Tangisan seorang bayi akhirnya menggema, memecahkan suasana tegang yang sejak beberapa saat lalu mendominasi. Para dayang, kasim dan beberapa penjaga yang berada di sekitar sana, seketika bersujud ke tanah dan dengan lantang berkata. "SELAMAT BAGINDA RAJA! SELAMAT BAGINDA RATU!"
Lalu tak lama, Kepala Wanita Istana Noh keluar dari kamar bersalin dan berjalan mendekati Sang Raja. Tubuh tuanya bahkan tidak mampu menahan perasaannya, bersujud ke tanah lalu menyampaikan berita bahagia itu. "Selamat, Pyeha. Putra Mahkota telah lahir dengan selamat dan sehat."
Sang Raja, Lee Gon, sebisa mungkin menahan diri untuk tidak berteriak. Dadanya bergemuruh bahagia. Kedua matanya bahkan hampir meneteskan air mata.
"Apakah aku boleh masuk ke dalam sekarang?"
"Ye, Pyeha. Silakan masuk."
Gon bergegas masuk ke dalam kamar bersalin. Sejenak ia terpaku di pintu masuk, menatap ke arah istri tercintanya, Ratu Jeong Tae-Eul, yang terlihat pucat dengan keringat yang memenuhi wajahnya. Para dayang yang membantu persalinan satu persatu undur diri.
Setelah pintu tertutup di belakangnya, Gon perlahan mendekat.
Setetes air mata mengalir di pipinya.
"Tae-Eul-ah..." panggilnya, suaranya terdengar serak. "Terima kasih banyak," ucapnya sambil menatap makhluk kecil dalam gendongan Tae-Eul.
Gon tampak ragu, namun kemudian memberanikan diri untuk mengulurkan tangan ke arah anaknya. Begitu kecil dan merah. Dengan gerakan yang sangat pelan, Gon mengelus pipi tembam itu.
"Dia sangat tampan."
Tae-Eul yang menyadari bahwa Sang Raja meneteskan air mata, pada akhirnya ikut terisak. Ia begitu bahagia karena akhirnya berhasil memberikan keturunan untuk suaminya.
"Ye, Pyeha. Itu tidak lain karena berkat yang Yang Mulia turunkan padanya."
Tidak dapat berkata-kata lagi, Gon hanya membawa istri dan anaknya ke dalam pelukan hangat sembari berkali-kali membisikkan ucapan terima kasih.
.
Seminggu berlalu, Gon yang pada saat itu sedang membaca gulungan laporan dari para menteri, tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan oleh Kepala Wanita Istana Noh. Bahkan tanpa mengetuk pintu dan memberikan sapaan hormat sebagaimana biasanya wanita itu lakukan, Kepala Wanita Istana Noh dengan langkah tergesa-gesa berderap mendekati Gon.
"Pyeha... Pyeha... Hwanghu-mama..."
Sebelum menuntaskan ucapannya, Kepala Wanita Istana Noh sudah terisak-isak. Ia bahkan memukul-mukul dadanya.
"Oh, astaga. Hwanghu-mama...."
Gulungan yang ada di tangan Gon terjatuh. Ia bangkit dengan langkah penuh entakan ke arah Kepala Wanita Istana Noh, dan mencengkeram bahu wanita tua itu.
"Noh-sanggung, ada apa? Kenapa dengan Hwanghu?!"
"Pyeha... Hwanghu-mama, pagi hari tadi setelah melihat Putera Mahkota yang sedang disusui oleh ibu susunya, tiba-tiba berkata ingin tidur sejenak. Tapi, sampai matahari hampir tenggelam, ia tidak juga bangun. Hamba telah memanggil tabib, dan tabib berkata bahwa denyut nadi Hwanghu-mama sangat lemah."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
a fanfiction
based on drama The King Eternal Monarch from Kim Eun Seok
KAMU SEDANG MEMBACA
[ONESHOT] Miracle ✓
FanfictionBaginda Raja Lee Gon begitu terpukul ketika istrinya, Baginda Ratu Jeong Tae-Eul, tiba-tiba tidak membuka matanya dalam waktu yang lama. Ia melakukan segala cara, bahkan memanggil tabib dari negara barat nun jauh, namun yang ia dapat selalu kabar bu...