-1-

83 16 7
                                    

© pinterest (cr. to owner)💗

𖧷𖧷𖧷𖧷

Rakana Daru Anendra, biang onar nomor 1 di sekolahnya. Dia lebih dikenal sebagai Rakana si panglima tempur oleh orang-orang, walau sebenarnya ia bukan.

Dan ini adalah kata-kata yang selalu Rakana katakan sebelum ia mulai menyerang musuh.
“Gue seme, anjing.”

Musuh Rakana tak hanya satu orang, satu kelompok, atau satu sekolah.
Banyak, ia memiliki banyak sekali musuh.

Namun, geng dari sekolah sebelah adalah pelanggan setia Rakana. Dengan kata lain tidak pernah absen sekali pun untuk tidak ribut dengan Rakana serta kawan-kawan.

Jevandra Abimanyu, si pelanggan setia Rakana dalam bertarung. Hidupnya terasa tidak lengkap jika belum cekcok dengan si manis Rakana. Iya, menurutnya Rakana itu manis. Dan si manis tidak cocok dijadikan pemimpin dalam setiap tawuran, lebih baik Rakana duduk manis di rumah dan menonton kartun kesayangannya.

Makanya, Jevandra selalu mengatakan ini sebelum bertarung dengan Rakana
“Heh, uke manis, mending kamu bobo di rumah sambil makan es krim, mau aku bawain es krim berapa banyak, sayang?”
godanya untuk menambah emosi Rakana.

Dan kalian sudah tau kan, Rakana akan menjawab apa?

Lalu setelah itu terjadilah kerusuhan antara 'kelompok' Rakana dan Jevandra.

Rakana itu walau terlihat ramping, sebenarnya ia juga memiliki otot. 11 12 dengan milik Jevandra, namun memang tubuhnya tak sebesar milih Jevan.

Namun kekuatan mereka berdua tak ada yang bisa mengalahkan, mereka sama-sama kuat.

Seperti saat ini, Rakana sudah membuat beberapa 'anak buah' Jevandra tumbang walau hanya dengan tangan kosong.

Oiya, Rakana ini sedikit unik.
Jika panglima tempur lain biasanya membawa tongkat baseball atau alat pemukul lainnya yang menyeramkan, berbeda dengan Rakana.

Rakana memilih membawa payung sebagai senjatanya.
Katanya “Lo gak tau ya? Payung ini malah lebih berguna dari apapun. Ujungnya yang lancip bisa lo gunain buat tiba-tiba ngancem nyolok mata musuh, terus kalau payungnya lo buka bisa digunain buat dijadiin tameng, terus kalo pas kita tengkar tiba-tiba turun ujan yauda tinggal kita pake aja kan.”

Semua orang yang mendengar penjelasan Rakana hanya menggelengkan kepala. Entah itu jawaban serius atau hanya jawaban ngawur, intinya Rakana aneh.

Namun kali ini payung navy kesayangannya itu tak ia bawa.

“Tumben ga bawa payung kesayangan lo?” Jevandra bertanya ditengah-tengah kegiatan baku hantam mereka.

“Ngapa? kangen ye ama payung cakep gue?”

“Dih, senjata bayi kek gitu napa mesti gue kangenin. Gue cuma kasian sama lo aja si,”

Rakana mengernyitkan dahi “Ngapa kasian lo?” tanyanya sebelum melayangkan satu pukulan ke arah pipi Jevan.

Rakana kalah cepat, Jevan sudah terlebih dahulu menangkap kepalan tangannya.
“Karena begini,” jeda sebentar, lalu tiba-tiba ia menarik pinggang Rakana, membuatnya menempel pada Jevan.

Rakana terdiam, namun wajahnya masih menunjukkan raut dingin.

“Lo ga bisa apa-apa tanpa payung lo itu. Nih, liat kan buktinya. Lo mau mukul aja gue gampang banget nangkisnya.” Lanjut Jevandra dengan semakin mengeratkan pelukannya dipinggang Rakana.

Rakana tak menjawab apa-apa, namun tiba-tiba

'cuih

Ia meludahi wajah tampan Jevandra lalu menendang tulang keringnya, memelintir lengannya, dan memberi satu pukulan pada wajah Jevan yang tadi sempat tertunda.

Jevan hanya bisa diam selama beberapa detik, sedang mencerna semuanya sambil merasa kesakitan.

Saat ia membuka mata, dilihatnya Rakana sudah berjarak beberapa meter darinya sambil menjulurkan lidah mengejek lalu beberapa detik kemudian ia menggoyang-goyangkan pantat sambil menepuknya beberapa kali sebelum akhirnya ia mencari lawan lain. Benar-benar seperti anak kecil.

“RAKANA ANJING!” Teriak Jevandra lalu beberapa detik kemudian ia meringis, entah kenapa rasa sakitnya baru terasa sekarang. Tak lupa ia juga mengelap wajahnya.

“Cuih, nggilani.”

Dan pertarungan siang itu dimenangkan oleh Rakana dan kawan-kawan.

Sebenarnya Rakana, Jevandra, dan kawan-kawan yang lain memiliki perjanjian.
Yaitu mereka harus memiliki batasan. Tidak boleh ada yang terluka terlalu parah, tidak boleh menggunakan senjata tajam, tidak boleh bertarung ditempat ramai, tidak boleh merusak fasilitas milik warga, dan yang terakhir, tidak boleh ada yang jatuh cinta satu sama lain dengan lawan.


𖧷𖧷𖧷𖧷

haii, ff pertama akuu😭
sedikit ngga pd... but it's okay😔💗

lanjut jangan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dua Panglima - NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang