1 : Coldrest

323 238 150
                                    

COLDREST

Sekumpulan lelaki berbadan tegap yang terkenal di sekolah itu berjalan menuju mading, Semua Siswa dan Siswi SMA brawijaya mengenal mereka dengan sebutan anggota Coldrest yang terkenal dengan kebrandalannya itu, tanpa terkecuali, baik staff sekolah dan Guru pun tau dengan Genk tersebut. Anggota Gank Coldrest sedang berjalan dikoridor sekolah, Dengan ketuanya berjalan di paling depan dan di ikutin dengan anak buahnya itu, seperti ibu dan anak itik, Anggota Coldrest Berbondong-bondong menuju mading untuk mengatahui daftar nama siswa yang di ubah untuk kenaikan kelas 12.

"Minggir! Awas minggir gua mau liat" ucap Moonesar kepada seorang cowo yang terkanal dengan sifat culunnya itu, ia menghalanginya untuk melihat mading, Moonesar adalah selaku ketua Gank Coldrest yang terkenal dengan ketampanannya itu, tetapi sayang pria itu sangat playboy, sudah banyak cewe-cewe yang menjadi korban.

"Bisa sabar ga" jawab Farel dengan nada yang cukup keras sambil menghitung nomor absen dengan jari kanannya, ia tidak melihat ke belakang jadi ga tau siapa yang ngomong tadi.

"BRUK!"

Moonesar mendorong Farel dengan keras sampai terjatuh ke lantai "Aww.. sontak seluruh orang yang ada di situ melirik Moonesar dengan 3 anggota lainnya.

"Ngapain lirik-lirik woi? " tanya Haider dengan nada keras yang di milikinya, sang wakil dari Coldrest kepada semua orang yang meliriknya.

"Iyanya sana pergi" Feroz mengusir seluruh orang yang ada di sekitar mading, Feroz memiliki jabatan sebagai anggota biasa di Coldrest, ia memiliki pacar yang mempunyai paras yang sangat cantik, Feroz sudah pacaran dari SMA Kelas 10, Saat Mpls sekolah ia di cengcengin sama Anggota Osis sampai ketika, Feroz pacaran dengan teman sekelasnya itu saat kelas 10.

"Hahahah kasian banget kalian di usir sama Feroz" ucap Arsalan dengan mengikngik, Arsalan adalah anggota biasa juga dari Coldrest, ia terkenal dengan kejombloannya itu, Arsalan sudah jomblo sejak duduk di bangku kelas 10, karena ia memiliki muka yang pas pasan, jadi cewe cewe pada menghindar deh, tapi masalah duit jangan di tanya.

Moonesar melangkah menuju mading dan melihat begitu banyaknya kertas daftar nama siswa yang tertempel di mading tersebut.
Haider dan anggota lainnya berjalan mundur karena mereka tau apa yang akan terjadi.

Karena Moonesar adalah cowo pemalas, ia menyuruh Feroz untuk mencari namanya sampai ketemu "Eh coba cari" ucap Moonesar sambil menarik kerah bajunya Feroz "Huh kenapa coba gua yang kena" batin Feroz sambil menunduk "I-iya gua cari" ucap Feroz dengan pasrah

Sudah 15 manit, Feroz belum menemukan nama Moonesar dan nama teman teman lainnya, Nama ia juga belum di temukan.

Sesampai di kertas terakhir yaitu kelas XII-IPA-4 Feroz membaca satu persatu nama yang ada di kelas itu, yang berjumlah 35 Siswa.

"33, Guela Putri"
"34, Gabriella Marissa"
"35, Haris Putra"

"Lahh... ko nama lo ga ada Nesar? " ucap Feroz kepada Moonesar yang sedang duduk di bangku sebelah Mading bersama anggota lainnya.

"Nama gua doang? " jawab Moonesar sambil berdiri dari bangku tersebut.

"Semuanya, Nama gua juga ga ada, cuman tadi gua nemuin nama pacar gua di kelas XII-IPA-2" ucap Feroz

"Serius?" tanya Arsalan dengan panik dan berjalan untuk melihat mading.

