Reanna memasukkan lipatan kertas ke dalam botol kaca. Kertas yang berisi ungkapan hati yang tidak dapat ia sampaikan. Tentang bagaimana rindu yang dia simpan. Bagaimana kata cinta itu hanya menggantung di udara. Kata cinta,yang akan tetang menggantung di udara, kata cinta searah yang mungkin memiliki kesempatan menjadi suara ketika dia berada di titik akhir hidupnya.
Tantenya baru saja berangkat ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan yang akan mereka sajikan nanti malam. Untuk acara penyambutan yang istimewa. untuk menyambut Sabta yang sudah 2 tahun melanjutkan pendidikannya di Singapura. Hari ini, dia tidak sabar untuk menunggu malam tiba.
Pikirannya sibuk memikirkan bagaimana Sabta sekarang? Apa dia juga merindukannya? Hal apa yang akan diucapkan pertama kali ketika sabta datang? Dan makanan apa yang akan dibuat agar bisa melihat sabta makan dengan lahapnya.“ Rean, kata mas mu tadi dia kangen cumi pedas padis yang kamu buat, kamu yang masak yang sayang. Katanya kalau tante yang buat rasanya gak sama’’
‘’ Siap tan, Rean bakal masak semua makanan yang mas Sabta suka’’
‘’ Mas mu loh, suka banget sama seafood. Kebalikan banget ya sama kamu yang alergi seafood’’
Begitulah Sabta, selalu berjalan berlawan dengan Rean. Ketika Rean menyukai warna cerah Sabta akan memilih warna Gelap. Ketika Rean alergi seafood ,Sabta akan menyukai Seafood.Ketika Rean menyukai hujan, Sabta memilih menghindari hujan. Bahkan sejalan ketika Rein mencintai Sabta, Sabta malah hanya menganggapnya adik.*
Sekarang pukul 8 malam. Sabta mengabari akan tiba lebih telat, dia tidak tau saja Rean sudah menunggu 3 jam lamanya. Sibuk menenangkan debar jantung yang berdendam lebih cepat dari biasanya.Dengan semangat dia membuka pintu rumah,sebab mendengar suara deru mobil yang amat dihafalnya. Hal pertama yag dia lihat,sabta berdiri dengan gagah didepannya dengan senyum yang serasa bisa membuatnya meleleh detik itu juga. Tapi yang membuat senyumnya memudar detik itu juga, ketika netra matanya menangkap sosok wanita cantik yang menggenggam tangan Sabta. Selama ini, Rean hanya belajar mencintai , dia lupa selain belajar mencintai. Dia harus belajar membiasakan hatinya untuk berbagai kemungkinan yang datang.
‘’ya ampun Rain. Mas kangen banget’’
Dengan masih berusaha menutupi raut kecewa, sabta memeluknya erat.‘’Rain juga kangen mas, kanget bangeet’’
‘’ Rean aja nih yang dipeluk, bunda nggk?’’
Sambil terkekeh pelan, Sabta memeluk bundanya erat.
‘’ayo masuk sayang, Rean sama bunda sudah masak banyak. Teman kamu diajak masuk juga ‘’‘’ Ayo nay’’ rean tidak bisa melepaskan pandangan bagaimana Sabta tersenyum kepada gadis itu, bagaimana Sabta menggenggam tangannya.
Astaga, Hatinya benar-benar panas.
‘’Bund, Yah ..kenalin ini pacar Sabta. Anaya. Teman Sabta ketika SMA dulu’’
‘’Oh, ini Anaya yang sering kamu ceritakan dulu Sab? Pantas, anaknya cantik gini’’
‘’ah tante bisa aja. Rein lebih cantik malah tan’’
‘’oh kalau Rein memang gak ada yang nandingin sih Nay. Sabta aja dulu sampai kewalahan jagain Rean dari temen cowoknya. Pernah dulu waktu Sabta masih SMA tante sampai dipanggil ke kantor polisi gara-gara Sabta mukulin anak SMP yang deketin Rean, padahal itu cuma anak smp loh.ya kan rein?’’ Bunda bercerita dengan semangatnya
‘’Bund, udah. Malu tau’’ Sabta berusaha mengalihan topik untuk menghindari malu cerita masa labilnya dulu.
‘’Sebenarnya Sabta bawa Ayana kesini buat kasih tau kalau Sabta mau nikahin Ayana, Sabta harap Bunda dan Ayah setuju’’
‘’Ni-Nikah?’’ Rean yang dari tadi diam ikut bersuara. Ntah siapapun yang sadar bahwa suaranya bergetar.
‘’Iya Rain, mas gak mau soalnya kamu langkahi’’ Candaan Sabta sama sekali tidak berhasil membuatnya tersenyum.
Pada saat itu Rein tau bahwa jatuh cinta selain bisa membuat jantungnya berdegup dengan cepat saking senangnya, jantungnya juga bisa berdegup dengan cepat saking sakitnya’’
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Breat's
RomanceReana Saraswati ingin egois, setidaknya sekali dalam kehidupannya yang singkat. Dia ingin menjadi pengantin yang cantik dan berdiri di atas altar dengan Sabta Bagastara. Rean hanya ingin egois sekali dalam hidupnya. Dia hanya ingin Sabta bersamanya.