Prolog

11 4 7
                                    

" Kita semua udah jadi buronan. Tinggal nunggu waktu, polisi bakal  datang buat jemput lo semua" Rayhan berkata, lelaki berbaju merah itu kehabisan kata kata. Kabar terakhir yang ia dapatkan, kini polisi sudah bergerak untuk mencari mereka. Selebaran terpampang dimana mana, tergambar jelas mereka baru saja melakukan sebuah kejahatan besar.

"Kita harus kabur Rei! Kita harus kabur!" suara itu membuat Rayhan menoleh. Matanya menyala sempurna.

"Kabur kemana? Ke Bandung? Lo pikir polisi itu bego? Ngak anjing! Semakin banyak pergerakan, makin cepat kita semua diringkus!" jelas Rayhan emosi.

"Itu juga karena lo Rei-"

"Diam brengsek! Ini juga karena ulah lo anjing!"  Rayhan mengumpat, semua anggota Eiger terdiam. Rangga sudah cari cari perkara.

"lo bilang salah gue? SALAH GUE DARI MANA ANJING?!"

"JANGAN TERIAK LO BANGSAT!"  lelaki itu mendorong kursi hingga jatuh. Membuat semua anggotanya yang lain tambah terdiam.

Rayhan mengambil balok kayu, bersiap memukulkannya tepat di kepala Rangga. Semuanya masih diam, tak terlihat niatan untuk melerai.

"Lo pikir gue ngak tau? Lo pikir gue yakin kalau yang terjadi itu cuma kebetulan? Lo pikir gue orang bego yang bisa seenak jidat lo boongin?! Ngak man, gue masih punya otak!"

"Lo-" 

"Malam tampan!"

Ucapan Rayhan terpotong. Anak baru itu mendadak datang dengan gaya pongah miliknya. Persis saat siang.

"Brengsek! Siapa yang manggil cewek kesini?!" tanyannya marah, melempar balok kayu sembarang arah.

"Buat apa lo tanya mereka? Gue datang karena keinginan gue sendiri. Dan gue, kalah datang dengan niatan pengen bantuin lo" cewek itu menjelaskan, masih dengan senyumannya.

"Mau lo apa?" Rayhan tidak suka basa basi. Itu sama sekali bukan gayanya.

"Mau gue? Gue mau jadi pacar lo!"

Ucapan tenang dan santai itu membuat semua mata tertuju padanya.  Ruang berukaran 6x6 itu seketika hening hanya karena satu kalimat darinya. Tanpa ekspresi takut, apalagi ekspresi ragu.

Benar benar gadis pemberani.

Padahal sekarang ia tengah berhadapan dengan cowok cowok paling di takuti di sekolah. Para bad boy dari geng Eiger yang fenomemal.

Bahkan pemimpin mereka pun berani ia tantang di markas besar Eiger.  Benar benar cari mati.

"Gimana? Kalau lo mau, gue bisa kasih apapun yang lo mau?"

"Termasuk?" Gadis itu mengangguk, "Apapun!" tegasnya tersenyum tipis seraya memainkan kuku merah miliknya.

"Lo murahan!"

"Terserah lo mau bilang gue apa. Tapi yang pasti sekarang lo butuh bantuan gue" dengan tenangnya, dia mendekat kearah Rayhan. Ia tersenyum, duduk di kursi yang biasanya Reihan duduki. Bahkan dengan tampang bersahaja, ia malah meminum minuman kaleng milik Rayhan.

"Lo gila!" cowok berseragam merah itu, Reihan, dia menggeram. " Gue rasa lo butuh psikiater!" lanjutnya dengan nada sarkastik.

Bukannya membalas gadis bekaos lengan pendek itu tertawa.  Dia benar benar terlihat seperti orang gila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendam dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang