FALLEN TO VAMPIRE #2

13 3 0
                                    

Gelap.

Anginnya kencang.

Pohon-pohon menjulang disekitarku. Patahan ranting menusuk kulit kakiku. Tapi Aku tak peduli. Yang kupedulikan hanya segera keluar dari sini.

Dia datang.

Dia mengejarku.

Tapi-siapa Dia? Siapa yang mengejarku?

Aku tak tahu. Yang kutahu Aku harus lari. Lari. Lari. Ada yang membisikkan padaku untuk Lari segera.

Terdengar sederet langkah kaki yang mengejarku. Aku mempercepat langkah. Aku mencoba. Tapi - Siapa Aku sampai bisa mengalahkannya ?

Aku tahu aku tidak bisa. Aku tahu, aku akan kalah. Dan itu berakhir saat didepanku ada sebuah jurang. Aku berhenti. Berbalik. Menatap sepasang mata merah yang pun berhenti dan balik menatapku. Aku kehabisan nafas. Sesak.

Kami berdua saling memandang. Aku tak dapat melihat wajahnya dibalik kegelapan. Hanya sepasang matanya yang mampu menembus kegelapan.

Aku harus lepas. Aku tahu, Aku tak boleh tertangkap. Apa yang harus kulakukan ? Apa itu?

Aku memejamkan mataku. Tahu bahwa Dia tidak akan menyerangku. Dia butuh menangkapku. Hidup-Hidup. Dan Aku tak boleh tertangkap.

Aku membuka mataku. Benar. Aku harus Hidup untuk ditangkap.

Tapi Bagaimana jika Aku mati ?

Tanpa membuang waktu , Aku mengeluarkan belatiku dari saku celanaku dan memutarnya. Menusuk tepat diatas jantungku.

Aku bisa merasakan darah merembes keluar dari dadaku. Sakit. Tapi Aku entah kenapa merasa lega. Dari penglihatanku yang mengabur, Aku bisa melihat sepasang mata merah yang berkilat penuh nafsu.

Aku tak peduli. Aku hanya menunggu kematianku. Menunggu kehabisan darah. Menunggu - Mungkin terdorong kejurang. Menunggu tubuhku yang -Mungkin akan tercabik-cabik  oleh sepasang mata merah itu.

Aku menunggu. Dan saat kesadaranku hampir hilang, dekapan hangan kurasakan ditubuhku. Serta bisikan 'Jangan lakukan ini. Kau tahu ini membunuhku.'

☆☆☆

Tenang... dikit dikit aja dulu...

Love you all

FALLEN TO VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang