1. Lahirnya Elmeira

1.1K 54 0
                                    

Malam itu merupakan malam yang sangat dingin, bagaimana tidak? badai salju terus saja menghantam negeri gingseng ini dengan butiran-butiran es mereka yang berwarna putih bahkan setiap jalan pun semuanya tertupi oleh salju. Walaupun begitu, orang-orang tetap riang, bahkan mereka masih sering keluar tanpa memperdulikan udara dingin yang sangat tajam. Kenapa? Kalian sudah pasti tahu jawabannya. Yap! karena besok adalah hari natal. Hari di mana setiap orang merayakannya, termasuk aku.

"Hyung, mana ada bintang di taruh di sini? apa kau tidak pernah menghias pohon natal sebelumnya?" omel adik laki-laki ku, Jeon Bohyuk lalu menaruh bintang di bagian atas pohon natal,

"Yak! itu terlalu mainstream! Sekali-sekali bikin sesuatu yang berbeda," debat ku.

"Aigoo, aigoo, kalian ini sudah dewasa masih saja sering bertengkar! cepat bantu eomma merapihkan meja untuk makan malam," omel Appa sembari memukul punggung ku dan juga Bohyuk.

Kami berdua langsung menuju dapur dan membantu eomma merapihkan meja makan.

Seperti keluarga pada umumnya, kami makan malam bersama sembari bercerita dan bercanda. Sebenarnya aku bukanlah tipe pria yang banyak bicara, bahkan aku cenderung lebih banyak diam ketika keluarga ku asik bercerita. Bahkan mereka saja terkadang kesal saking pendiam nya diri ku.

Bohyuk, Appa, Eomma, bergantian bercerita mengenai banyak hal, bahkan tak jarang berujung jadi gosip. Berbanding terbalik denganku yang pendiam, Bohyuk, adikku lebih banyak bicara. Dia yang sering membuat suasana rumah jadi lebih ramai, tapi terkadang aku kesal akan sifat cerewetnya itu.

"Wonwoo-ya, apa tidak ada yang ingin kau katakan?" tanya eomma. Aku hanya menggelengkan kepalaku sebagai tanda jawaban.

"Yak! kau punya mulut, hyung!" tegur Bohyuk.

"Ah! berisik!" omelku. Aku hanya sedang malas berbicara saja.

"Sudah, sudah. Wonwoo-ya, apa keinginan mu tahun ini?" tanya Appa.

Aku terdiam. Aku tidak tahu apa keinginan ku untuk tahun ini karena aku merasa sudah mendapatkan semua yang ku inginkan.

"Menikah!" seru eomma.

"Uhuk! uhuk!" Saking terkejutnya aku mendengar ucapan eomma. Hampir saja makanan yang sedang ku kunyah muncrat.

"Kenapa? apa itu sulit? eomma ingin sekali menimang cucu, Won. Dan juga umur mu saat ini sudah sangat matang untuk menikah," ucap eomma lagi.

"Aku tahu, hanya saja-"

"Eomma, dia ini seorang idol. Menikah adalah pilihan yang sulit untuk kemajuan karirnya," Di saat seperti ini, sifat cerewetnya Bohyuk sangat lah berguna. Thank you my brother.

Ting Nong

Bel rumah ku berbunyi. Karena Bohyuk yang paling muda, jadi kami bertiga yang menyuruhnya membuka pintu. Haha.

"Kau besok masih libur Won?" tanya appa.

"Hm, lusa aku baru kembali kerja," jawab ku.

"Eomma," panggil ku.

"Mwo?" sahut eomma.

"Maafkan aku, sepertinya akan sulit untuk memenuhi keinginan eomma yang satu itu," ucap ku merasa bersalah. Ya, aku merasa bersalah telah mengecewakan keinginannya yang sangat sederhana itu jika aku bukanlah seorang idol.

My Angel || Jeon Wonwoo [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang