktu dan dunia. "Jungwon sayang, kenapa ngeliat langit terus?" "Kata bunda, ayah ada disana" "Jungwon suka langit?" "Wonie suka-!!" "Kenapa suka langit?" "Kata bunda, ayah nyaman...