langkah kaki terdengar disepanjang hutan, terlihat seorang gadis cantik dengan keranjangnya yang berjalan ringan dengan senandung yang keluar dari bibir pink nya. Ia adalah Arumi yang sedang mencari ginseng liar di hutan Nethel, hutan perbatasan antara suku Wayan dan suku Azhiri
"Aku menemukannya" teriak Arumi girang
ia bergegas menggali tanah dengan cangkul kecil di tangannya, setelah mendapatkannya ia berjalan untuk mencari ginseng liar yang lain, ginseng liar hanya terdapat di hutan nethel oleh karena itu ia berada di dalam hutan tersebut
saat sedang menyusuri hutan, Arumi dikejutkan dengan suara pedang yang saling beradu, suara itu terdengar di balik batu besar yang tak jauh darinya berdiri, ia pun bergegas melihat ada apa disana
ia pun terkejut melihat 2 mayat tergeletak di tanah, dengan seorang pria yang memegang pedang berlumuran darah
"A-apa yang terjadi" ucapnya
tanpa ia sadari pria tersebut menoleh kearahnya
"Apa yang kau lakukan di tengah hutan seperti ini nona?" tanya pria itu sambil menghampiri Arumi
"Aku sedang mencari ginseng liar untuk membuat herba" ucapnya sambil menatap takut ke pria tersebut
"Jangan takut denganku nona, aku bukan orang jahat" ujar pria itu sambil memegang perut kanannya
"Kau terluka? kemari biar aku obati lukamu, agar tidak infeksi nantinya" ujar Arumi sambil menarik pria tersebut agar bersandar dibatu besar
"Bila aku boleh tau, siapa dua orang mayat tersebut tuan?"
"Mereka adalah pemalak yang menghadangku, kami teribat pertempuran kecil dan inilah jadinya"
"Aku belum tau siapa kamu nona?" ujar pemuda itu lagi
"Namaku Arumi dari desa wahan, dan aku adalah peracik herba"
Raut wajah terkejut ditunjukkan oleh pria tersebut kepada Arumi
"Kenapa tuan, apakah ada yang salah? aku juga belum mengetahui siapa tuan ini" ujar Arumi lagi
"Ah tidak ada, namaku Leonardo kamu bisa memanggilku Leon, aku adalah seorang pengembara" ucapnya
Mereka berdua pun terhanyut dalam percakapan yang begitu lama, hingga
"Tuan Leon kamu dimana?" teriak seseorang
"Sepertinya kamu sudah dicari dengan teman mu, aku permisi dulu" pamit Arumi
"Arumi, mari kita berjumpa lagi disaat bunga sedang bermekaran, aku menunggumu disini" seru Leon
Ucapan Leon hanya dibalas senyuman oleh Arumi, Arumi pun bergegas pergi dari tempat itu
"Tuan leon disini kau rupanya, aku mencarimu dari tadi" Ucap pria itu
Ucapannya tidak digubris oleh Leon, Leon hanya tersenyum sambil menatap kepergian Arumi
"Tuan kau dengar aku tidak? dan siapa wanita itu?"
"Gadis Wahan yang amat cantik" Balas Leon sambil tersenyum
"Tapi tuan, suku Wahan adalah musuh suku kita, suku Azhiri, Kau tidak boleh menyukainya tuan kepala desa bisa murka bila ia tau, dan bagaimana jika ia adalah mata mata dari suku Wahan?" ucap pria itu terkejut
"Aku tau Sean, maka dari itu kau harus menjaga rahasia ini, dan juga aku tidak mengungkap identitas asliku didepannya, lagi pula ia hanya seorang pembuat herba" jelas Leon
"Ada apa kau mencariku?" tanya Leon
"Astaga aku sampai lupa, kepala suku ingin bertemu dengan tuan di kantornya"
"baiklah, aku akan segera kesana"
.....
Selepas dari hutan tadi Arumi lekas berjalan menuju desanya dengan wajah berseri, sesampainya didesa
"Kakak... kenapa lama sekali kedalam hutannya" Panggil adik Arumi yang bernama William atau biasa dipanggil Will
"Ginseng liar susah didapat will, aku sudah lelah mencarinya"
"Tapi raut wajahmu tidak menunjukkan bila kakak kelelahan, wajahmu berseri kak" sahut will
"Aku hanya dapat keberutungan kecil, ayo kita segera ke toko, banyak yang harus dikerjakan" Ujar Arumi dan Will pun mengikutinya
"Apakah keberuntungan kecilmu adalah seorang pria kak?" Arumi yang mendengarnya pun terkejut atas ucapan sang adik
"Dari raut wajahmu sudah menjelaskan semua, siapa pria itu kak?" sahut Will lagi
"Tidak ada pria, ucapanmu tidak benar"
"Kakak tidak pandai berbohong" ujar Will berjalan melalui Arumi
"Memang tidak ada" balas Arumi mengejar will
"Arumi...
_________________________________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.