Chapter 7

76 11 0
                                    

Malam itu terdengar suara langkah kaki di sepanjang koridor lantai dua gedung sekolah. Ada seseorang yang diam-diam mencoba menyelinap masuk ke dalam ruangan klub jurnalistik. Ia berusaha membobol pintu dengan hanya mengandalkan satu penjepit rambut saja.

"Berhasil!" ujarnya. Setelah pintu berhasil dibuka, ia pun buru-buru masuk ke dalam dan pergi menuju komputer terdekat. Dia mengeluarkan flashdisknya lalu mentransfer beberapa file ke komputer kemudian mengunggahnya ke situs web klub jurnalistik, tak lupa ia mengatur timer untuk proses pengunggahannya.

"Hmm, lucu bukan. Mari kita lihat seperti apa reaksinya setelah melihat foto-foto ini," ujarnya. Ia kemudian mematikan komputer lalu bergegas pergi dari ruangan klub jurnalistik.

***

Elsa berjalan menuju ruangan klub jurnalistik. Di sepanjang perjalanan Elsa terus saja mendapatkan tatapan tajam dari para murid yang ia lewati. Sesampainya di depan ruangan klub jurnalistik, Elsa langsung dihadang begitu saja oleh Andin.

"Ngapain sih lo pake ngehalangi jalan gue segala? Minggir sana!" usir Elsa.

"Sepertinya lo lupa, kalau sekarang ini elo lagi dalam masa hukuman dan selama itu juga lo dilarang untuk masuk ke ruang klub jurnalistik," Andin kembali mengingatkan Elsa.

Elsa kemudian teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu.

Flashback on

Ada ribut-ribut apa ini!" Beberapa orang terlihat memasuki ruangan klub jurnalistik. Ternyata yang datang adalah tiga orang murid dari organisasi keamanan sekolah, terbukti dari slayer yang mereka pakai. Terdapat sulaman burung merpati di sana.

"Kelihatannya ada masalah serius di sini jadi lebih baik kita selesaikan aja di ruang orkes atau kalau kalian gak bersedia bisa langsung kami bawa aja masalah ini ke guru BK," mereka diberi dua pilihan. Apakah ingin menyelesaikan masalah mereka di ruang orkes atau langsung ke guru BK saja sekalian.

Saat di ruang orkes (organisasi keamanan sekolah) Elsa dan Fina mulai ditanyai beberapa pertanyaan oleh Renald yang merupakan ketua dari organisasi keamanan sekolah.

"Jadi apa masalahnya?" tanya Renald to the point.

"Dia yang duluan mulai" tuduh Fina   langsung.

"Ihh! enak aja, dia duluan yang mulai. Dia seenaknya aja nyelonong masuk ke ruangan klub jurnalistik sambil marah-marah bahkan dia juga udah nampar gue," kata Elsa tak mau kalah.

"Apa ada alasan khusus sampai lo nampar Elsa," tanya Renald pada Fina.

"Karena dia udah nulis berita palsu tentang ketua kami," jelas Fina.

"Palsu! artikel yang gue tulis itu real tau!" Elsa melipat tangannya di dada.

"Oke, walaupun masalahnya cuman karena kesalahpahaman kecil kalian tetap harus dapat poin hukuman," kata Renald.

"Fina akan mendapat 10 poin hukuman karena udah main kekerasan dan merusak properti sekolah," Renald memberikan poin hukuman yang tergolong rendah.

"Hah! Kekerasan apa?" tanya Fina tak terima.

"Lo udah nampar Elsa dan itu termasuk kekerasan selain itu, lo juga sempat nendang pintu ruangan klub jurnalistik sampai rusak," Renald memberi pemahaman kepada Fina mengenai kesalahannya.

"Jadi sepulang sekolah lo harus ngebersihin ruangan klub jurnalistik demi menebus poin hukuman lo," perjelas Renald.

Fina hanya bisa berdecak sebal mendengarkan hukuman yang ia terima sementara Elsa tertawa di atas penderitaannya.

"Dan untuk Elsa, lo ngedapetin 32 poin hukuman," kata Renald tiba-tiba, membuat senyum yang terukir di bibir Elsa seketika menghilang.

"Hah!! Kok aku dapat poin hukuman lebih banyak dari dia sih? Padahal kan aku korban di sini," ujar Elsa sok mendramatisir.

THE RED TAIL [END]Where stories live. Discover now