Prolog

12 2 0
                                    

Seorang cowok sedang berlutut dengan satu kaki yang ditekuk. Cowok itu memegang sekuntum bunga mawar asli bukan tiruan dari plastik. Ia tersenyum lebar untuk mengusir ketegangan yang sedang ia rasakan saat ini. Cowok itu bernama Samudra Legawa, atau biasa dipanggil Sam.

Sam menatap tajam perempuan di hadapannya. Seorang gadis cantik berhijab modern yang terlihat anggun dengan mengenakan blouse warna hitam dengan cardigan berwarna peach yang senada dengan celana kulot lebarnya. Gadis itu bernama Ayunia Cahya atau dipanggil Ayun.

Tidak seperti gadis pemalu lainnya, Ayun justru berani menatap balik manik legam Sam dengan pandangan menelisik dan mengkuliti maksud pemuda itu. Dia bukan tipikal cewek yang mudah baper karena dimodusin oleh cowok tengil semacam Sam.

Sam justru menggigit bibir bawahnya, ia masih terpaku dengan posisi berlutut, bibirnya kelu hendak menyuarakan isi hati. Ia pun menarik napas dalam, memasok udara untuk menetralisir kegugupannya. Sekejap hendak berkata namun urung kembali. Hingga terdengar bisik-bisik tak jelas dari mahasiswa yang berlalu lalang di koridor kampusnya. Ayun merasa gemas hingga ia berinisiatif memutus kebisuan itu.

"Maksud kamu apa huh?" Mendengar seruan Ayun membuat Sam terkesiap, entah mengapa ia mendapat firasat buruk.

Sam segera bangkit dan mencoba peruntungannya "Terimalah bunga ini, dan genggam tanganku lalu katakan bersedia menjadi kekasih hatiku"

Ayun mengernyit heran. Tiada ada angin tiada hujan, tiba-tiba ada pemuda sableng minta dia jadi kekasihnya. Hallow gak salah bro? Emang selama ini kita sedekat itu? Emang kita sudah saling mengenal satu sama lain?

Ayun berkacak pinggang, ia melihat sekeliling banyak orang memperhatikan. Kalau sampai ia menolak pasti cowok ini bakalan malu bukan kepalang, tapi tidak serta merta hal itu jadi pertimbangannya untuk menerima pernyataan cinta cowok itu kan?

Ia melihat ke sampingnya, sahabatnya yang cantik dan kalem menganggukkan kepala. Gadis yang sama berhijabnya namun dengan tampilan lebih feminim dengan gamis bunga-bunga yang didominasi warna pink. Sahabatnya itu bernama Zahwa Abdillah atau cukup dipanggil Zahwa.

Mendapatkan anggukan dari temannya bukan berarti lampu hijau untuk membenarkan tindakan si Sam. Ayun memutar matanya jengah, ia paling sebel dengan cowok modelan kayak si Sam, tengil, usil, sok ganteng, dan merasa disukai banyak cewek. Pasti tidak akan damai hidupnya bila ia menerima cinta cowok itu.

Ayun mengumpulkan segala pengetahuan berbahasanya, ia akan menolak secara halus pernyataan cinta cowok itu. "Aku suka bunganya, tapi maaf aku tidak bisa menerima cintamu. Kita tidak cukup saling mengenal untuk melanjutkan hubungan lebih dari pertemanan" ucap Ayun dengan seulas senyum.

Sam melongo mendengarnya, ada rasa kecewa dalam hati bercampur geli. Kata-kata Ayun seolah menggelitik pendengarannya. Sam terdiam sejenak, pandangannya beralih kepada gadis di sisi Ayun, si Zahwa.

"Bagaimana cantik, apa kamu sependapat dengan temanmu?" Tanya Sam kepada Zahwa. Pemuda itu fokus melihat gadis berhijab disamping Ayun.

Pandangan Ayun beralih kepada Zahwa. Seketika tubuhnya menegang, ada apa ini? Apa ada yang salah dengan perkataannya? Sedangkan Zahwa masih terdiam tidak berkata satu huruf pun.

Ayun mencoba mencerna situasi. Apa dia salah paham dengan maksud si Sam? Enggak kok, beneran cowok itu tadi memandang lekat padanya. Ungkapan suka itu jelas ditujukan untuknya. Lalu apa ini? Kenapa dia bertanya kepada sahabatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BestieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang