Tap...
Tap...
Tap...
Suara ketukan sepatu menggema dengan jelas di kooridor. Udara pagi menyusup dingin menembus kulit. Kooridor sekolah masih lenggang, tentu saja, siapa yang senang datang ke sekolah di waktu yang masih menunjukan pukul 05:30 ini? Atau mungkin terkecuali dia, seorang gadis dengan rambut kuncir kuda dan jaket merah beludru-- tengah berjalan santai sembari berirama kecil.
Berangkat lebih awal adalah suatu kebiasaan yang sering dilakukan Rohui-- nama gadis itu. Bagi Rohui, berangkat pagi dan menikmati waktu senyap di sekolah adalah hal terindah. Rohui bisa bebas menghirup udara segar, tanpa polusi akibat asap dari kendaraan siswa-siswa maupun guru-guru. Pokoknya Rohui senang, apalagi ketika bertegur sapa dengan para pedagang kantin yang sibuk menyiapkan barang dagangan.
Seperti biasanya, Rohui akan selalu duduk dibangku yang menghadap menuju lapangan basket-- tempat favorite Rohui ketika pagi, namun tidak untuk siang ataupun sore, karena tempat ini selalu ditempati cowok-cowok yang selesai atau menonton main basket. Rohui kemudian memulai aktivitasnya, membaca buku novel yang kini sedang banyak digemari para remaja.
Sepatu Rohui mengetuk tanah, semburat merah timbul di pipi yang seminggu ini kelihatan sekali tembamnya-- akibat dijejali makanan berat juga beberapa camilan oleh Papa dan Mama. Tidak lupa bibir Rohui ikut membentuk lengkungan kurva, ketika mendapati kalimat romantis dalam novel, yang selalu menjadi favorite para remaja seusia Rohui. Sampai akhirnya fokus Rohui buyar, ketika sebuah bola basket menggelinding kearah kakinya. Rohui segera menoleh, mencari siapa pemilik bola basket itu.
"Kena sepatu kamu, ya?" tanya seorang anak laki-laki, yang berdiri di sebelah kiri Rohui.
Rohui mengerjap beberapa kali ketika melihat anak laki-laki itu, dirinya tidak pernah menyangka jika anak laki-laki bisa berangkat pagi-pagi buta begini, karena biasanya mereka selalu berangkat menyerempet waktu masuk.
"Halo? Kok melamun?"
Rohui mengerjap kembali, kemudian tak lama senyum manis tercetak jelas dibibir.
"Heheh, nggak. Tadi kenapa?" tanya Rohui.
"Kenapa sepatu kamu, nggak? Kalau iya, minta maaf ya? Atau perlu aku bersihin?"
"Kena sih, sedikit. Tapi nggak apa-apa, kok. Nggak masalah, toh sepatu 'kan suka kotor." kata Rohui.
Anak laki-laki itu mengangguk paham, kemudian berjalan menuju bola basket yang berada dekat dengan sepatu Rohui. Anak laki-laki itu sedikit menunduk untuk mengambil bolanya. Sebelum akhirnya segera berpamitan pada Rohui untuk pergi ke kelas.
Rohui menatap kepergian anak laki-laki itu, sebelum matanya menangkap sebuah name tag yang tergeletak begitu saja-- dekat dengan kakinya. Rohui segera mengambil name tag itu, berniat ingin mengembalikan kepada pemiliknya.
"Jeon Jung Kook? Anak laki-laki tadi, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEON
Science FictionI want a new life and I want it with you. ©disinn_ 2021 start ; 20/04/21