Kesha menatap wajah pria yang dicintainya dalam-dalam. Pria dingin dengan sejuta pesona ini adalah kekasihnya selama dua tahun. Tak peduli seberapa jarang pria ini menghubunginya duluan, atau seberapa sering pria ini mengabaikan panggilan telponnya dirinya mencintai pria ini. Walau tak dianggap, disisinya adalah hal terindah bagi Kesha.
" It's over " lirihnya. Dapat dia rasakan pandangan Kevin yang kini tertuju padanya, menuntut penjelasan.
Mengangkat kepalanya yang tertunduk, Kesha berusaha memberikan senyum terbaiknya. " kita berakhir, ak...aku membebaskanmu. "
Begitu kata-kata itu terucap, Kesha mencelos menyadari dirinya benar-benar akan kehilangan Kevin. Selama ini apapun yang terjadi, dia tak pernah memedulikannya. Tapi, dia tahu semua hancur saat wanita itu kembali. Kevin, tak pernah benar-benar menjadi miliknya.
Kesha melirik Kevin lewat sudut matanya, pria itu terlihat tenang seperti biasa.
" pria baru? " setelah keheningan panjang yang menyiksa, Kevin akhirnya bersuara.
Kesha membeku, pria ini seolah menabur garam dilukanya. " aku hanya menyerah. Kau tahu, kita tidak cocok. Aku lelah selalu memaksamu. " Kesha memaksakan senyumnya.
Kevin mengangguk dengan ekspresi datar. " baiklah, tapi kau mengetahui perjanjian kita kan? Kau tidak bisa kembali jika memutuskan pergi. " ucap Kevin.
" aku tahu, aku tidak akan kembali. " jawabku. Tepatnya, tidak bisa kembali.
" bisakah...kau menciumku? " Kesha dapat melihat kebingungan dimata Kevin.
" kau tidak pernah meminta izin sebelumnya. "
Aku hanya tertawa kecil, mencium pria ini secara tiba-tiba adalah kebiasaanku. Untuk terakhir kalinya, aku ingin Kevinlah yang menciumku, bukan aku yang merayunya.
" itu dulu, kau tahu... kita baru saja putus. "
Aku menutup mata ketika Kevin mendekatkan dirinya padaku. Ini bukanlah ciuman panas seperti yang biasa kami lakukan. Tapi menurutku, ini adalah ciuman terbaik yang pernah kami lakukan.
Aku mencintaimu.
Kesha mengelus wajah Kevin penuh sayang.
" terimakasih telah menerimaku dua tahun ini. Aku pergi. " Kesha melangkahkan kakinya keluar kantor Kevin.
Begitu lift khusus terbuka, Kesha langsung masuk dan luruh kelantai. Kesha tidak tau meninggalkan Kevin akan berdampak sebesar ini padanya. Air matanya terus mengalir dan tak mau berhenti.
" tidak apa-apa, ini tidak sebanding jika dia yang meninggalkanmu ketika wanita itu muncul. " bisiknya.
Menghapus air matanya, Kesha bangkit dan menyandarkan dirinya didinding lift. Seharusnya dia sudah mengantisipasi hal ini, sejak awal dia tidak akan bisa melawan wanita tersebut. Dan menyerah adalah pilihan terbaik sebelum terluka parah.