Secara tak sadar dirimu membawa hal baru pada hidupku, pelangi ku.
✵✵✵
Mataku menatap kearah lapangan basket yang sangat ramai. Kawan-kawanku sedang bermain basket dengan kakak kelas kami. Riuh sorak dan teriakan itu menggema keras seakan menumbuhkan rasa semangat bagi pemainnya. Tak terkecuali gadis mungil itu, Berdesakan demi melihat pujaan hatinya.
Arah mataku hanya memperhatikan dia, setiap gerak tubuhnya tak terlewatkan oleh diriku. Setiap senyumannya membuat darahku berdesir dan teriakan keras yang terdengar membuat aku tersadar bahwa kawan-kawanku berhasil mengalahkan kakak kelas kami. Dan sekarang fokusku sudah berpindah pada kelima laki-laki yang sedang berjalan kearahku dengan senyum bahagia milik mereka.
Setelah sampai di depan diriku mereka langsung mengambil tempat duduk di samping dan ada yang duduk berselonjor di bawah. Mengambil botol mineral yang memang sudah aku beli atau mengelap tubuh mereka dengan handuk yang entah darimana mereka dapat, aku tebak sih dari para fans mereka.
"Gila gue gak bayangin kita bakal menang dari kakel. Mereka 'kan juara basket pas lomba tahun kemarin."
Aku hanya tertawa kecil mendengar perkataan kawanku satu ini.
Dia kawanku yang memiliki kulit sedikit tan ketimbang yang lain but wait aku tidak bilang bahwa dia itu jelek. Kulit tan yang ia punya menjadikan dia memiliki rupa yang manis. Tingginya hanya beberapa cm lebih tinggi dariku, dan perlu kalian tahu dia itu pecinta makan! Yups makan adalah nomer satu baginya, hal itu membuat dia memiliki pipi yang berisi dan tubuh lebih gembul dari kami.
Lelah berbincang kami memilih pergi ke kantin. Katanya mereka akan ditraktir oleh kakak kelas tadi yang katanya hasil pertaruhan mereka sebelum bertanding basket tadi. Aku pun ikut senang karena uang jajan milikku akan aman seharian ini.
Setelah sampai kami langsung menuju meja yang sedikit pojok dekat dengan pintu keluar. Disana sudah ada tiga kakak kelas tadi yang langsung menyapa dan menanyakan kami akan memesan apa.
Aku hanya memesan sepiring batagor dan segelas es teh sisri rasa cincau. Begitu selesai menyebutkan semua pesanan dua diantara mereka pergi untuk memesan. Dan dimeja itu kakak kelas yang tersisa mulai mengobrol yang intinya mereka ingin kelima kawanku bergabung tim basket mereka. Aku setuju, mereka sangat jago dalam olahraga tidak sepertiku yang memilih tidur ketimbang berolahraga.
Senggolan kecil dilengaku membuat diriku menatap kakak kelas itu. Bermaksud bertanya apa maksudnya menyenggol diriku.
Dengan senyum cerah dia bertanya kepadaku, "kau naksir dengan Gege 'kan? Mengaku saja kau, Gef!" Tudingnya yang membuat Vasco, Dael, dan Vidya tertawa sangat kencang. Sial, rahasiaku terbongkar.
Aku pun hanya menganggukan kepala dan membuat kakak kelas tadi heboh sendiri. Dia bahkan sampai bertepuk tangan keras tak terkecuali trio yang dengan lancangnya tertawa diatas penderitaanku. Iya aku menderita! Karena yang kutahu Gege itu murid yang populer dan aku hanya salah seorang penganggumnya saja.
Suara tertawa mereka berhenti setelah kedua kawan si kakak kelas tadi kembali membawa pesanan kami. Dan sekarang hanya terdengar suara kunyahan serta dentingan sendok.
✵✵✵
Malam ini hujan turun dengan deras. Disertai angin yang sedikit kencang mendukung suasana galau di kamarku. Berbekal suara indah milik Justin Bieber-Love Yourself dan ditemani sebuah komik usang yang aku baca kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aa' Geffin
Teen Fiction[Kelumit series #1] Dari hujan aku belajar bahwa dirinya dibutuhkan jatuh berkali-kali untuk menghasilkan sebuah pelangi. Dan pelangi butuh pembiasan untuk menghasilkan spektrum warnanya. Aku ingin menjadi hujan walau hanya untuk kamu loncati bukan...