"Coba cek ulang lan" ucap Haider menyuruh Arsalan untuk mengecek ulang nama Siswa yang ada di mading.

Arsalan mengecek satu persatu dari kertas kelas XII-IPA-1, tak lama kemudian Arsalan menemukan nama ia pada nomor ke tiga, Haider nomor sembilan belas dan menemukan nama Moonesar pada nomor ke dua puluh lima "Moonesar Bramantya" ucap Arsalan kepada Moonesar.

"Ketemu? tanya Moonesar kepada Arsalan sambil memegang kerah bajunya Feroz"

"Ketemu, lo di nomor dua puluh lima, dan gua di nomor tiga, kalo Haider di nomor sembilan belas, jadi kita bertiga lo gua sama Haider sekelas nanti di kelas 12" ucap Arsalan

"Kata lo ga ada nama gua" ucap Moonesar kepada Feroz dengan menatap matanya dengan tajam dan menarik kerah bajunya dengan keras.

"Lah kok Feroz ga ada namanya di kelas XII-IPA-1" tanya Haider kepada Arsalan. "Tar gua cek lagi, tadi belum semuanya gua cek" Jawab Arsalan sambil mencari nama Feroz.

Sesampai di kertas terakhir Arsalan belum juga menemukan nama Feroz Pradipda di mading itu. "Ga ada nama Feroz" ucap Arsalan memberi tahukan kepada semua anggota Coldrest.

"Ga naik kelas kali HAHAHA" celetuk Haider mendapat tatapan sinis dari Feroz "Apa maksudnya? "

"Ngga bang ampun" ucap Haider

Arsalan yang mendengar itu sontak tertawa keras membuat Feroz melirik Arsalan.

"Udah.. Udah apaan si lo kaya anak kecil aja" ucap Moonesar kepada Feroz dengan melepaskan tangannya dari kerah baju Lelaki itu.

"Udah lo nanti ke ruang guru aja, temuin Pak Asep, tanyain kenapa nama lo ga ada di sini" ujar Arsalan

"Ya... gua ke ruang guru dulu" ucap Feroz kepada semua anggota Coldrest.

"Gua iku-t" ujar Arsalan

"G gausa, gua sendirian aja" jawab Feroz yang membuat semua anggota Wolves kebingungan.

"Dih kenapa tu anak monyet" celetuk Haider

**

Feroz berjalan menuju ruang guru untuk menanyakan hal yang tadi, di tengah perjalanan, Feroz melihat Pak Asep berjalan menuju kendaraannya, mungkin dia mau pergi?
Tanpa pikir panjang Feroz lari secepat mungkin untuk menemui Pak Asep.

"BRUK"
Feroz terpeleset karena ada genangan air, di hadapan Pak Asep "Duh harga diri gua" batin Feroz

Dengan kejadian tersebut, semua siswa matanya langsung tertuju melihat Feroz terjatuh.

"HAHAHAHAH" sorak salah seorang siswa yang ada di situ.

Feroz mendelik melihat siswa itu mengtertawai yang menurutnya tidak lucu.

"Ehh awas jatuh" ujar Pak Asep dengan polosnya, jelas jelas sudah jatuh. "Udah jatoh pak" ucap Feroz sambil berdiri

Feroz langsung bediri tegap di hadapan Pak Asep karena harga dirinya tidak mau turun.

"Gini pak saya mau menanyakan tentang daftar nama siswa yang naik ke kelas 12" ujar Feroz sambil memegang bokongnya karena merasa kesakitan.

"Ohh baik lah bapa bicarain di ruang guru ya" jawab Pak Asep mengajak Feroz untuk masuk ke ruang Guru.

Beberapa lama kemudian Moonesar serta babu-babunya menunggu di depan ruang Guru, karena mereka merasa Feroz lama banget di dalam sana.

Sekitar 30 manitan Feroz keluar dari ruang Guru dengan ekspresi muka yang melas dan kesal.

**

© aryaabagus | 21 : 04

MOONESAR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang