Kupu-kupu merupakan satu-satunya serangga yang mengalami metamorphosis yang benar-benar sempurna, karena setelah mengalami serangkaian fase metamorphosis kupu-kupu akan menjadi serangga yang memiliki tubuh yang indah dan mempesona siapapun yang menatapnya tidak hanya itu kupu-kupu adalah serangga yang bebas bahkan ia bisa terbang hingga 6000 Meter tingginya. Kisah ini adalah kisah singkat tentang perjalananku untuk menjadi kupu-kupu. Kalau dilihat lebih dalam lagi hidup itu sebenarnya bukan pilihan, takdirmu sudah ditulis semenjak kamu mulai bernafas, bahkan orang-orang disekitarmu serta-merta ikut dalam
menulis takdirmu, apa yang harus kamu lakukan untuk hidupmu. Kamu harus berusaha keras untuk memenuhi standart yang diciptakan oleh masyarakat, seperti kamu akan dikucilkan jika tidak memenuhi keinginan mereka, kamu akan menjadi bahan gunjingan ketika kamu berbeda dengan mereka, hal-hal seperti itu. Perempuan itu kalo duduk yang baik, nga boleh terbuka begitu, harus tertutup yang anggun yang kalem, apalagi kamu itu sudah dewasa. tutur mamak seraya merapatkan kakiku yang semula duduk dengan terbuka. Seperti itulah sosok perempuan yang rela meminjamkan rahimnya untukku, mamak memang termasuk perempuan yang masih menjunjung tinggi adat dan percaya akan mitos-mitos zaman dulu seperti kebanyakan orang di desaku. Umurku sudah
menginjak 25 tahun, tidak seperti kebanyakan wanita di desaku yang memilih menikah aku memilih untuk tetap melajang. Warga desaku beranggapan bahwa keberhasilan seorang wanita, keberhasilan seorang ibu dalam membesarkan anaknya perempuannya adalah ketika anaknya telah berhasil menikah. Sedari kecil aku tidak pernah melakukan apa yang menjadi kemauanku, semua yang kulakukan hanya menuruti perintah.
Waktu itu aku yang berusia 10 tahun lebih suka seharian bermain di sungai dengan para teman laki-laki dari pada seharian bermain boneka
dirumah bersama anak perempuan lain. Namun kesenangan itu tidak bertahan lama beberapa hari
setelahnya para tetangga sering kali mengomeli ku, mereka bilang aku anak yang nakal dan liar,
nga tahu sopan santun. “ nduk sari ndak ilok anak perempuan seharian main sama laki-laki di
sungai, perempuan itu harusnya di rumah” kira-kira seperti itu yang mereka bilang padaku 16
tahun yang lalu. Karena hal itu para ibu-ibu tetangga suka membicarakan mamak, pernah sekali
aku mendengarnya waktu itu aku hendak ke warung beli obat masuk angina untuk mamak tapi
aku berhenti di samping warung karena aku mendengar para ibu-ibu itu membicarakan mamak,
mereka bilang ibu nga becus mendidik anak nga bisa nasehati anak sendiri. Setelah mendengar
hal itu aku tidak pernah lagi bermain di sungai aku selalu dirumah melakukan segala anak
perempuan lain lakukan, berada di rumah belajar memasak, membantu di sawah, keluar hanya
ketika sekolah dan selebihnya aku hanya diam mematung di rumah.
Aku sudah cukup dewasa waktu itu umurku sudah 20 tahun berjalan, aku telah tamat SMA. Pernah suatu malam aku meminta izin pada mamak untuk melanjutkan sekolah ke
perguruan tinggi Negeri yang ada di luar kota, tapi mamak menolak dengan alasan karena mamak tidak mau tinggal sendirian. Kami memang hanya tinggal berdua jadi aku memahami alasan ibu melarangku. Lagi-lagi aku tidak bisa melakukan keinginanku. Aku bekerja sebagai
pembawa acara di salah satu radio local di kotaku, sudah 2 tahun sejak aku memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Tidak ada yang istimewa dalam keseharianku, semuanya berjalan dengan rapi bangun pagi, bekerja hingga larut malam, hanya pulang beberapa jam untuk tidur. Dan terus seperti itu.Tahun demi tahun telah berlalu hingga aku lupa siapa diriku, sudah hampir setengah abad lamanya aku hidup tidak dengan caraku. Aku hanya ingin menjadi seperti kupu-kupu dia bisa keluar dari kepompong yang mengikatnya dan terbang bebas dengan cantiknya. Kupu-kupu juga
tak pernah bisa tumbuh dengan caranya, karena ia tak pernah bisa menjadi kepompong sebelum menjadi ulat terlebih dulu, namun pada akhirnya ia bisa terbang bebas. Namun itu hanyalah keinginan yang menolak terwujut dalam hidupku. Aku hanya tidak mengerti kenapa semuanya begitu sulit untukku. Beberapa tahun belakangan mamak sakit parah, mamak sering lupa siapa
