Malam itu hujan turun dengan deras disertai dengan suara guntur yang memekakkan telinga. Di bawah tempat pemberhentian bus, terdapat sepasang insan yang tengah menunggu hujan agar segera reda.
Lelaki dengan hoodie abu-abu dan cardigan diluarnya sedari tadi mencuri pandang ke arah perempuan yang duduk di sebelahnya. Kemeja yang dipakai perempuan itu tampak basah. Karena tidak tega, ia melepaskan Cardigan hitam dengan motif batik mega mendungnya dan memberikannya pada perempuan di sebelahnya.
"Nah, pakai ini, entar lu masuk angin," ujar lelaki itu yang membuat perempuan di sebelahnya kaget.
"Eh, tapi kakak gimana?" tanya perempuan itu bingung.
"Santuy, gue pakai hoodie. Mending lu khawatirin diri sendiri deh. Baju udah basah gitu," balas lelaki itu sehingga membuat perempuan di sebelahnya memerah dan refleks menutup kemejanya yang basah dengan cardigan pemberian lelaki itu.
"Ma-makasih."
Perempuan itu sesekali mencuri pandang ke arah lelaki di sebelahnya, yah kini giliran perempuan itu yang mencuri pandang. Lelaki itu jelas tahu jika perempuan itu mencuri pandang ke arahnya. Dia sangat senang di dalam hatinya. Bagaimana tidak? Dia terkenal ganteng di seluruh angkatan di sekolahnya namun dia tak pernah pacaran sekalipun. Jangankan pacaran, di tembak aja ngak pernah.
"Umm kak," panggil perempuan itu.
"Hm?"
"Se-sebenarnya... aku sudah lama suka sama kakak. Ja-jadi pacaran yuk!" Ucap perempuan itu yang membuat dirinya membulatkan mata dan menutup wajah merahnya.
"Ah, bukan, maksudku itu..."
Lelaki itu tertawa terbahak-bahak ketika melihat perempuan yang tampak seumuran adik perempuannya menyatakan perasaan kepadanya. Apakah ini adalah akhir dari status jomblonya? Apakah dia bisa hidup normal, bersenang-senang dengan pacar barunya, malming bareng, dan sebagainya?
Wajah perempuan itu semakin memerah seperti kepiting rebus saking malunya.
"Um lupain aj-"
"Gue mau," potong lelaki itu dan tidak lupa menunjukkan senyum gantengnya.
Perempuan itu bergelonjak kaget. Lelaki itu mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinganya yang membuat telinga serta wajah perempuan itu kian memerah.
"Gue juga suka sama lu," bisik lelaki itu.
Mata perempuan itu membulat dengan sempurna. Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah perempuan itu. Kini, mereka tidak peduli apakah hujan telah reda atau tidak, yang mereka pedulikan saat ini adalah hubungan apa yang terjalin diantara sepasang insan yang dipertemukan di tengah hujan itu.
"Gue-"
Brukkk
Lelaki itu, Andi Adinata, refleks bangun dari tempat tidurnya dengan terbatuk-batuk setelah merasa sesuatu mengenai perutnya. Yah, itu adalah tinjuan maut adik perempuannya.
"Akhirnya abang bangun juga,"
Lelaki berambut hitam dengan ujung biru itu mematung sejenak ketika menyadari dirinya ternyata berada di kamarnya dan bukan di tempat perbehentian bus.
"Pacar gue mana?" teriak Andi histeris yang membuat adik perempuannya menggelengkan kepalanya kasihan. Yah, perempuan itu tahu bahwa kakak laki-lakinya tergolong jomblo ngenes sehingga membuat kakak laki-lakinya mulai melenceng dari normal.
"Astaga abang, jangankan pacar, di tembak aja ga pernah," ujar adik perempuannya yang sukses membuat mental abangnya anjlok.
"Apa ini ribut-ribut!?" teriak sepupu mereka yang tampak terganggu oleh teriakan Andi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curse
Fanfiction"Andi yang ganteng tapi tetap jomblo, Alia yang gampang tidur, Lumi yang ngak bisa terpapar sinar matahari lama-lama, Nia yang terlalu wibu, dan Zen yang berbadan besar. Ini semua bukanlah kebetulan, melainkan sebuah kutukan yang perlu dihilangkan s...