Happy reading❤
Lily's POV
Gue lily, gue lahir di jakarta dan dibesarkan juga di jakarta. Gue punya satu kakak perempuan yang super duper bawel yang mungkin tidak mempunyai tandingan di dunia ini, dia 5 Tahun di atasku. Namanya alaya.Ayahku sudah meninggal 6 Tahun lalu, semenjak itu hidupku kelihatan sangat kesepian. Meskipun di rumah masih ada ibuku tapi.. ah... sudahlah...
"Ahh.. mau bikin dasi aja susah banget!" Aku yang sedari tadi berada di depan cermin berusaha untuk memasang dasi di seragam sekolahku. Ini adalah pekerjaan yang sangat menyusahkan hidupku.
Sudah, aku tidak tau bentuk dasi ku seperti apa. Aku tidak peduli. Aku harus segera berangkat ke sekolah.
Aku menuruni anak tangga untuk menuju ruang tamu, aku sudah sangat lapar, ingin cepat cepat untuk makan.
Aku memandangi setiap sudut rumah untuk mencari keberadaan ibuku, tetapi nihil. Ibuku tidak ada
Samar samar aku mendengar suara seorang perempuan sedang berbicara dari balik pintu dapur, suara itu memang tidak asing lagi bagiku.
Aku berjalan mendekat kearahnya untuk mengetahui dengan siapa ia berbicara, tetapi ternyata ia sedang berbincang lewat telfon "Hehehe iya mas, nanti setelah lily berangkat sekolah kamu datang aja kesini. Nanti aku kabari ya"
"Iya mas, udah dulu ya aku mau ajak lily sarapan dulu"
Setelah mengucapkan itu telfon mereka berakhir, perempuan itu menoleh kebelakang dan mendapati aku yang berdiri tak jauh darinya
"Eh lily, udah mau berangkat?" Sapanya mendekatiku
Aku tidak menjawab, aku kembali ke meja makan dan mengambil sepotong roti dan meminum sedikit susu yang ada di atas nakas.
Tuk tuk tuk
Ketukan pintu itu terdengar nyaring di telingaku, dan detik itu juga pintu rumahku terbuka dan menampakkan sosok pria tinggi yang berkulit putih.
Dia adalah ragas, sahabatku sedari kecil. Dia datang kesini untuk menjemputku untuk pergi bersama kesekolah. Itu adalah rutinitasnya setiap hari.
"Kita langsung aja, yuk" ajakku ke ragas
"Lily, kamu gak mau makan dulu" teriak wanita dari arah meja makan
Tapi aku tidak menjawab, aku tetap menarik tangan ragas untuk keluar dari rumahku
"Tante, ragas sama lily pamit yaa!!" Ragas berteriak berpamitan pada ibuku, dia memang selalu seperti itu.
Sepanjang jalan aku hanya diam di atas motor ragas, aku tidak tau memikirkan apa hanya saja aku malas berbicara
"Ly?"
"Lily?" Panggil ragas untuk kedua kalinya
"Hmm?"
"Marahan lagi?" Katanya, yang sudah tau kondisiku seperti apa
"Enggak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear A
Teen Fiction"Lily emang selalu beda pendapat sama mama" "Ga da yang bisa ngertiin lily!!" "Kak alaya, ragas!! Semua udah ga peduli sama lily!!!"