haii pada kangen gaa hehee akuu udh ngilang hmpir stgh taun, tpii skrg i'm back with another story (wlpn cerita yg lain blm end jugak😭🔫) doain yaa biarr akuu rajin nulis nyaa heehehe.
saya berjanji akan vote setelah membaca part ini sampai akhir
NGOGHEY, udah janji lho ya gabole boong yaa.
Happy reading:)
Noah, laki-laki yang tampan dan memiliki segudang rahasia sedang menyendiri di atap sekolah berbaring dengan tas sekolah sebagai alas kepalanya sambil melihat ke langit yang sangat biru pada hari itu. Angin yang berhembus ke arahnya membuat ia memejamkan matanya dan segera pergi ke alam mimpi.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka,Noah yang baru akan terlelap langsung terduduk. Jantungnya berdegup cukup kencang karena takut ada guru yang sedang memeriksa atap sekolah. 1 menit menunggu, tak ada apa-apa yang terjadi. Tetapi, ia mendengar suara isakan seorang perempuan yang cukup keras. Karena ia penasaran, ia mengintip ke belakang tembok dan.....
Noah berlari secepat mungkin dan segera menarik tangan perempuan tersebut. Perempuan itu terkejut dan terjatuh di atas tubuh Noah. Kedua manusia itu bangun dengan kesakitan, kepala Noah terbentur lantai dan sikut perempuan tersebut terluka karena gesekan lantai.
Noah memeganggi dahi nya yang keluar darah, "Lo gapapa?" tanya nya pada perempuan disebelah nya.
Perempuan tersebut menggelengkan kepala sambil memegangi sikutnya yang berdarah. Noah berjalan menuju tas nya dan mengambil plester untuk dirinya dan perempuan tersebut.
Noah mendekatkan sikut perempuan itu kepada dirinya sambil menempelkan plesternya, "Gapapa gimana? sikut lo berdarah gitu."
Perempuan tersebut tiba-tiba meneteskan air mata nya dan membuat Noah kebingungan. Karena dilanda kebingunggan Noah akhirnya menarik perempuan tersebut kedalam pelukan nya, karena ia pernah membaca cara menenangkan perempuaan yang sedang menangis adalah dengan pelukan.
"shhhh shhhh" Noah mengelus punggung perempuan tersebut untung menenangkannya. "gw gabakal nanya apa-apa sama lo, jadi tenangin diri lo dulu."
Perempuan itu merasa nyaman ketika bersama Noah ia nangis sejadi-jadinya karena sudah lama ia tidak merasakan kepedulian dari orang-orang disekitar nya. Setelah beberapa menit ia menangis, akhirnya ia melepaskan pelukan dari Noah.
Perempuan itu menyeka air mata nya, "M-maaf gue bikin lo jadi begini." katanya dengan tak enak hati.
Noah tersenyum kecil, "it's okay." Mereka terdiam beberapa saat.
"Gue Noah Xavier Alvaska, lo?" Noah mengulurkan tangan nya pada perempuan itu.
"G-gue Arabella Jecxline Vandella. Panggil gue Bella." Ia tersenyum tipis.
"Lo pasti penasaran kan kenapa gue mau ngelakuin hal bodoh itu tadi?" Raut wajah Bella berubah murung.
Noah mengangguk.
"Waktu awal masuk SMP gue dibully sama satu angkatan. Hal itu cukup buat gue trauma untuk yang nama nya berteman sama orang. Dan ga itu doang, nyokap bokap gue sering berantem. Bokap gue stiap hari pulang dengan keadaan mabuk berat dan lampiasin semua ke gue sama nyokap. Gue cape stiap hari denger piring pecah,nyokap gue nangis. Sering kali gue berpikir untuk bunuh diri." Bella menujukan smirk nya sambil meneteskan air mata.
Noah tersenyum kecil sambil mengusap-usap pundak Bella. "Gue gak maksa lo buat temenan sama gue dan gue gabakal bilang kalo semua nya bakal baik-baik aja tapi satu hal yang perlu lu tau, gue bakal ada buat lo saat lo butuh seseorang untuk bersandar.
Bella meneteskan air mata yang dari tadi ia tahan dan tersenyum, "Makasii ya."
Tiba-tiba Bella mendapat pesan masuk dan nada dering telfon,ia segera berdiri dan mengambil tas nya. "G-gue duluan ya." Bella beranjak pergi.
"Bella" Noah menahan tangan nya.
Bella menoleh kebelakang, "hm?"
"Tangan lo udah cantik, jadi tolong jangan dikasi garis-garis merah ya." Noah tersenyum tulus.
Bella tersenyum sekaligus terharu dengan sikap Noah yang sangat perhatian.
To be continued
Tingallin jejak yaa kauan-kauan🤸♀️💖
YOU ARE READING
NOAH
Teen FictionSeorang siswa yang tak populer tapi terkenal dengan laki-laki misterius dan hangat,berhasil menyelamatkan nyawa seorang perempuan yang mengalami trauma dan depresi. Apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya? . . . . Publish: 13 April 2021 Finish...