1 | Kabur

6 0 0
                                    

1 | Kabur

Sang fajar masih belum menampakkan diri dari persemayamannya. Namun, tak menghalangi seorang gadis yang tengah bergegas menuju pasar dekat rumahnya.

Setelah memarkirkan sepeda miliknya, gadis bernama Anona itu segera menuju sudut pasar tempat langganannya belanja.

"Pagi, Bu Asih!" sapa Anona riang kepada perempuan paruh baya yang diketahui sebagai pedagang sayur.

"Pagi Cah Ayu. Rajin pisan kamu setiap hari bantu Ibumu, seneng ibu liatnya," balas Bu Asih tersenyum.

"Iya dong Bu. Kalo bukan aku yang bantu, siapa lagi? Masa Pak Karman," canda Anona yang membuat Bu Asih tertawa geli.

Pak Karman yang dimaksud adalah tetangga mereka yang terkena gangguan jiwa. Meski sempat dibawa ke rumah sakit jiwa, pria itu berujung kembali dan menghabiskan hidupnya untuk mengelilingi komplek setiap hari.

Selepas menyelesaikan belanjaannya, Anona segera meninggalkan pasar. Jam sudah menunjukkan pukul lima, dengan sedikit tergesa Anona mengayuh sepeda yang dikeranjangnya berisi kantong sayuran besar.

Rumahnya sudah nampak diujung mata. Saat hendak berbelok, tiba-tiba saja sebuah motor melaju kencang tempat disampingnya yang membuat Anona oleng dan jatuh tertindih sepedanya.

"Aduh!" keluhnya saat terjatuh dan melihat barang belanjaannya tercecer di jalanan.

Motor yang membuatnya terjatuh tadi mengerem dan berhenti beberapa meter di depan Anona. Dengan segera pemilik motor itu menghampiri gadis yang masih kesusahan berdiri itu.

"Lo gak apa-apa?" tanyanya yang masih menggunakan helm. Laki-laki itu mendirikan sepeda dan membantu Anona memunguti barang belanjaannya yang tercecer di jalan.

Anona tidak menjawab pertanyaan lelaki itu, ia fokus memunguti dan menatap naas sayuran yang kotor bercampur pasir.

"Sorry banget gue lagi buru-buru tadi gak nyadar ada lo mau belok," jelas laki-laki itu menatap Anona.

Gadis itu masih sibuk membereskan barang bawaannya dan mengacuhkan lelaki di depannya. "Jam berapa sekarang?" tanyanya tak nyambung karena dikejar waktu pagi ini.

"Ya?"

"Sekarang jam berapa?"

"Setengah enam."

Mampus sudah, ia terlambat.

Dengan segera ia berdiri dan menaiki sepedanya tak peduli meninggalkan lelaki muda yang tadi membuatnya jatuh.

Laki-laki yang ditinggalkan itu kebingungan, "HEI!" teriaknya memanggil Anona. Namun, gadis itu sudah hilang dari pandangannya dalam sekejap.

***

Bel sekolah berbunyi tiga menit yang lalu. Satpam sekolah segera melaksanakan tugasnya untuk menutup gerbang sebelum suara cempreng murid perempuan menginterupsinya.

To My YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang