Memendam rasa
Ada rasa yang ingin aku utarakan tapi tak bisa. Ada hati yang ingin kuperjuangkan tapi terlalu sulit menggapainya. Ada dia yang selalu di depanku tapi tak bisa di sebelahku.
Aku ingin menyapanya, menyapa hatinya, menyentuh cintanya. Namun, aku sadar rasa tak bisa dipaksa. Jika kusampaikan, aku takut kau akan berlari menjauh.
Tidak enak memang memendam rasa tanpa bisa mengutarakannya. Menyimpannya sendiri, merasakannya sendiri. Melihatnya aku bahagia juga terluka pada waktu yang sama.
Entah seperti apa jika kau tahu tentang rasa yang kusimpan rapat-rapat, menjauh atau justru menyambutnya dengan hangat. Aku harap kau memilih menyambutnya bukan menjauhinya.
Sementara ini, biarkan kusimpan segenap rasa ini. Menyampaikannya lewat doa, mengetuk takdir agar mau bekerjasama. Bukankah lebih baik menitipkan rasa ini kepada Sang Pencipta? Sebab Ia yang membuat kita ada, sebab Ia yang membuat rasa ini ada.
Semua mengalir begitu saja, ada dan begitu nyata. Tidak perlu kau tanyakan perihal kenapa aku bisa mencintaimu?
Karena seringkali kucoba bertanya pada kisi-kisi ruang batin. Namun yang kutemukan adalah. "Entah".