satu

1 0 0
                                    

Hurts so good- astrid

Bagian satu


Semilir angin membelai pipi dengan begitu lembut, suara gaduh  didalam kelas  begitu memekik ditelinga. Perempuan jangkung dengan seragam putih abu duduk dimeja belakang dengan sebuah novel yang dipegangnya dan sebuah ponsel lengkap dengan earphone yang terpasang ditelinga. Jika dilihat orang-orang sekitar dia begitu tenang, tidak terganggu dengan keadaan sekitar, nyatanya dia menjauh dari orang-orang untuk memulihkan hati yang telah patah. Sakit yang di rasakan  menjalar dari ulu hati ke seluruh tubuh, membuat kepala rasanya pening. Nyeri, sesak, ada rasa tak tahan, ada rasa ingin berteriak meraung kesakitan, namun apalah daya hanya bisa diam.

Setelah beberapa menit membaca, lalu  menurunkan kepala dengan tangan sebagai ganjal. Rasanya ingin menangis saja, ingin cepat pergi dari tempat itu dan ingin pergi ke suatu tempat yang begitu membuat tenang. Kata-kata itu masih terngiang dengan segala cacian dan makian yang dilontarkan. Pantaskah jika menangis, sakit dengan apa yang dilontarkan padanya? Memikirkannya saja membuat kepala pening dan membawanya kealam mimpi.

" Din, lo baik-baik saja?" tanya Reta. Dinda menggelengkan kepala  tanda bahwa dia sedang baik baik saja lalu melepaskan earphone yang terpasang ditelinganya.

" gue gak yakin din lo baik-baik aja. Jujur aja din, gapap kok"

"beneran ta gue gapapa. Gue cuma lagi badmood gara-gara cerita yang gue baca" jelas Dinda. Dinda yakin Reta gak bakalan percaya dengan ucapannya, karena dia tahu gimana mood dirinya saat benar-benar sedang dalam masalah.

"yaudah, gue mau kekantin. Lo mau nitip gak?"

" emmm susu coklat deh satu" ucap Dinda dengan semangat. Reta mengangguk lalu pergi menuju kantin.

Jika dilihat dari sisi orang lain, mungkin dirinya begitu menyedihkan. Duduk dimeja belakang dengan sebuah buku dan selalu melihat keluar jendela. Menyedihkan sekali, lirihnya dalam hati.

Dinda seorang perempuan dengan berbadan tinggi, mata bulat, bibir tipis dan memiliki tubuh yang pas, benar-benar pas.  Perempuan yang selalu tak peduli dengan penampilan dan selalu tampil apa adanya. Sehingga lawan jenisnya mungkin tidak mau melirik dirinya, menjadi perempuan biasa tanpa cinta dan itu tujuan utamanya. Perempuan dingin dengan segala ucapan yang menusuk hati untuk mereka yang tidak tahu seperti apa aslinya. Dan dengan mata bulat yang menatap bak tatapan elang.

Menjadi perempuan biasa dan tanpa cinta? Pembodohan sekali. Benar, hati perempuan itu mudah sekali luluh hanya dengan sebuah kata-kata manis dan sebuah perhatian. Dan dia benci itu. 

" kenapa sih, sakit terus hatinya. Nyeri bangett. " ucapnya dengan menepuk-nepuk bagian dadanya.

Tak sengaja Reta mendengar ucapan Dinda, Sekarang ia tahu kenapa sahabatnya murung.
"masih kepikiran?"

Dinda kaget bahkan hampir berteriak.
"kebiasaan deh ret !. Enggak, gue lagi sedih karena ceritanya".

" oke, oke. Lo pandai bohong. Nih susu coklat kesukaan lo dan supaya lo tenang, minum gih" titah Reta pada Dinda. Tanpa basa-basi Dinda langsung menyeruput susu coklat kesuskaannya. Setidaknya dia agak tenang sedikit.

Reta, cewek tinggi minimalis, sibendahara kelas yang lumayan cerewet dalam masalah keuangan kelas. Sahabat Dinda satu-satunya. Dan incaran cowok sekelasnya. Reta tipikal cewek yang gak peka dalam hal cinta, tapi untuk menceramahi mereka-mereka yang patah hati dia jagonya. Perempuan dengan badan kurang gizi, mata bulat, dan senyumannya yang hangat mampu membuat siapa saja luluh.

"Din, sekarang lo udah bisa cerita?"

"belum Ret. Gue masih gak mood"

"yaudah, nanti gue tagih lagi. Awas ya lo !". Dinda hanya mengangguk lalu sesekali melihat keluar jendela. 

Sepulang sekolah Dinda langsung pulang tanpa mengikuti eskul. Dirinya sedang malas dan hanya ingin ketenangan.

***

Arghh semoga suka sama ceritanya, setelah vakum menulis eh datang-datang dengan cerita baru. Maaf bangettt para readers, aku lupa dengan alur yang kubuat di cerita itu. Tapi insyaallah nanti aku lanjutin cerita itu.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya :)

Selamat membaca

Love u all

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sekeping HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang