Rindu

404 34 3
                                    

Nayeon POV

Membersihkan tubuh sudah kulakukan, saat ini aku tengah menikmati susu vanilla hangat yang cocok sekali dinikmati sebelum tidur. Namun seperti biasa, sebelum tidur aku menatap pantulan diriku sendiri di cermin dan kembali terkagum-kagum melihatnya, wah kenapa diriku sangatlah cantik? Hahaha bilang aku narsis namun kurasa kalian setuju dengan pendapatku! Miring ke kanan, miring ke kiri, tengok ke kanan, tengok ke kiri. Sama sekali aku tak menemukan cela dari diriku ini, sempurna!

Mau protes hah?

Sudah lumayan puas menatap pantulan diriku sendiri dicermin, susu vanilla yang sejak tadi kunikmati juga sudah habis, maka kulangkahkan kakiku menuju ranjang kamarku untuk bersiap-siap tidur. Tak lupa berdoa dan mensyukuri segala hal yang terjadi padaku di hari ini, lalu ku mulai memejamkan kedua mataku.

1 menit

2 menit

5 menit

Tok! Tok! Tok!

Hm? Apa barusan terdengar suara ketukan dari arah jendela kamarku? Itu adalah hal yang mustahil terjadi kan? Karna kamarku berada dilantai 2! Siapa yang mengetuk jendelaku dilarut malam seperti sekarang ini!? Kurasa aku mengigau, tanpa mempedulikannya karna, -Hey dipikirkan bagaimanapun hal itu mustahil terjadi! - aku kembali memejamkan kedua mataku dan kembali bersiap menuju dunia mimpi.

Tok! Tok! Tok!

Lagi!? Oke ini sudah pasti bukan karna aku salah dengar! Tapi sekujur tubuhku mulai merinding karenanya, aku mulai berpikir macam-macam. Bagaimana jika itu maling!? Bagaimana jika itu makhluk halus yang berkali-kali diceritakan oleh teman-temanku yang mengaku pernah melihat dan merasakan hal aneh pada pohon besar yag berada di taman depan rumahku.

Oke pikiranku semakin kacau!

Aku sedikit menjerit kala mendengar mendengar suara nada dering ponselku namun langsung bernafas lega setelah membaca siapa yang menelponku dilarut malam sekarang ini.

"Je! Astaga aku bersyukur banget kamu nelpon! Kamar aku lagi digentayangin nih jendela aku ada yang ngetuk-ngetuk dari tadi!" Ungkapku tentang rasa syukurku atas keberadaannya walau hanya melalui telepon.

"Nay, bukain jendelanya dingin nih diluar!" Hah? Dengan langkah seribu dan secepat kilat aku langsung turun dari ranjangku dan beranjak menuju jendela, dan benar saja Jeongyeon meringkuk kedinginan diluar jendela kamarku menyapaku dengan senyuman khasnya kala matanya mulai menatapku.

"Astaga! Kamu ngapain disini yang?" Tanyaku yang tentu merasa terkejut! Ini sudah lebih dari jam 11 malam dan apa yang kekasihku lakukan didepan jendela kamarku? Kuselimuti tubuhnya dan menariknya masuk kedalam kamarku.

Ya, Jeongyeon adalah kekasihku.

Aku bersedekap pinggang menatapnya yang masih menggigil namun tetap tersenyum walau bibirnya bergetar tanpa henti. "Jadi sekarang jelasin ngapain kamu malem-malem gini ada didepan jendelaku? Bukannya terakhir kamu bilang kamu lagi nugas?" Tanyaku padanya, bukan apa-apa tentu aku mengkhawatirkannya! Sekarang ini suhu dilingkunganku tengah berada di titik terendah, dan hal itu semakin jadi di malam hari. Lagipula bagaimana ia bisa berada di disana? Apakah ia memanjatnya?

Astaga memikirkannya saja membuatku menggila!

"Iya tadi aku nugas terus tugasku udah selesai, selesai nugas aku malah kangen kamu." Jawabnya santai walau dirinya masih menggigil hebat, walaupun ceroboh tentu aku merasa tersentuh dengan perjuangannya jadi aku tak bisa marah padanya lebih dari ini. Kupeluk tubuhnya yang kedinginan dan mengusap-usap kulitnya bagai menyalurkan kehangatan tubuhku pada tubuhnya. Dapat kurasakan ia membalas pelukanku dengan manja.

2yeon One Shot (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang