Reinkarnasi ke Gensokyo

29 1 0
                                    

Suara sungai terdengar ditelingaku, perlahan namun sangat dekat. Kesadaranku kembali seperti semula dan melihat kesekitar. Seketika aku menyadari bahwa aku ada diatas kapal dan disekitar adalah sungai. Diatas kapal terdapat seseorang yang kupikir itu adalah seorang perempuan yang membawa sebuah sabit seperti grim reaper namun sabit itu ada pola bergelombang. Pakaiannya sedikit aneh menurutku, jika aku berpikir itu adalah pakaian yang cukup lawas. Gaun putih dengan ditutupi rompi berwarna biru, lalu diikat dengan Obi[1] dengan koin besar ditengahnya.

Aku bertanya kepada perempuan itu. "Dimana ini?"

Dengan tenang perempuan itu menjawab, "ini di Sungai Sanzu, tempat dimana roh diantar ketempat penghakiman"

Aku tidak pernah berpikir bahwa Sungai Sanzu itu benar-benar ada. Jika dibilang, aku hanya pernah mendengarnya ketika aku bermain game saat itu. Sebentar, sepertinya aku sedikit tahu soal ini dan jika benar begitu timeline-nya berarti berada setelah insiden bunga.

"Maaf aku akan bertanya lagi, apa ada insiden yang terakhir kali terjadi?" Tanyaku sedikit serius

Perempuan itu mencurigaiku namun dia tetap menjawabnya. "Ya, ada"

"Jika boleh tau, insiden apa itu?" Aku tetap bertanya penuh keyakinan bahwa itu adalah insiden bunga.

"Insiden bunga, dimana semua bunga bahkan selain bunga yang ada di musim semi juga tumbuh," jawabnya sambil terus menatap kedepan.

Itu benar-benar insiden bunga, bahkan dia menceritakannya sampai detail. Tunggu sebentar, kalau begitu setelah ini akan ada insiden lagi yang melibatkan kuil baru. Biarlah, aku akan mengikuti alurnya saja.

Tak lama kemudian, aku sampai dimana tempat penghakiman. Jika aku ingat ini harusnya adalah Higan, tempat dimana seorang hakim mulai untuk menilai para arwah. Aku hanya dituntun hingga menuju hakim untuk mulai menilaiku.

"Sepertinya tidak ada masalah dengannya, kau bahkan bisa direinkarnasi kalau kau mau," jawab hakim tersebut.

Penampilan hakim tersebut memakai gaun dengan 3 warna, biru gelap, hitam dan putih dengan dekorasi berwarna emas dan sebuah pita dibagian lengan. Topi yang berwarna putih dan biru dengan emblem dibagian depan berwarna emas dengan tulisan berwarna hitam yang tidak kuketahui.

"Bisakah aku bereinkarnasi?" Tanyaku dengan nada tenang

"Tentu saja kau bisa, namun kau hanya akan jadi penduduk biasa," jawab hakim tersebut

"Aku aka-" saat aku akan menjawabnya, perempuan yang membawa sabit itu berbisik kepada hakim tersebut.

Tentu saja aku tidak tau apa yang dia bicarakan tapi sepertinya dia sedang mengatakan sesuatu soal dikapal tadi. Jadi kemungkinan aku akan bereinkarnasi akan rendah lagi sepertinya.

"Maaf gangguannya tadi, anak buahku memang sedikit tidak bisa melihat situasi. Jadi apa jawabanmu?" Tanya hakim itu kembali padaku

"Aku akan bereinkarnasi," Kataku dengan jelas

"Baiklah, permintaanmu dikabulkan." Hakim itu menggerakkan sebuah tongkat yang ditangannya lalu terbentuk seperti sebuah portal yang berada dibawah kakiku.

"Tentang yang a-"

"Tenang saja, dia tidak akan membuat banyak masalah sekarang"

Sepertinya perempuan yang membawa sabit itu mengatakan sesuatu namun hakim tersebut mencegatnya sebelum selesai berbicara. Mungkin dia tahu bahwa aku orang yang sedikit mempunyai informasi disini. Mungkin akan sedikit menyenangkan didunia ini. Dan secara perlahan jiwaku ditransfer kepada tubuh baru yang ada di desa manusia.

Aku yang sudah direinkarnasi ke tubuh baru yang dimana itu adalah tubuh bayi menangis keras saat ini karena baru saja dilahirkan. Ibuku yang sudah susah payah melahirkanku juga tersenyum kecil padaku. Mungkin dia bahagia karena kelahiran bayinya yang selamat. Ibuku memelukku dengan nyaman yang membuatku tenang.

"bayi yang sehat .... Akan kuberikan dia nama Silverion," kata ibuku dengan senyumannya yang indah

Begitulah reinkarnasiku yang dilakukan oleh hakim yang ada di Higan. Namun, pada saat yang sama di Higan, sedikit terjadi perdebatan antara perempuan yang membawa sabit dan sang hakim

"Eiki-sama, seharusnya dia tidak direinkarnasikan. Dia tau soal dunia ini!" Ucap perempuan yang membawa sabit itu.

"Biarkan saja dia, walaupun dia tau soal dunia ini itu tidak akan semuanya. Dia tidak akan menghadapi masalah apapun selama dia berada di desa manusia," ucap hakim yang disebutkan namanya sebagai Eiki oleh perempuan membawa sabit itu

"hah, baiklah Eiki-sama...." Perempuan yang membawa sabit itu hanya bisa menghela nafas sambil berharap bahwa tidak ada yang buruk terjadi.

Silver in GensokyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang