Aku berdiri di atap kampus sambil menatap langit sore dan berdiam diri di sana... Saat aku ingin turun aku melihat Zirohan dan Dazina sedang berpelukan... Aku pun menuju ke rumah kelinci dan ke kandang kelinci kesayangan ku.
"Netta kecil, mungkin kita tak meninggalkan tempat ini sama sekali." Ucap ku sambil menangis, memegang bulu kelinci, dan mengingat semua apa yang terjadi.
Keesokan harinya, aku pergi bersama kelinci-kelinci yang dan termasuk si Netta kecil, membawa nya untuk pergi jauh ke luar kampus. Aku mengemudi sambil menangis tak henti-henti.
Sedangkan Zirohan dia sedang menelpon ku dan mencari ku kemana-mana tapi tidak ada... Di kelas teman-teman ku sedang membicarakan ku "Tiap hari Renetta membantu kita merawat kelinci itu. Apa kita sungguh ingin membunuh kelinci kita?" Ucap teman sekelas ku.
Tiba-tiba Pipin datang dan membawa kabar kepada teman sekelas ku "Oh tidak! Netta berbuat nekat!" Ucap Pipin.
Seluruh teman sekelas langsung mengikuti Pipin ke ruang CCTV, disana juga ada Zirohan dan Profesor yang melihat aksi Renetta yang membawa pergi jauh kelinci-kelinci itu. "Cuma Renetta yang berbuat seperti ini. Tapi cukup keren juga." Ucap teman sekelas ku.
"Cuma Renetta yang bisa melakukan itu." Ucap Zirohan yang sambil tersenyum.
Zirohan keluar kampus dan berlari menuju stasiun untuk menyusul Renetta, dia tahu di mana Renetta berada. Kereta pun berangkat, Zirohan mengingat kembali saat Renetta dan dirinya sedang di kereta untuk berangkat ke kampus.
Zirohan pun sampai di mana Renetta berada, dia melihat mobil yang Renetta pakai tapi tidak ada hanya ada seekor kelinci didalam mobil... Zirohan pun melihat Renetta yang sedang berdiri di pinggir pantai dan Renetta pun berjalan ke laut, Zirohan pun mengejar nya dan menarik Renetta "Kau sudah gila ya?" Ucap Zirohan sambil memegang lengan ku.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya ku dengan keras.
"Kau sendiri tahu yang kau lakukan?" Ucap Zirohan... Yang terus menarik ku ke pinggir pantai.
"Lepaskan aku! Apa yang kamu lakukan, Zirohan?" Ucap ku.
"Apa kau sudah gila?" Ucap Zirohan.
"Kau yang gila!" Ucap ku dengan keras.
"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Zirohan yang sambil menujukan tangan nya ke arah laut.
"Aku mau ambil sepatuku." Ucap ku.
Kami berdua pun melihat sepatu itu terombang-ambing oleh ombak.
"Tak usah pikirkan sepatumu. Nanti akan ku belikan yang baru!" Ucap Zirohan.
"Tak ada yang memintamu. Kenapa kau peduli padaku? Pertama kau bilang aku pacarmu. Lalu kau jadikan aku sebagai tameng. Sudah jelas kau suka sama Dazina. Kenapa kau tetap mencampuri hidup ku? Aku membencimu!" Ucap ku.
"Kau membenci ku?" Tanya Zirohan.
"Ya. Aku membencimu! Aku benci seolah kau selalu benar. Aku benci betapa plin-plannya dirimu. Aku benci kau bersedia penelitian pada kelinci sama kayak yang lainnya, tahu semua yang terjadi sama kelinci. Kenapa awalnya kau baik sama kelinci? Sama halnya perlakuan mu begitu kepada ku." Jawab ku.
"Aku kesini untuk mengatakan, aku selalu berada di pihak mu. Apa kau mengerti?" Ucap Zirohan.
"Aku tak butuh belas kasihanmu. Aku cuma mahasiswa bandel. Tak penting apakah aku tak lulus. Aku minta baik-baik sama kamu, jangan mengganggu ku, paham? Uruslah gadis yang memang ingin kau urus itu. Menjauh lah dariku." Ucap ku sambil pergi namun Zirohan menarik tanganku.
"Aku ingin menjaga mu!" Ucap Zirohan.
"Tak perlu! Aku tak butuh kamu!" Ucap ku dengan kesal.
"Kau bodoh atau gimana? Tak heran kalau kau tak tahu. Aku menyukai mu." Ucap Zirohan.
Flashback on...
"Sebenarnya, aku selalu ingin tanya sama kamu. Pada gari sebel aku pindah sekolah, apa yang akan kau ingin katakan padaku?" Tanya Dazina.
"Aku mengajak mu keluar hari itu ingin bilang aku tak bisa lagi membantu belajar. Karena aku menyukai gadis lain." Jawab Zirohan.
Dazina pun memeluk Zirohan dan Renetta melihat di atas atap kampus.
"Sejak dulu aku selalu suka sama Renetta. Dia membutuhkan ku saat ini." Ucap Zirohan yang melepaskan pelukan itu.
Flashback off...
"Kau menyukai ku?" Tanya ku.
"Ya. Aku menyukai mu. Sudah lama aku menyukai mu." Ucap Zirohan yang memberikan sebuah pulpen merah itu.
Flashback on...
"Ini, pakai saja pulpen ini." Ucap Netta kecil kepada Zirohan kecil.
Flashback off...
"Saat itu usia ku 7 tahun. Aku penakut dan lemah. Anak-anak itu selalu saja mengganggu ku. Kau muncul seperti pendekatan kungfu. Menyelamatkan ku. Aku ingin melihat mu tiap hari. Jadi, kuputuskan... Untuk membeli pensil tiap hari di Toko kelontong mu. Setelah kita remaja, kita tak saling berhubungan. Sepertinya kau tak menyukai ku. Malam itu aku melihat mu begitu senang. Sebenarnya aku ingin melindungi mu. Ku ingin memastikan kau akan bahagia selama hidupmu. Maka aku punya ide liar. Bagaimana kalau kita masuk ke Universitas yang sama? Atau bahkan, jurusan yang sama? Aku yakin, dengan bantuan ku ini, kemajuan mu akn pesat dalam ujian. Dan punya masa depan yang sudah kurancang untuk mu. Karena diriku, kau begadang tiap malam untuk belajar. Aku tahu kau akan membenci ku karena nya. Tapi aku tak menyesalinya. Semua yang kau katakan amat membuat ku gelisah. Tapi kau selalu dungun nya memperhatikan orang lain, dan aku dengan dungunya selalu cemburu. Tapi jika ada orang berani menyakitimu, aku akan berdiri untuk melindungi mu. Makin aku menyukaimu, makin takut aku kehilangan mu. Aku bersedia melakukan ini selamanya. Diam-diam memperhatikan dan melindungi mu, dan selalu ada kapanpun kau butuh." Ucap Zirohan.
"Kau pernah tanya padaku jadi apa aku nanti selain belajar. Sekarang aku beritahu, kau adalah hidupku sepenuhnya." Ucap Zirohan.
Aku pun memeluk erat Zirohan dan kami pun berciuman.
*****
Happy Reading 😊🤗
Jangan lupa vote dan comment 😊😄
Besok cerita Renetta bakalan update untuk chapture terakhir nih guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
R E N E T T A -End
RomanceRenetta adalah seorang anak yang periang, aktif, pemberani, dan baik hati sejak kecil. Semua orang tua di desanya menyukainya dan selalu membandingkan anak mereka dengannya. Namun nyatanya, menjadi 'anak idaman' bukan berarti orang tuanya merasa pua...