"Apakah kamu percaya bahwa semua yang terjadi di dalam hidup kita ini telah di gariskan oleh Sang Pencipta? Mungkin ini terdengar sangat klise, namun seperti itu yang sebenarnya terjadi. Tidak ada yang namanya hanya sebuah 'kebetulan' dalam perjalanan hidup ini, semua itu terjadi sebagaiamana mestinya. Kamu, aku maupun mereka pun tidak dapat memilih untuk lahir di dunia dalam kondisi, situasi, keluarga, maupun lingkungan yang seperti kita mau. Termasuk perihal dalam mencintai seseorang, apa dia pria ataupun wanita yang kamu tahu hanya bagaimana hatimu jatuh kepada-nya. Maka kamu harus terus bersyukur akan apapun yang terjadi di kehidupan-mu. Jadilah manusia yang berahklak ataupun bertindak, bertutu kata yang baik, dan memiliki hati yang tulus."
.
.
.
Drake's POV
Aku terus mengingat nasehat dari mendiang nenekku, beliau telah meninggalkan dunia ini sejak 40 hari yang lalu. Belum terlalu lama memang, tapi aku sangat menyayanginya. Kami berdua begitu dekat, sejak kecil aku sudah sering dititipkan ke tempat tinggal nenek. Karena ayahku yang sibuk dengan bisnisnya, sedangkan ibuku telah berpisah sejak aku masih berumur 7 tahun. Terkadang aku suka merasa kesepian, tapi setidaknya saat itu nenek selalu ada saat kubutuh kasih sayang.
Hari ini sangatlah panas diluar hingga membuatku malas keluar kosan, iya aku tinggal di kos sekarang. Singkat cerita, setelah nenek meninggal aku dibawa ayahku untuk tinggal bersamanya. Namun aku merasa kesepian, rumahku memang luas tapi itu membuatku muak. Lagipula dengan tinggal dikosan juga tidak beda jauh, tinggal dikamar kecil sendirian namun terasa hangat. Ya aku alasan aja dengan ayahku tinggal dikosan agar aku bisa lebih dekat jarak ke sekolah. Biar bisa mandiri, kan sapa tau anakmu ini jadi pintar bohongku. Rasanya lelah hari ini padahal tidak berbuat apapun.
Beberapa jam kemudian....
Tanpa sadar aku tertidur sedari siang, kuregangkan otot-ototku yang kaku ini. Hem... Sepertinya aku melupakan sesuatu, ternyata aku lapar. Namun aku terlalu mager keluar kamar bahkan untuk memesan makanan di aplikasi pesan/antar pun juga malas. Hingga akhirnya aku keluar kamar karena sudah tidak tahan lagi, "Tunggu sebentar ya cacing-cacingku." Ucapku sembari mengusap-usap perutku. Setelah melihat beberapa bungkus mie instan, akhirnya aku mengambil 2 bungkus mie goreng.
.
.
.
Author's POV
Drake yang sejak tadi asik masak mie instan, tanpa sadar bahwa ada sepasang mata yang sedang memperhatikanya. Pria tersebut menatap punggung Drake dari kejauhan dekat ujung tangga di lantai 1 kos. Seselesainya Drake memasak, ia memindahkan mie tersebut ke atas piring yang sudah terisi bumbu. Ia menaruh panci bekas masak ke dalam zink cuci piring. Dan ia pun jalan menuju balkon depan kos, tempat ini sering dipake anak-anak kos nongkrong. Drake pun memilih sembarang, ia mendudukan dirinya diatas kasur yang sudah usang di pojokan balkon. Drake pun memakan dengan lahap karena memang sudah sangat lapar. Hingga dirinya tersadar bahwa ada seseorang sedang duduk tidak jauh dari sebelahnya.
"Bolehkah duduk disini?" Tanya pria yang tengah duduk di sebelah Drake sembari tersenyum manis menampilkan deretan gigi-giginya. "Silahkan, toh disini juga negara bebas." Ucapnya sembarang. Ia tidak menggubris pria tersebut dan memelih untuk melanjutkan makannya.
"Kenyang-nya..." Seru Drake, pria yang sedari tadi duduk disebelahnya hanya memperhatikan Drake sembari memberikan senyuman kecil.
"Oiii.... Kamu anak baru ya dikosan ini?" Tanya Drake setelah ia balik lagi ke balkon, beberapa saat lalu ia menaruh piring bekasnya di dapur dan mengambil segelas air. Pria itu menoleh kearah Drake sembari tersenyum, "Krap..." Ucapnya. Drake hanya menganggukan kepalanya mengerti lalu kembali duduk disamping pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of The Paper [FrankDrake pt.1]
FanfictionHadirmu terasa sangat dekat. Suaramu seperti pernah kudengar. Pelukmu terasa begitu dirindukan, Apakah sebelumnya kita pernah bertemu? . . . Hai semua, ini fanfiction pertama aku di luar BTS. Semoga kalian suka ya :] jngan lupa di vote ya ma komen b...