aku bahkan dirinya sendiri, kadang ia juga lupa untuk buang air kecil di kamar mandi. Mamak seperti kehilangan jiwanya, ia selalu gelisah dan gugup. Aku membawanya ke rumah sakit, dokter bilang mamak terkena demensia, parahnya lagi kemungkinan besar sebentar lagi mamak tidak bisa berjalan dengan baik. Aku sangat sedih mendengarnya semakin tidak tega untuk meninggalkannya. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain menjaganya. Semakin hari kondisi mamak semakin memburuk saja. Beberapa bulan yang lalu dia bisa mengenaliku meski sesekali, namun sekarang mamak sudah melukapan segalanya. Bahkan mamak sudah tidak lagi bisa
berjalan.Dua hari yang lalu mamak menghembuskan nafas terakhirnya, sungguh ajaib di detik-
detik kepergiannya mamak mengingat segalanya ia mengingatku, menginggat rumah kita, mengingat para tetangga yang sedang menjengguk. Mamak memintaku untuk terus berada di
sampingnya, sebelum kepergiannya mamak berpesan padaku
“ sari anakku, maafkan mamak ya
nak, mamak tidak bisa bertahan lagi, sari harus kuat, sari bisa hidup sendiri, sekarang sari bisa
bebas, mamak sangat bahagia memiliki anak seperti sari, mamak ingin sari terbang bebas dengan
sangat antiknya". Begitulah pesan terakhir mamak untukku. Setelah beberapa bulan usai proses
pemakaman mamak. Aku berencana untuk meninggalkan desa ini, mamak aku menjual rumah
kita, aku benar-benar akan terbang bebas. Aku pindah ke kota hidup sendiri menyewa kontrakan
kecil. bermodal pernah menjadi pembawa acara radio. Aku mengikuti pendidikan pramugari,
namun semuanya begitu sulit untukku. Banyak sekali persyaratan yang belum kukuasai sepenuhnya seperti dalam hal berbahasa asing, terlebih lagi bahasa inggris untukku yang hanya lulusan SMA. Setelah 6 bulan pembelajaran langkah terakhir adalah melakukan serangkaian tes.
Aku mencoba mempelajari banyak hal di sini, akan tetapi surat hasil seleksi beserta tes yang
datang satu minggu setelahnya sungguh mengecewakan hati siapapun yang membacanya. Aku
tidak lulus bahkan nilai yang kudapat dalam tes tidak lagi bisa disebut angka. Aku hanya bisa
menerimanya dengan lapang dada. Aku kembali ke profesi lamaku, semua yang aku lakukan
seperti tidak ada artinya hari-hariku kosong, aku mulai merindukannya. Aku tidak mengerti
dengan apa yang terjadi pada diriku aku yang dulu sangat mendambakkan kebebasan sekarang
malah merasa bahwa kebebasan adalah kesepian.tidak ada lagi orang yang membuat alasan diriku
untuk selalu berpulang. Sebuah pepatah mengatakan kebebasan yang sebenarnya datang bersama
dengan batasan. Kurasa pepatah itu memang benar, kini aku benar-benar tak memiliki batasan,
namun yang kurasakan sekarang bukanlah kebahagiaan melainkan kesepian. Kurasa kebebasan
yang sesungguhnya adalah dimana aku bisa memilih namun tetap dalam suatu batasan.Aku memutuskan untuk kembali ke desaku mengontrak sebuah ruangan persegi kecil, yang kulakukan setiap hari hanyalah pulang pergi mencari maki, hidup sendiri menanti mati.
Mendekati tengah malam pukul 12:00, aku pulang lembur ketika hujan mulai turun, dan
lampu-lampu desa mulai padam satu-persatu menyisakan cahaya dari lampu kuning di depan-
depan rumah. Hanya ada beberapa orang yang kujumpai selagi berjalan pulang melewati gang-
gang kecil. Mang udin penjual nasi goreng keliling dan bang didin penjual sate yang selalu
magkal di depan jalan masuk gang. Kadang kala juga di sapa beberapa anjing penjaga rumah
orang berada di desaku. Entah aku tak tau berapa ton emas yang mereka simpan hingga harus
memasang anjing penjaga di setiap sudut pekarangan rumah. Begitulah alur hidupku aku selalu bekerja lembur, namun tak pernah memegang sepeserpun uang. Entah hilang kemana semua
uang itu, atau mungkin kira-kira terjatuh di toko-toko pingir jalan selagi aku pulang lembur. Atau
mungkin semua uang itu tak sadar habis untuk menebus tagihan semua kebebasan semu ini. aku
rasa harga kebebasan itu sangat mahal, hingga hidup mamak dan seluruh uang yang kuhasilkan
selama hiduppun seperti tak cukup untuk membayarnya. Kini aku tak lagi menginginkannya
terbang tinggi ataupun kebebasan itu sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
sedikit layak untuk dibaca
Short Storykumpulan cerita-cerita pendek yang mungkin pernah kamu alami atau yang mungkin juga orang lain inginkan.