Story ini ONE SHOT... Untuk sementara aku hanya bisa buat story ONE SHOT.
.
.
.
Karakter milik Om Masashi Kishimoto. Aku hanya meminjam saja.
.
Pair tetep NARUHINA.
.
Rate : gak jadi MMonggo dibaca... Semoga bisa menghibur kalian yang rindu denganku. #percayadiri.
.
.
.Ada berbagai sudut pandang. Semoga kalian mengerti akan siapa yang menjadi orang pertama tanpa aku memberi kata improvisasi disetiap paragraf.
.
Matur nuwun.Pagi ini terasa berbeda, entah mengapa rasanya sedikit ada yang berbeda dari pagi biasanya bagiku yang biasa hidup sendiri. Samar-samar dalam mataku yang masih terpejam aku mendengar suara seseorang yang menangis dan itu seperti suara seorang wanita. Astaga...! Aku segera membuka mataku dengan cepat seraya mendudukkan tubuhku di ranjang lusuhku. Apakah di rumahku ada hantu? Tidak, ku mohon jangan. Wahai para hantu, jangan menghuni rumahku yang kecil ini. Disini sempit, lihatlah sepeda tuaku yang aku parkir diruang tamu di rumah ini, menandakan betapa sempitnya rumahku. Jika kalian ingin disini kalian tidur dimana? Maka dari itu jangan menghuni rumahku yang kecil ini. Okey, lupakan imajinasiku yang berlebihan ini.
Aku mengeryit saat mendapati seorang wanita yang duduk membelakangiku. Tepatnya ia duduk di kursi tunggal menghadap ke luar. Tuhan, apakah dia hantu? Tetapi aku seperti mengenalnya, rambut indigo panjang itu sering aku melihatnya tapi dimana?
Dengan rasa penasaranku aku menghampiri wanita itu. Berjarak sekitar lima langkah darinya, aku mulai membuka suara.
"Hei... Siapa kau?" Tanyaku pada wanita yang masih setia menangis itu. Wanita itu tidak meresponku, walau tangisnya berhenti seketika. Aku menelan liurku dengan susah, pikiran tentang hantu semakin menguat diotakku.
"He-hei..." Ulangku memanggilnya dengan sedikit tergagap. Aku semakin takut tapi aku sembunyikan karena aku laki-laki yang gentle, mungkin. Wanita itu terlihat menghapus air matanya, terlihat dari gerak tangannya walau ia masih membelakangiku. Wanita itu berdiri, aku semakin mengeryit karena otakku seperti mengenal wanita didepanku ini. Bola mataku seperti akan keluar dari kelopak mataku saat aku tau siapa wanita yang menangis di rumahku.
"No-nona Hi-hi-hinata..." Ujarku terbata karena terkejut dengan apa yang aku lihat. Nona Hinata melihat ke arahku dengan matanya yang sembab. Tunggu, dulu, sembab? Mengapa Nona Hinata menangis? Dan mengapa juga Nona Hinata berada di rumahku pagi sekali?
"Kau puas?" Tanya Nona Hinata padaku dengan penuh tekanan. Wajahnya terlihat seperti....entahlah, kecewa, marah atau terluka aku tak tau.
"Maksud Anda Nona?"
"Khe..." Senyum miring Nona Hinata yang menjawab pertanyaanku.
"Kau lupa dengan apa yang kau lakukan padaku semalam, HAH...!" Hardiknya padaku diakhir kalimatnya. Ada apa sebenarnya? Semalam? Bukankah semalam aku sedang bersama dengan teman-temanku meminum minuman keras. Apa yang salah? Cukup lama aku berfikir, tentang rentetan kejadian semalam. Seingatku, aku sedang bersama dengan Shikamaru, Kiba, dan Chouji mereka berpesta minum-minuman keras hingga mabuk, lalu aku dipaksa oleh Kiba meminum minuman laknat itu karena aku tidak pernah sekalipun menegak minuman keras. Terus aku mabuk, pulang dan melihat Nona Hin... Tunggu...! Yang terakhir tadi.
Aku menatap ke arah Nona Hinata. "Sudah mengingatnya?" Tanya Nona Hinata dengan getar disuaranya. Melihat wajah Nona Hinata, aku sudah tau apa yang terjadi semalam. Aku hanya bisa memejamkan mataku. Kejadian semalam pasti kejadian yang tidak senonoh dan merugikan gadis didepanku ini sehingga ia menangis seperti itu. Tuhan, ini lebih seram dari hantu yang ingin menghuni rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
F A M I L Y
Short StoryKeluarga? Apakah seorang sepertiku bisa memiliki keluarga? . . . Dari dia yang tak pernah aku bayangkan, akhirnya aku memiliki sebuah keluarga. Hubungan yang selama ini hanya ada dalam anganku. Dari dirinya, aku merasakan hangatnya keluarga, meski p...