Prolog

2 2 0
                                    

Gadis itu hanya berdiri ditengah salju yang turun, merasakan nyeri di dadanya sembari berjalan berbalik arah. Mencoba tegar namun air mata kini turun membasahi pipi gadis yang membawa payung hitam itu. Gadis itu hanya melangkah hilang ditelan kerumunan orang yang berlalu lalang menuju Namsan tower.

Namun sebuah tangan menahan pundak gadis itu. Tangan besar itu membuat langkah kecil gadis itu terhenti dan berbalik memandangnya. Mata cokelat kehitaman itu kini menatap sosok lelaki yang menahan langkahnya itu. Sontak gadis itu langsung ditarik ke dalam pelukan hangat lelaki itu, membuat gadis itu tak dapat lagi menahan air matanya.

"Bisakah kamu memberiku kesempatan? Aku tahu mungkin ini mendadak dan masih menyakiti mu, tapi bisakah aku menjadi tempatmu bersandar saat ini?" kata lelaki itu sambil mengusap puncak kepala gadis itu.

Gadis itu mengangkat kepalanya, menatap mata lelaki itu. Ia tahu bahwa lelaki itu sungguh-sungguh mengatakan itu, tetapi hatinya masih terasa sesak. Ia hanya kembali menenggelamkan kepalanya ke dalam pelukan lelaki itu.

"Kau tentu tahu jawabanku, Joon." kata gadis itu pelan.

Lelaki itu hanya memeluk erat gadis itu, memastikan bahwa gadis itu tetap hangat. Namun sebuah tinju melayang, membuat lelaki itu terpental bersama dengan gadis yang ada dalam pelukannya. Dengan tangan sigap, lelaki itu melindungi kepala dari gadis itu agar tidak terbentur jalanan.

Lelaki berambut pirang itu langsung menarik tangan sang gadis dan menghapus air matanya. Namun tangan mungil itu langsung ditepis dan gadis itu menarik diri dari pelukan lelaki itu. Sontak tangan dingin gadis itu terjulur ke arah lelaki yang tengah mengusap pipinya.

"Buat apa kau datang kalau masih ada seseorang yang lebih bisa mengerti apa maumu dan bisa mendukungmu di setiap aspek kehidupanmu?" kata gadis itu.

"Kau tahu kan bahwa aku bukan melakukan ini karena aku yang menginginkannya."

"Tapi kau sendiri tidak pernah ada niat untuk sekali saja menghampiriku atau bahkan menanyakan kabarkupun tidak pernah. Lalu, apakah kita benar menjalani hubungan yang serius? Coba tanyakan pada dirimu sendiri, benarkah kita adalah pasangan yang sesungguhnya?"

This JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang