There's no need to be perfect (ren-guan)

8 0 0
                                    


Bintang hari ini begitu indah, walau udara mulai mendingin. Harusnya aku sudah masuk ke kamar satu jam yang lalu tapi sunyinya malam membuatku terbuai hingga melupakan sejenak semua beban yang kupunya. Namun perlahan udara yang semakin dingin ini membuatku merasa sedikit sesak, mulai kuraba kantong celanaku. Aku mulai merasa panik karena tidak bisa menemukannya benda kecil yang bisa membuat kesesakan ini berkurang.

Aku mulai menarik nafas perlahan mencoba mengingat dimana aku menaruhnya, dan betapa bodohnya aku. Kuletakkan benda yang menjadi kebutuhan ku itu ada di atas nakas tepat disebelah tempat tidur ku.

Semakin kurasakan sesak seakan dada ini diakan meledak jika aku melangkah satu langkah saja, kepala ku menjadi sangat pening karna sesak yang kuderita. Sampai kulihat seseorang sedang memanggilku, semua seperti berdengung.

Hingga kudapati seseorang yang sangat penting dalam hidupku, memandangku dengan tatapan khawatirnya. Sedikit senyuman terukir diwajahnya, mungkin merasa lega karena masih mendapati jiwaku masih berada di dalam ragaku.

Setelah nafasku kembali normal diangkatnya aku menuju ke tempat tidur, kukalungkan lengan kurus ku di leher jenjang nya dan menyandarkan kepalaku di bahunya.

Meletakkan ku di bawah selimut hangat dan memelukku begitu erat, seperti khawatir aku akan pergi dari nya lagi.

"Kau tau, saat melihatmu seperti itu membuatku merasa dunia yang aku impikan telah direnggut. Aku mohon jangan lakukan hal itu- hiks.."

"Guan aku tidak apa-apa, selama ada kau kenapa aku harus takut. Tak ada yang perlu ditakutkan bukan"

" Dunia ini terlalu jahat, terkadang kita bisa jatuh begitu saja disaat kita baru mendapatkan nya sayang. Seperti aku yang du-"

"Sudahlah ini sudah malam, jangan membahas hal yang tidak penting lagi. Kau sudah berjanji Guan kita tak akan membicarakannya lagi."

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi diantara kami, hanya kesunyian dan juga berbagai isi pikiran kami sampai dia merubah posisinya.

Menindihku dan menatap ku lama, menciumku tiba-tiba dan meraih tanganku, memasangkan cincin putih dengan berlian mungil yang menghiasi nya.

"Ayo bangun kembali rumah tangga kita! bersama merawat dan menjaga baby sampai dia bisa berjalan sendiri. Ayo kita buat kenangan yang indah walau nanti tidak untuk selamanya didunia."

Dia mulai menitikkan air mata sambil berusaha menunjukkan senyuman nya. Seakan menunjukkan seberapa rapuhnya laki-laki yang berstatus mantan suamiku ini.

Aku tahu akan sangat sulit nanti nya jika kami kembali lagi seperti dulu, dengan kekurangan ku aku tidak yakin akan bisa membuka mata untuk esok hari.

Namun setelah melewati perjalanan yang begitu menyakitkan akhirnya,

"Ya, ayo buat kembali kenangan indah."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RANDOM One-ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang