PART III

235 33 0
                                    

Orang-orang terdekat Rose sering mengatakan kalau Rose seperti buku yang terbuka, mudah mengekspresikan apa yang dirasakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang terdekat Rose sering mengatakan kalau Rose seperti buku yang terbuka, mudah mengekspresikan apa yang dirasakan.

Tapi Rose tidak setuju dan menganggap dirinya hanya mencoba untuk jujur, karena seringkali juga orang-orang memanfaatkannya dan ia kebanyakan menerimanya. Harusnya kalau ekspresinya terbaca dan keberatan, pasti akan terlihat jelas.

Ia kembali curhat ke Unnienya Alice perihal ini dan Alice hanya terkekeh menanggapi "Memang kau sering keberatan dengan permintaan orang lain?"

Rose terdiam dan memikirkan pertanyaan Alice. Benar sih, mungkin awalnya sedikit keberatan, tapi ketika memikirkan nilai sosial dan peri kemanusiaannya yang menggebu maka ia tetap ikhlas menjalani.

"Tetap jadilah orang baik, kalau orang memperlakukan mu tidak - itu masalahnya. Kau harus tetap baik, Rose"

Ayahnya yang duduk disampingnya menatapnya lembut, menyentil hidungnya dan kemudian menyeruput kopi yang disediakan oleh ibunya.

Hari ini weekend panjang baginya karena memang libur semesternya sudah dimulai. Alice dan ayahnya pulang kerumah dengan mengambil cuti sedangkan ibunya yang pekerjaan lebih santai memang libur pada akhir pekan.

"Kalau seperti mantan kekasihnya bagaimana ayah? apa Rose masih tidak boleh menendang bokongnya?" Alice ikut bergabung di sofa bersama yang lain. Ibu, ayah, Alice dan Rose sedang bersantai di sofa ruang keluarga. Sudah menjadi rutinitas jika keempatnya sedang bersama dirumah. Rose tumbuh besar dengan segala kehangatan keluarga, hanya untuk akhir-akhir ia mulai merasa sedikit berbeda karena Alice dan ayahnya tidak sering berada dirumah.

"Untuk apa Rose menendang bokongnya, kau kebanyakan nonton spongebob" Ibu ikut bergurau dan geleng-geleng kepala menanggapi Alice.

"Ah aku ingat episode itu unnie, kau ketakutan sampai selalu melindungi bokongmu mu kan, katamu temenmu jerry mirip sekali dengan orang yang menendang bokong spongebob"

Rose meledeknya, padahal bukan begitu kebenarannya. Itu bukan Alice, tapi dirinya.

"Itu kau, bodoh. Pantatmu tebal sekali waktu itu, jadi kau parno ada yang menendangnya"

Alice terkekeh bersama ibu dan ayahnya. Rose mengelak "itu karena kau sering menendangnya, aku bisulan karena kau by the way"

Alice menyanggah dan menatap ayah ibunya yang mulai mengerut karena tidak pernah mendengar berita ini, mereka minta penjelasan pada Alice.

"Bukan seperti itu Ayah Ibu, Rose kecil memang sering tidak mencuci bokongnya saja, bukannya Ibu selalu mengeluh kalau celana dalam Rose bau busuk"

"Enak saja ya" Rose melotot kepada Alice yang dibalas kekehannya olehnya. Ia seketika cemberut dan menatap sadis unnienya.

"Kau jahat sekali" Lalu pura-pura merajuk dan menuju dapur sambil sengaja menghentakkan tiap langkahnya jelas sepanjang lantai dengan sendalnya swallownya.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang