#1

186 27 25
                                    

Seorang pemuda bertubuh tegap dengan kulit tan yang sempurna mengelap pelan keringat dengan seragam basket yang dikenakannya. Sebotol air mineral diteguk habis, menandakan betapa hausnya ia akan latihan yang baru selesai. Ia melihat pada seniornya yang sedang diam memandangi jendela ruang kesehatan, membuatnya tertawa menggelengkan kepalanya.

"P'Ohm..."

Ohm Thitiwat Ritprasert, nama pemuda itu, menoleh ke sumber suara. Ia melihat dua gadis yang tengah berdiri gugup, salah satunya memegang bungkusan kecil.

"Ada apa?" tanya Ohm ramah

"In..ini.." ujar gadis yang tengah memegang bungkusan, "Aku... membuat kue di kelas memasak.."

Ohm tersenyum, melihat pada gadis di depannya, "Untukku?"

Gadis itu mengangguk, malu. Dengan santainya Ohm mengulurkan tangan, mengambil bungkusan tersebut membuat gadis itu seketika tersenyum.

"Terima kasih. akan kumakan."

"P'Ohm!!!" panggil gadis itu cepat membuat Ohm menoleh, "Jam tiga nanti, apakah boleh minta waktu sebentar?"

"Hm???"

"Ada yang ingin kukatakan..."

Ohm mengangguk, "Baiklah. Kita bertemu di sini lagi nanti."

Ohm berjalan menjauh, mendekati bangku samping lapangan dimana temannya masih saja memandang ke sebuah ruangan. Ia menghela nafas, menepuk pelan bahu pemuda lainnya.

"Kenapa P'Kao melamun?"

"Oh Ohm..." Kao tersenyum, "Tidak.. hanya.."

"Memandangi K'Earth lagi?"

"Hoiii kau.."

"Sejak Phi terkilir beberapa minggu lalu, P'Kao selalu melirik ke ruang kesehatan.." tawa Ohm, "Apakah Phi tak berniat mengajaknya kencan?"

"Mana mau dia dengan mahasiswa seperti kita. Aku lihat, ia diantar jemput seorang pria dengan mobil mewah."

"Sudah ada yang punya ya?" gumam Ohm

"Bagaimana denganmu? Ada dua orang anak tahun pertama yang mendekatimu kan? Oh ya, mau McD setelah kelas?"

"Aku ada janji.." ujar Ohm

"Ohoiiii.. dengan salah satunya kah???"

Ohm tersenyum mendengar pujian Kao. Ia kembali meneguk air minumnya, membuka bungkusan yang isinya kue kering dan tersenyum. Ohm mengambil sepotong dan memasukkannya ke dalam mulu, tanpa menyadari tatapan penuh amarah dari sosok kecil yang sedari tadi memandanginya dari balik tirai jendela.

...

Ohm melihat pada jam tangannya dan menghela nafas. Ini sudah hampir jam lima dan gadis yang membuat janji dengannya sama sekali tak terlihat. Ia menggelengkan kepala. Seharusnya jadwal siswa tahun pertama sudah selesai dua jam yang lalu. Seperti gadis itu membatalkan janji?

Sudahlah. Ohm juga tak begitu peduli, sebenarnya. Ia mengiyakan karena menghargai gadis itu. hanya sebatas itu. Ia bukannya tertarik pada gadis yang memang terbilang manis. Ia berdiri dari bangku lapangan, meletakkan botol air mineralnya di bangku, dan bergerak menuju gerbang sekolah.

Pulang.

Sementara botol minuman di bangku terangkat, membuat sosok kecil itu tersenyum manis dan meminum beberapa teguk air dari botol tersebut. Sosok itu lalu memasukkan botol minuman ke dalam tasnya. Senyumnya mengembang. Manis sekali.

"Terima kasih atas ciuman tidak langsungnya, P'Ohm..."

...

...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang