Hidup untuk normal di sekolah bagi jenia sangatlah susah. Setiap hari dirundung ditindas dengan senonoh.
Semua ini berawal jeina pun tak tau bagaimana bisa dirinya ditindas dengan manusia sampah itu. Walau terus ditindas dibuly dirundung jeina tetap masuk sekolah dan tak ingin pindah atau keluar sekolah.
Jeina harus bertahan demi ibunya, keluarga satu satunya yang ia punya.Jeina selalu bertanya pada dirinya sendiri apa yang ia lakukan sampai harus selalu dirundug di sekolah.
Jeina naresha,
Dibalik semua ini pasti ada balasannya.
❗❗❗
Pagi yang cerah tapi gadis ini selalu memasang wajah datar tanpa rasa semangat diwajahnya.
Sudah jadi kebiasaan Jeina pergi sekolah sangat pagi tanpa ada orang satupun di sana, jeina hanya ingin menghirup udara kebebasan dan kedamaian sebelum para pemberontak datang.
Waktu terus berjalan sampai bel berbunyi masuk.
Jam pertama sudah di lewati dan inilah waktunya jam kedua.
Para berandal sekolah akan memasuki kelas.
Jam jam yang sangat disegani jeina.
Dari luar sudah terdengar suara ribut para geng yang sedang mengobrol, tanpa ragu mereka masuk ke kelas menghiraukan guru yang sedang menjelaskan.
Jeina lansung menunduk di kursinya tidak ingin menatap para wanita sialan itu.
"Hey" tegur guru pada 3 wanita yang baru masuk kelas.
Sontak saja mereka langsung berhenti dan menoleh kebelakang.
"Siapa suruh kalian masuk?"tanya bu diyan dengan tegas.
"Ck" naira mendecak dengan remeh.
"Anak zaman sekarang hampir semuanya nggak sopan sama orang yang lebih tua ya? Kalian bertiga sekarang keluar buat laporan terlambat masuk, baru boleh masuk cepat!!" Emosi bu diyan tak terkendali.
Tanpa ragu naira berjalan kedepan langsung menghadapi ibu diyan.
"Ck, lo ini gila hormat ya?" Ucap naira sambil memandang remeh wanita didepannya.
Bu diyan, terpancing emosi dengan sigap langsung menampar naira yang berada di depannya.
Plaak
Sebuah tamparan mendarat dipipi naira dengan keras.
"Saya disini sebagai guru untuk mengajarkan pendidikan bukan untuk mencari hotmat dari murid, tapi murid seperti kamu pantas mendapat tamparan dari saya!!!" Emosi bu diyan makin tak terkendali.
Plak
Sebuat tamparan mendarat di pipi bu diyan.
Murid dikelas sudah tidak asing dengan pemandangan didepan.
"Lo guru baru ya? Seenaknya nampar gue dengan keras"ucap naira sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Bu diyan hanya memegang pipinya yang kesakitan.
"Ck, heran gw kenapa para guru baru nggak tau aturan disini sih? Apa bokap gw nggak bilang apa apa? Lo tau nggak aturan yang nggak di kasih tau sama bokap gw ke elo"
"Apapun aturannya saya tidak ingin tahu karna kamu masih di bawah umur mau anak siapapun kamu saya mau kamu keluar dari sekolah ini" tegas bu diyan sambil menunjuk jarinya ke arah pintu memerintahkan mereka agar keluar.
Plak
Sebuah tamparan lagi di dapat bu diyan dari gadis sialan itu.
"Aduh.... Lo tau gak sih eh... Salah maksudnya ibu yang terhormat tau gak sih aturan disini itu, anak dari pemilik sekolah harus diperlakukan layaknya ratu, dan satu lagi teman teman naira juga harus dilayani dengan baik pahamkan ibu..." Ucap nira dengan ditekankan kata terakhirnya.
"Kasih paham nai" ucap mita teman yang berada di samping kirinya.
Naira, mita dan ema langsung keluar meninggalkan kelas.
Sedangkan murid lain hanya melihat bu diyan terduduk lemas di depan kelas.
Jeina dengan sigap langsung berdiri dan menolong ibu diyan agar berdiri dan membawanya ke kantor.
❗❗❗
Assalamu'alaikum teman teman
Selamat pagi, siang, sore, dan malam.
Jadi ini aku buat cerita tapi takut sepi pengenya si rame soalnya baru pemula hehehe☺️
Bukannya mau maksa tapi kalo kalian baca mohon kasih bintang ya terus masukin ke perpustakaan atau draf bacaan.
Sebagai ucapan terimakasih tekan aja bintang ya hehehe.
Semoga kali ini, ceritanya berhasil ya mohon doanya kawand kawand.
Jangan lupa vote kawand!!!
Itu aja salam hangat dari aouthor 🙌🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Geheim
Teen FictionBahaya yang kalian takuti bisa saja adalah orang yang kalian remehkan. Satu siswi sekolah Tripan menjadi bahan bullyan dan perundungan semenjak pertama masuk sekolah. Sekolah inipun memiliki aturan yang aneh, untuk para anak petinggi. Perundungan t...