Kematian Dalam Hidup

22 5 5
                                    

      Aku tidak mengerti, hidup macam apa yang sedang aku jalani. Segalanya begitu memuakkan. Terkadang begitu membosankan. Yang mampu kulakukan hanyalah menjalaninya, tanpa bisa menikmatinya. Aku hidup, tetapi hatiku seperti sudah mati. Tidak ada yang benar-benar berarti. Lagi-lagi aku tidak menikmati apa pun.

      Aku melihat sekitarku. Aku dapati setiap orang punya kebahagiaannya sendiri. Sedangkan aku? Mungkin kebahagiaan yang aku rasakan bisa kuhitung dengan jari. Mengapa mereka bisa bahagia sedangkan aku tidak? Rasanya dunia ini tidak adil! Aku lelah dengan keadaan ini. Aku harus bagaimana?

      Setiap waktu yang kulewati, tidak lebih dari sekedar angka-angka tidak berarti. Bangun tidur, beraktivitas, lalu tidur lagi. Semua itu aku jalani setiap hari. Jika aku aplikasikan lewat warna, semuanya hanya putih dan hitam. Monoton. Sepertinya tidak ada orang yang tertarik dengan kehidupan seperti ini. Atau bahkan untuk sekedar melirik pun tidak ingin. Namun, aku penasaran. Apakah aku saja yang menjalani kehidupan yang membosankan? Yang aku lakukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan untuk hari esok. Atau sekadar menyelesaikan tugasku hari ini. Apa lagi? Itu saja!

      Ketika aku dihadapkan pada sebuah tantangan. Aku terlalu malas untuk menghadapinya. Memang benar hidupku membosankan. Namun, aku sudah terlalu nyaman. Ah, mungkin lebih tepatnya merasa aman. Jika aku melakukan hal yang lebih rumit lagi, bukankah hidupku akan lebih sulit lagi? Jadi, aku memutuskan untuk tidak melakukan hal-hal yang di luar kebiasaan. Agar hidupku tidak makin rumit.

      Mungkin menjalani segalanya seperti biasa adalah jalan terbaik. Tidak perlu lagi memikirkan hal lain. Memikirkan diri sendiri saja sudah pusing. Barang kali takdir seperti ini memang layak untukku. Meski jujur, aku tidak benar-benar menikmatinya. Aku tidak mengerti mengapa Tuhan memberiku takdir seperti ini? Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana.

      Apakah ini yang dinamakan kehidupan? Atau merupakan kematian? Karena hatiku sudah mulai mati. Kematian memang bukan solusi, tetapi kehidupan seperti ini, apa bedanya dengan mati? Ah, aku tidak mengerti lagi. Apa aku dan semua pemikiran dangkalku yang salah? Atau memang hidup ini yang bermasalah? Aku rasa tidak perlu aku cari tahu. Semua akan baik-baik saja, bukan? Aku hanya perlu menjalaninya. Entah sampai kapan. Mungkin sampai aku benar-benar bosan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beritahu Aku Tentang BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang