Aku selalu ingin menjadi obat,
Selalu melebarkan dadaku untuk menekan tangisan
Menajamkan telingaku untuk mendengar keluhan
Merentangkan tangan untuk memberi pelukan.Namun aku sadar,
Obat butuh persetujuan
Perlu izin dari sang pasien untuk terlibat dan percayaobat tidak pernah memaksa untuk menyembuhkan
tak jauh berbeda dengan makanan lain yang dimuntahkan saat tidak diinginkan
namun nyatanya, aku memaksakan diri...
tetap menjadi obat disaat aku-pun kesakitan
lalu obat tidak lagi sama khasiatnya
hanya pahit.
hanya pahit.
hanya pahit
tapi tidak menyembuhkan
kata-kataku tidak lagi menenangkan
pelukanku tidak lagi hangat
aku menyadari arti dari bahasa hati dan tubuh sendiri
menolak memberi izin untuk berbagi
berbagi bahagia disaat aku tidak memilikinya
aku menyadari tentang luka yang tidak pernah kurasa
yang selalu aku tekan dengan senyum ceria
sudah saatnya, sudah saatnya
memberi izin pada diri sendiri untuk merasakan luka
lalu perlahan mencari obatnya
lalu perlahan menyembuhkannya
lalu perlahan mengakui bahwa aku juga manusia
nyatanya, aku juga buth Obat