(1) Lelah

24 4 4
                                    

"kita hanya memberikannya hukuman"

"Win, sedang ada masalah ya?" tanya pria bertubuh jakung dengan nada lembut sambil berjalan mendekati namja manis kesayangannya yang tengah berbaring di tempat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Win, sedang ada masalah ya?" tanya pria bertubuh jakung dengan nada lembut sambil berjalan mendekati namja manis kesayangannya yang tengah berbaring di tempat tidur. Pria manis yang merasa terpanggil itu kemudian membenahi posisinya, duduk di atas tempat tidur, dan menyenderkan kepalanya yang terasa berat pada bantal dibelakangnya.

"Aku lelah, Yuta" ujar pria manis itu sambil menundukkan kepalanya. Pria manis itu terlihat tidak baik-baik saja, dengan kantong mata dan bibir pucat pada wajah cantiknya.

Pria yang awalnya bertanya, Nakamoto Yuta. Kemudian ikut mendudukkan dirinya disamping namja manis itu, Winwin. Merengkuh tubuh si manis dengan erat sambil mengelus punggungnya guna menenangkan istrinya agar merasa lebih baik.

"Aku lelah membenci Jaemin.." suara Winwin kembali terdengar, namun kali ini terdengar hanya sebatas lirihan.

"Anak itu juga membutuhkan dukungan dari kita" lanjutnya.

"Win.."
"Aku juga tidak mau terus membencinya seperti ini, namun kita tidak bisa melupakan apa yang telah ia lakukan di masa lalu." ujar Yuta pelan sambil menghela nafas panjang, tangannya tetap sibuk mengelus punggung si manis.

"Aku merasa.."

"Aku merasa kita sudah keterlaluan. Sepertinya kita sudah melewati batas.." pria manis itu bangun dari posisinya dengan wajah kebingungan. Di satu sisi, ia ingin segera menghampiri putranya dan memeluknya dengan erat, mengatakan semuanya akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu. Namun disisi lain ia juga masih belum bisa merelakan putra bungsunya.

"Aku takut semua hal yang terjadi sekarang dapat membuat Jaemin trauma" lanjut Winwin sambil menutupi wajah cantiknya dengan kedua tangannya, ia menangis sekarang.

"Lupakan semua itu Winwiniee, aku yakin Jaemin tidak selemah itu"

"Kita hanya memberikannya pelajaran." lanjut Yuta kemudian berdiri dan berjalan kearah istrinya yang masih terisak, menuntun si manis untuk kembali berbaring di tempat tidur mereka.

"Kita benar-benar tidak melewati batasan bukan?" tanya Winwin lagi sambil mengusap kristal bening yang jatuh ke pipinya.

Yuta ikut mengusap kristal bening yang jatuh dari manik mata si manis dengan lembut. Ia menghela nafas pelan kemudian berujar

"Tidak, kita tidak melewatinya sama sekali" ujar Yuta kemudian memeluk tubuh si manis.

"Tidurlah, aku tau kau kelelahan hari ini" lanjut Yuta kemudian melepaskan pelukannya pada si manis, memposisikan si manis agar dapat tidur dengan nyaman, dan menyelimuti tubuh Winwin dengan lembut. Yuta berjalan ke arah pintu dan keluar dari kamar perlahan menuju kamar lain yang berada di samping kamar mereka.

Kriettt.

Suara pintu terbuka, itu Yuta. Yuta memasuki kamar putranya, Jaemin yang berada di samping kamarnya. Berjalan mendekati sang anak dengan perlahan dan menyelimuti tubuh putranya dengan lembut, sama seperti ia menyelimuti sang istri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FATE, NOMIN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang