Raden kian santang

# 1

    Pada suatu hari di kisahkan perjalanan prabu siliwangi yang menikahi putri dari kyai gendeng tapa atau kyai kuro kurawang Yang bernama nyimas subanglarang. Dalam pernikahannya dengan nyimas subanglarang beliau di karuniai 3 anak yaitu raden walangsungsang (cakrabuana), nyimas rara santang(syariffah), dan raden kian santang (raden sangara).
  Ketika raden kian santang lahir ibundanya meminta kepada ayahandanya ya itu prabu siliwangi untuk memperbolehkan putra dan putrinya untuk mengikuti agama ibundanya.
   
    "Salam hormatku kakanda apa kah boleh putraku kian santang menganut agama islam?" Subang larang.

   "Baiklah kalo itu keputusan dinda akan kakanda penuhi keinginan dinda" Prabu siliwangi

  "Terimakasih kakanda." Nyi ratu subanglarang

  Setelah diizinkan oleh prabu siliwangi yaitu ayahandanya raden kian santang pun di ajarkan mengaji oleh ibundanya dan 2 kakaknya.
   Telelah beberapa tahun kian santang merasa aneh dengan dirinya. Karena dia tidak bisa melihat darahnya sendiri.

   Lalu ia bertanya ke pada ayahandanya "Salam hormatku ayahanda aku heran ayahanda. Mengapa aku tidak pernah melihat darah dari tubuhku ini." Raden kian santang

   Ayahandanya pun merasa aneh dengan kejadian itu. Mengapa dengan putra nya mengapa tidak biasa mengeluarkan darahnya sendiri. Dan tidak terluka ketika terkena pedang atau senjata apa pun.
  Seketika raden kian santang pun meminta ayahandanya untuk mencari seseorang yang mampu melukai dirinya.lalu ayahandanya memerintahkan ahli tafsir untuk membantu menemukan seseorang itu lalu tidak ada seorangpun yang tau tentang itu semua.
     Tiba tiba ada seorang kakek kakek yaitu syekh hasanuddin yang memberi tau bahwa ada seorang pria dari negeri seberang yang mampu mengeluarkan darah raden kian santang. Lalu raden kian santang pun meminta izin kepada ke dua orang tuanya agar diizinkan pergi kesana
   "Salam hormat ku ayahanda apakah aku boleh meminta izin untuk pergi ke negeri seberang?" Raden kian santang
  "Untuk apa putraku kau mau kesana? Dan juga perjalanan kesana itu sangatlah jauh putraku." Prabu siliwangi
  "Izin aku ayahanda." Raden kian santang
  "Baiklah ayahanda izinkan kau pergi kesana. Berhati hati lah kau dijalan putraku." Prabusiliwangi
  "Terimakasih ayahanda." Raden kiansantang

  Setelah mendapat izin dari ke dua orang tuanya raden kian santang pun pergi meninggalkan istana pajajaran. Setelah beberapa hari, kabar bahwa raden kian santang pun di dengar oleh ke dua kakaknya. Lalu mereka berdua meminta izin untuk pergi ke negeri seberang dan menyusul rayi nya.