" Kak, aku mau pesan Medium Ice Americano satu atas nama Bunga "
" Medium Ice Americano satu atas nama Bunga. Ada lagi tambahan nya kak? "
" Ngga ada kak, itu aja "
" Total nya jadi Rp. 38.000,00,- "
" Ini kak uang nya "
" Baik, duit nya Rp. 50.000,00,- ya kak. Ini kembalian nya dan struk nya, mohon di tunggu ya "
" Makasih kak "Siang ini suasana cafe di tempat Clara bekerja, sangat ramai di kunjungi mahasiswa yang sedang belajar untuk ujian semester. Banyak sekali mahasiswa yang belajar bareng di sana sembari meminum kopi yang sudah mereka pesan sebelum nya dengan tambahan kudapan yang mereka pesan juga.
" Medium Ice Americano satu ya Van, Btw yang Hot Lemon Tea atas nama Wenda mana? " Tanya Clara.
" Belum di buat, stok Lemon di kulkas habis belum beli lagi. Tadi Reza keluar buat nyari Lemon dulu. Ada tambahan ngga Ra? " Ucap Vano.
" Ngga ada kok "Vano pun langsung membuat pesanan yang Clara maksud. Semua orang di sini menyukai Clara karena kepribadian nya yang sangat ceria dan aktif. Ntah dari teman - teman satu pekerjaan nya, para pembeli, anak - anak remaja yang sering nongkrong di sini, dan masih banyak lagi.
Di balik keceriaan Clara dan ke aktifan Clara dalam bekerja, ada suasana hati yang begitu pahit di dalam hidup nya. Namun, hanya Clara dan Pita yang tau ini. Pita adalah sahabat Clara sedari SMP saat mereka bertemu di ekstrakurikuler Tari tradisional. Mereka juga bertetangga karena jarak rumah mereka hanya di batasi oleh 2 rumah saja. Mereka sangat dekat hingga bisa di bilang seperti adik dan kakak.
Clara mengambil alih kasir karena Reza sedang pergi keluar untuk membeli Lemon karena stok persediaan Lemon di tempat mereka sudah habis. Saat iseng tak ada pembeli lagi, Clara mengutak - atik komputer kasir untuk melihat menu - menu yang sudah habis.
" Ini habis, ini juga, eh kok ini iya ya? perasaan kemarin baru belanja, kok banyak ya? " Ujar Clara kebingungan.
Stok menu cafe Clara terlihat banyak yang habis, mungkin karena cafe sedang ramai. Masih dengan kegiatan yang sama, tak lama datanglah seorang pria tinggi berbadan besar menghampiri meja kasir dengan 2 orang teman nya.
" Permisi "
" Kok bisa habis ya? apa Pita ngga belanja? "
" Permisi mba "
" Duh tunggu ya " Tetap fokus pada layar komputer kasir.
" Saya mau pesan minuman "
" Sebentar ya kak, duh gimana sih ini "Tak lama pria tersebut memainkan lonceng yang tepat berada di depan meja kasir.
" Permisi, saya mau pesan minuman boleh?! halo! "
Semua orang yang ada di area cafe tersebut langsung menengok ke arah meja kasir. Pria tersebut masih memainkan lonceng nya hingga ia bisa di notice oleh Clara.
" Aduh! tolong dong jangan mainin lonceng nya itu bukan ma.... " Ucap Clara kesal sambil menoleh wajah ke arah pria tersebut.
Pria tersebut mengangkat satu alis sambil menatap wajah Clara. Mereka saling bertatap - tatapan dengan keadaan hening menyelimuti mereka, kedua teman pria tinggi itu langsung mengalihkan pandangan karena tidak mau mengganggu keseriusan mereka.
" eeee.... anu.... maaf kak... eh pak... eh apa si... i...itu maaf soal tadi hehe. kaa...kakak mau pee....pesan apa? " Tanya Clara grogi.
" Sopankah seorang kasir membentak seorang pembeli? pembeli adalah raja, seharusnya kamu bersikap ramah kepada saya" Jawab pria itu tegas.Clara hanya diam membeku dan tak bisa berkutik, Reza pun menghampiri Clara di sana sembari memakai celemek.
" maaf atas ketidaknyamanan anda dalam memesan kopi di tempat kami, ada yang bisa saya bantu untuk pesanan anda tuan? " Tanya Reza kepada pria tersebut sambil mengganggam tangan Clara. Pita yang melihat kejadian tersebut menghampiri meja kasir dan memegang kedua bahu Clara sembari menuntun nya ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS
Teen FictionPertemuan ini bukan pertemuan pertama, ketika aku melihatmu aku merasa bahwa kamu adalah orang yang terbaik dalam hidupku tetapi ternyata aku salah menilaimu - Clara Cinta memang tidak bisa di lihat dari fisik nya saja, melainkan harus di lihat dari...