Pada tanggal 10 April kehidupan melekat dalam ragaku, aku mulai meninggalkan rumahku yang telah ku diami selama 9 bulan, entah bagaimana rasanya aku tidak bisa membayangkannya.
Tempat tinggal baru yang dikatakan sebagai dunia.
Kata orang dunia ini keras, tempatnya untuk berjuang, disini kebahagiaan singgah dan pergi tanpa kepastian kapan datangnya lagi. Namun aku tak peduli akan hal itu.Disini aku diciptakan bukan untuk hal itu, penciptaku senantiasa bersamaku dalam setiap sel tubuhku. Tuhan penciptaku Allah SWT memberikan cinta dan kasih sayangnya untuku lewat dua pahlawanku yaitu Emak dan Bapakku, mereka adalah orang kedua yang sangat mengenal aku dengan baik setelah penciptakau Allah SWT. Lewat merekalah Allah menaburkan cintanya untukku. Melalui bimbingan mereka aku melewati alur kisah hidupku. Merekalah kekuatanku, mereka yang menghubungkan cinta Tuhanku padaku.
Gerbong kereta saling terhubung menyatu bergandengan, bersatu untuk melaju dengan sangat kencang dengan rute yang kadang lurus dan sering kali berbelok. Aku lalui alur hidupku dengan menghubungkan cinta Tuhanku, cinta Emak Bapakku dan cintaku dalam kesatuan yang erat dan saling menguatkan untuk melaju kencang seperti kereta lalui alur yang lurus maupun berbelok.
Aku yakin aku pasti akan sampai pada tujuanku dengan menyatukan 3 cinta yang kumiliki.
Koneksi antara kita bukan seperti sinyal handphone yang sering menghilang, tapi koneksi ini seerat getah karet yang sangat lengket. Itula cinta Tuhanku, Emak Bapakku dan Cintaku
KAMU SEDANG MEMBACA
sajak sebutir debu
Poesiamimpi yang begitu panjang ,entah mustahil ,atau nyata,"karna aku hanya sebutir debu"