Not Necessarily...

22 8 7
                                    

"DIAM!" Bentak Aurellie dengan menangis...
Ia tidak sengaja membentak Raei...

"Hmmh... Dengarkan..kau malah me..." Raei ingin melanjutkan ucapannya,tapi tetap terputus...

"Diam Raei..." Air mata Aurellie tetap mengalir...

Raei terdiam, dia marah? Kesal?
Tentu tidak seorang Raei tidak pernah marah dan kesal dengan Aurellie
"Hmm..baiklah..menangis dan keluarkan semua emosi mu... Aku akan muncul kembali saat kau sudah lebih tenang.." ucap Raei lembut lalu pergi seperti debu yang berterbangan

"Raei...dia tidak kesal kan..? Aku merasa bersalah... Aku sudah tertimpa emosi.." ucap Aurellie melihat dirinya di kaca
Lalu dia pun naik ke kasur dan memeluk guling dan menangis guling dan bantalnya menjadi tempat penampungan air mata...

Lalu ia mulai menenangkan diri dan tetap berbaring
"Hmmh...buat tugas deh...ga ada kerjaan..walau udah malem..." gumam Aurellie...

Namun disaat ia mau menulis Aurellie mulai meneteskan air mata lagi... Dan membahasi kertas

Raei yang melihat semua itu... Dia ikut sedih...

Kembali ke Aurellie...
"Aku ga bisa nulis kalau begini...aku terus - terusan inget hal kemarin... Aku...ga bisa menulis satu kalimat pun kecuali namanya [Yang Aurellie maksud adalah Rui]" gumamnya pelan...
"Aneh...tidak mungkin aku membenci sahabat ku walau dia telah bersama nya..." batin Aurellie...

Dia menulis soal - soal...lalu jam setengah 1 dini hari dia menyelesaikannya... Dan dia mendengarkan musik dan tertidur...

Pagi hari nya...
Aurellie bangun dengan mata sembab dan bangun jam 4 pagi bersiap - siap,dan melakukan rutinitas nya sehari - hari.
"Hari ini...aku harus tampik seperti kemarin lagi...tapi kenapa Raei ga muncuk juga ya?" gumam Aurellie lagi...

Dirumah Aurora...
Dia meneguk Buavita digelasnya dan makan mie instan dengan gembira...
"Rora...kau membawa bunga lagi? Kau tau kan...minggu ini kau sudah bawa 5 bunga kerumah...dari siapa sih? Apa kamu lagi suka bercocok tanam nih?" tanya ibunya Rora...

"Ahahaha...ng...lagi suka bunga aja..." ucapnya nyengir...

Ayah dan Ibu Aurora bercerai saat dia masih kecil...

"Beneran...? Apa hadiah dari seseorang nih hihi" ucap ibunya bercanda

"Ngga lah bu...aku cuma lagi suka bunga ..jugaan akhir akhir ini banyak bunga yang bagus..." balas Aurora beralasan...

"Hmm..iya sih...yakin bukan dari Nachan?" ledek ibunya

"Ih...ngga lah...permen dari dia aja aku ga mau...apalagi bunga.. Dah akh ibu becanda...aku mau cabut dulu kesekolah" ucap Aurora agak kesal

"Hehe maaf Rora...sampai jumpa..." ucap ibunya

"Wokeee...sampai jumpa.." balas Aurora

Diperjalanan Aurora tersandung tangga untuk menuju kesekolahnya...
"A-a-aduhh.." ucap Aurora kesakitan

"E-eh..kamu ga apa?" ucap Rui dari belakang...

"Rui... Iya ga apa...dengkul ku terluka.." ucap Aurora

"Ke uks ya..nanti aku obati..." ucap Rui perhatian

"Makasi banyak Rui" ucap Aurora tersenyum

Di uks...
"Hm..maad kalau sakit..." Ucao Rui sambil melihat ke luka Aurora...

Rui mulai mengobatinya...
"Aduh.." Aurora kesakitan

"Seperti nya tadi kau kena serpihan kaca... Lain kali lebih hati hati.." -Rui

But I Still Want' You : Love Pentagon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang