Chapter 13 RATE_M

6.7K 414 34
                                    

Yang dibawah umur
Yang puasa
Yang anak baik-baik
Yang dibawah umur
Yang tak bisa berfikir yadong
JANGAN BACA CHAPTER INI 🙏🥦

Yang otak yadong
Yang otaknya sudah tercemar
Yang tidak puasa
Yang FUJOSHI/fudansi
Bacalah :v

.
.

Ehh maaf salah upload 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ehh maaf salah upload 🙏

Ehh maaf salah upload 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maksudnya foto ini 👀

.
.

"Phi...!" Prem berusaha melepaskan tangannya saat Boun menariknya masuk kedalam condonya yang memang tak terlalu jauh tempat mereka syuting, Boun langsung mendorong pelan Prem agar terbaring diatas tempat tidurnya
"Phi, phi Boun, tenang" panik prem saat nafas Boun berderu cepat
"Tidak apa-apa, jangan melawan nanti jadinya sakit, tenang saja kau tak akan hamil kok" Prem merasa dongkol akan ucapan Boun, sepertinya lelaki ini sudah kehilangan akal sehat karenanya
"Bukan masalah atau tidaknya phi, tapi...." Belum sempat Prem berbicara Boun sudah membuka baju dan menindihnya
"Prem, sudah sangat lambat membuatku berhenti" ucap Boun mengelus wajah imut Prem
"Apa kau selalu seperti ini ? Meniduri orang sesuka hati ?" Tanya Prem dan Boun mengeleng
"Aku jujur padamu, akupun belum pernah melakukannya" jujur Boun
"Penipu" ejek Prem
"Aku serius, aku tak berbohong, kau bisa menanyakannya pada manajerku Yang setiap hari beramaku dan mengatur
jadwalku Prem"
"Aku tidak tau, tapi aku hanya ingin melakukannya denganmu" lanjut Boun, ia kemudian menunduk dan mencium bibir Prem yang masih memerah dan membengkak akibat ciumannya tadi.

Prem hanya memejamkan matanya, jantungnya berdegup kencang. Ia bertanya sendiri didalam hatinya, mengapa ia diam saja ? Mengapa ia tak memberontak ? Kenapa tubuhnya merespon setiap sentuhan Boun ? Dan mengaja jantungnya selalu saja berdetak cepat bila bersama lelaki yang kini menjamah tubuhnya, dan ia juga bisa merasakan detak jantung Boun sama sepertinya begitu cepat
"Aahhh phi...." Ia mulai medesah gelisah saat Boun menghisap nipplenya bergantian
"Phii....ahh..." Prem mengigit bibir bawahnya saat tangan Boun kini mengelus pahanya bahkan kadang selangkangannya.

Ciuman seme itu kemudian turun keperutnya Prem, dan tangannya dengan lihai bisa membuka celana Prem, tubuh prem sedikit tersentak kaget saat jemari Boun menyentuh miliknya, ciuman Boun makin turun hingga tepat diatas selangkangan Prem
"Phi...." Prem berusaha menutupi selangkangannya, itu memalukan baginya tapi bagi Boun itu pemandangan yang amat menarik baginya, ia menarik kedua tangan Prem yang menghalanginya
"Aahhhh phi....."  Prem meremas seprei diantara kedua sisi tubuhnya saat mulut Boun malah menghisap dan menjilat miliknya
"Aahhh...." desah Prem hampir jepit kepala Boun yang berada diantara paha mulusnya namun boun lebih cepat menahan kakinya dan makin membukanya lebar, desahan Prem bagaikan alunan indah ditelinga Boun
"Awww phi Boun..." Prem sedikit mengangkat pinggulnya saat satu jemari Boun masuk kedalam holenya membuat ada sensasi aneh disana, tangan Prem yang tadi meremas seprei kini berpindah meremas untaian rambut Boun yang sibuk memberi rangsangan diselangkangannya
"ughhh...." Rasanya Prem sudah kehilangan akal, ia menikmatinya hingga ia memejamkan matanya, seprei bahkan sudah sangat kusut dan berentakan karena ia terus bergerak menahan sensai aneh pada tubuhnya.

Kini dua jemari Boun masuk dan berusaha melebarkan hole itu agar mempermudahkannya baginya nanti untuk memasukinya, namun mulutnya dengan lihai mengulum milik Prem hingga lelaki imut itu terus mendesah karena perbuatannya
"Aahhhh phi...." sampai akhirnya tubuh Prem sedikit bergetar pelan, menandakan ia mendapat orgasme pertamanya. Rasanya tulang-tulangnya sudah tak ada ditempat dan ia melayang begitu jauh, ketika ia membuka matanya kini ia sudah melihat Boun mensejajarkan wajah mereka. Hingga ia bisa melihat wajah tampan Boun diatasnya. Prem hanya pasrah saat Boun kembali mencium lehernya, ia tau ini hanyalah awal.

Deru nafas mereka sudah begitu cepat bahkan bisa terdengar jelas, Tangan Boun menuntun satu tangan Prem agar menyentuh miliknya dibawah sana
"Ahh..." Desah Boun saat jemari Prem mulai bergerak bermain pada miliknya, saat tangan Prem bisa mandiri(?) Sendiri bermain dibawah sana ia melepaskan tangan Prem, sesekali Boun kembali mendesah dibalik ciumannya karena kenikmati jemari Prem, merasa gairahnya sudah sampai diubun-ubun, ia dengan cepat menganggkat kedua kaki prem agar sejajar dengan bahunya, jemarinya mengunakan cairan Prem tadi sebagai pelicin agar tak terlalu membuat Prem kesakitan.

"Phi, pelan-pelan" Prem jadi takut sendiri
"Tahan saja, rileks. Kalau kau terlalu tegang ini bisa lebih sakit" Boun memperingatkan, tenang tenang tapi yang ditusuk kan Prem, membuat Prem juga takut merasa sakit apa lagi milik Boun itu tidak bisa diremehkan, pasti sakit

"Aww phi! Sakit!" Keluh Prem saat kepala kejantanan Boun mulai mendorong masuk kedalam holenya dan rasanya sangat menyakitkan
"Aakhhh sakit phi!!" Prem bahkan sudah menangis, ia serasa terbelah dua dan Boun terus mendorong lebih dalam
"Aargggg...." Prem sedikit menganggkat pinggulnya itu membuat holenya perih sampai Boun dengan cepat mendorong miliknya hingga masuk sempurna
"Aahhh...." Beda lagi dengan Boun yang malah mendesah menikamati hole Prem pada miliknya.

"Jangan bergerak dulu, ini sakit!" Kesal Prem, Boun sehenarnya kasihan tapi bagaimana lagi ia sudah tak bisa dihentikan, Boun berusaha tak bergerak agar hole Prem bisa beradaptasi dengan miliknya, Boun menunduk mencium bibir Prem hingga lehernya berharap sedikit mengurangi rasa sakit itu, dengan berlahan ia mulai bergerak, tak ada protes dari si imut. Jadi ia melanjutkannya dengan bergerak pelan, dari gerakan pelan menjadi cepat, hingga tubuh Prem harus bergerak mengikutinya
"Aaahhh..." Suara desahan mereka kini mendominasi kamar, suhu dingin AC sudah tak mampan lagi untuk mereka yang kini berpeluh terlihat begitu sexy.

Boun menunduk mencium bibir Prem yang membalas ciumannya dengan ciuman yang basah. Dan Boun terus bergerak cepat diatasnya
"Aaahhh shittt..." Entah berapa kali Boun harus mendesah dan mengumpat kasar karena hole dan desahan Prem membuatnya akan gila saat ini
"Ugghhh phi..." Prem sedikit tersentak hingga tubuhnya terdiam beberapa saat saat klimaks menghampirinya
"Phi...ahhh" Prem mengeleng saat Boun tak berhenti pada hal ia sudah dua kali mengalami orgasme, tubuhnya makin sensitive sekarang. Bukannya berhenti, Boun malah membalikkan tubuhnya agar terlentang lalu menarik pinggulnya agar sedikit terangkat dan kembali memasukkan miliknya dan bergerak cepat, sedangkan Prem sudah benar kelelahan bahkan ia sudah tak tau ia mendesah atau menangis menikmati semua ini.

Hingga akhirnya Boun mendesah pelan dan mengeluarkan kepalanya cairannya didalam hole Prem membuat Prem langsung menjatuhkan pinggulnya ketempat tidur agar ia benar-benar telungkup. Ia sudah tak punya tenaga apapun lagi
"Prem" panggil Boun walau ia masih sulit mengatur nafasnya, ia dengan pelan membalikkan tubuh Prem agar tak terlentang lagi, Boun tersenyum lucu melihat Prem sudah memejamkan matanya, dengan pelan boun menghapus air mata yang ada dipipi imut itu, ia tau itu bukan air mata kesedihan itu air mata karena Prem begitu menikmatinya
"Aku mau tidur phi" ucap Prem tanpa berniat membuka matanya
"umm kita tidur" ucap Boun mengecup dahi Prem dengan tulus dan menarik selimut untuk tubuh telanjang mereka.

.
.
.

.
.
.


Tbc

BounPrem Story (INSTAGRAM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang