kuli serabutan (part1)

1K 17 0
                                    

Dua orang kuli memanggul peralatan galian berjalan di depan kamar kostku, ditengah hujan deras yang melanda Jakarta.

Mereka berjalan sambil bercanda satu sama lain ditengah hujan lebat, entah apa yang mereka bicarakan namun kelihatan mereka sangat happy dan yang jelas kontol mereka berdua tampak ngaceng berat tercetak dengan tegas dibalik pakaian mereka yang basah kuyup itu.

Aku sendiripun lagi ngaceng berat karena udara dingin ditambah lagi tayangan free gay movies yang lagi aku download dari internet di komputerku, dengan hanya memakai boxer pendek warna putih kesayanganku karena selain kainnya lembut merangsang ketika bergesekan dengan kepala kontolku juga tipis membayang...

Aaarghhh sempurna untuk seorang homo fetish seperti diriku, tanpa memakai baju aku keluar ke beranda kamar kost.
Kedua kuli itu masih juga bercanda satu sama lain ditengah hujan deras dan aku memanggil mereka

"Masuk kemari mas, berteduh!"

"...???"

"Kemari"

aku memanggil mereka sambil menggamitkan tangan oleh karena mungkin suaraku tak terdengar jelas oleh mereka akibat riuh suara hujan.

Dan kelihatannya mereka mengerti akan ajakanku untuk berteduh oleh karena mereka beranjak masuk kehalaman rumah menuju kamar kostku.
Aku mengamati tubuh kedua kuli tersebut, keduanya memakai anting disebelah telinga, tinggi kekar berbentuk segitiga oleh karena dada mereka bidang dengan pinggang ramping, muda berotot ketat, kulit hitam terbakar matahari, keduanya dengan paha gede berotot dilengkapi dengan tonjolan kontol yang mengacung tegak dibalik celana basah mereka...
Ahhh perfect!

selera homo bajinganku mulai menggelora dengan kontol dan lobang pantatku semakin berdenyut denyut minta untuk segera dipuaskan.

"Masuk, berteduh mas, kasian kehujanan diluar"

aku menegaskan kembali ajakanku pada mereka ketika mereka berada di depanku

"Akh, nggak papa den, kami udah biasa berpanas berhujan"

mereka hendak berbalik lagi, agaknya mereka sungkan atau merasa aneh akan ajakanku untuk berteduh. Segera aku putar akal agar mereka nggak lepas begitu saja

"Ya, sekalian aku minta tolong untuk bersihkan saluran air yang tersumbat itu"

kebenaran saluran air dari rumah ke parit di depan memang tersumbat dan airnya sudah melimpah, nah, ada job khan, mereka berpandangan berdua ditengah hujan

"Nggak usah kawatir, gue bayar kok"

aku kembali menegaskan agar mereka bersedia mengerjakan tawaranku...
dan bukan itu yang utama, sebagai homo tulen anda tahu dengan pasti apa yang ada diotakku saat itu.

Mereka mengangguk tanda setuju dan mulai mengerjakan permintaanku untuk mengalirkan kembali sumbatan saluran air tersebut bahkan sampai ke parit depanpun di bersihkan oleh mereka masih ditengah derasnya hujan, sampai akhirnya selesai.

"Ya, sekalian aku minta tolong untuk bersihkan saluran air yang tersumbat itu"

kebenaran saluran air dari rumah ke parit di depan memang tersumbat dan airnya sudah melimpah, nah, ada job khan, mereka berpandangan berdua ditengah hujan

"Nggak usah kawatir, gue bayar koq" aku kembali menegaskan agar mereka bersedia mengerjakan tawaranku...

dan bukan itu yang utama, sebagai homo tulen anda tahu dengan pasti apa yang ada diotakku saat itu. Mereka mengangguk tanda setuju dan mulai mengerjakan permintaanku untuk mengalirkan kembali sumbatan saluran air tersebut bahkan sampai ke parit depanpun di bersihkan oleh mereka masih ditengah derasnya hujan, sampai akhirnya selesai.

One crott story ( kuli only )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang