Di sebuah rumah besar yang mewah, seorang gadis kecil menangisi kematian nenek sekaligus kakeknya. Orang yang berjasa besar mengurusnya dari bayi hingga sekarang.
Meskipun orang tuanya bilang kakek dan neneknya hanya pergi sebentar untuk menghadap tuhan. Akan tetapi dia tidak percaya dengan hal itu, salahkan otaknya yang sepertinya memang terbuat untuk menjadi jenius. Pada umurnya yang baru 4 tahun itu . Dia sudah tahu bahwa nenek dan kakeknya memang telah meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.
.
.
.
.
.
.Jalan - jalan malam di palembang terlihat sepi. Lampu-lampu jalan khusus untuk malam hari yang biasanya di hidupkan itu kini telah dimatikan. Jam menunjukkan tepat pukul 12 tengan malam. Seorang gadis berusia sekitar 20 -an sedang menyiapkan perlengkapan untuk pentas besok. Hari ini adalah hari kelulusannya dan besok adalah hari dimana dia dan anak-anak panti yang dimiliki keluarganya untuk mengadakan pentas.
Kriing.Kriing..
Ponselnya berdering menandakan ada yang menelfonnya.
"Halo Zia. Kemano bae kau ni, kucarii dak ketemu-temu."
"Iyo. Ndasmu aku dak ketemu-ketemu aku ni lagi nyiapke latihan buat pentas besok"
"Oh iyo e, amen cak itu, jangan lupo makan katonyo dari tadi siang kau lom makan gek sakit. Amen kau sakit aku pulo yang repot."
"Iyo iyo mak lampir"
Karena mungkin ada beberapa readers yang gak tahu artinya jadi author artiin di bawah ini ya.
"Halo, Zia. Kemana aja kamu. Kucariin nggak ketemu-ketemu."
"Iya. Enak aja omongin aku gak ketemu-ketemu aku ini lagi mau nyiapin latihan buat acara pentas besok"
"Oh Iya ya, kalo kayak gitu, jangan lupa makan katanya dari tadi siang kamu belum makan nanti sakit. Kan kalo kamu sakit aku juga yang repot"
"Iya iya mak lampir".
Nah udah deh terjemahannya.
Wah, sepertinya semuanya sudah selesai. Baiklah, sekarang giliran akunyang istirahat.
"ZIA!!"
"Eh terkejut abang terheran-heran,eh mati ya.. Anak orang kau buat" Marahku kesal dengan dia. Bagaimana aku tidak terkejut, dia tiba-tiba saja masuk tanpa izin mana dia pake baju putih lagi, untuk dia bukan kuntil anak pohon kedondong. Tapi, ngomong-ngomong apa hubungan kuntil anak dengan kedondong? Apakah mereka punya hubungan terlarang? Kalau begitu berarti pak poci dikhianati oleh istrinya sendiri.
Setelah bertengkar sedikit dengan rekan kerjaku itu, kuputuskan untuk segera pulang.
"Huftt.. Hoekk. Ba..Bau tak sedap apa ini? Baunya anyir mirip bau darah. Darah..Darah segar. Dimana baunya? Aku harus mencarinya. Hoek..hoek.." Aku mencim bau anyir yang mirip darah segar. Mungkin saja itu bau darah hewan, tapi.. Sebagai seorang dokter aku selalu diingatkan untuk menebak kemungkinan terburuk. Dan kemungkinan terburuk yang paling cocok dengan bau darah segar adalah mayat manusia.
Aku berusaha berjalan tanpa suara, karena mungkin saja ada kejutan mengejutkan di balik pintu dari akuarium terbuka ini. Tunggu, akuarium terbuka di sini kan. Hewan-hewan buas yang diperjual belikan secara ilegal. Paus biru, Hiu Koboi, dan masih banyak hewan ilegal yang lain. Katanya hewan ini dapatkan dengan perburuan bebas dan niatnya akan dijual ke negara lain dengan harga yang tidak murah. Penjualan hewan secara ilegal ini tertangkap dan besok mereka baru akan dipindahkan dan kalau besok mereka baru akan dipindahlan kalau begitu sekarang ini. Mereka masih belum dipindahkan!!.
"Ceklek..ceklekk" Sial!! Pintunya terkunci.
"Si..Siapa disana?" Suara itu, suara seorang wanita. Kalau kutebak umurnya masih dibawah diriku.
"CEPAT BUKA PINTUNYA SIAL!!!" Sial!! kalau disini saja aku tidak dapat menyelamatkan nyawa manusia, bagaimana kalau nanti aku sudah mendapatkan gelar dokter nanti. Sial!!
"Ceklek.. Akhirnya terbuka hey kau jangan... Awhhh" Astaga kakiku terpeleset kulit pisang, siapa juga sih yang meletakkan kulit pisang disitu? Dan sekarang.
"Byur..." Sial!! aku masuk kolam yang berisi hewan buas.
"Eh.. Nona kau jangan bunuh diri.." Hey bodoh!! aku tidak ingin bunuh diri, justru yang kutakutkan adalah kau yang bunuh diri. Tapi tunggu, hawa mencekam apa ini?
"Eh, buaya cowok. Eh,eh.. ini buaya cowok apa cewek. Btw, ini buaya gimana cara lihat buaya itu cowok apa cewek ya?" Aku malah bertanya dengan diriku sendiri sekarang. Dan jujur aku malah malas untuk berenang menghindari buaya ini. Kalo mati, ya mati.
Dan haap. Aku dilahap habis oleh buaya itu, tapi kenapa rasanya tidak sakit ya. Ooh mungkin karena aku sudah jantungan duluan saat melihat buaya itu tadi, makanya aku tidak takut dan malah memikirkan jenis kelaminnya.
Oh tuhan kalau aku diizinkan aku ingin hidup diatas kebahagiaan. Kebahagiaan yang membuatku bahkan tak bisa menutup mata pada hari itu. Kebahagiaan yang takkan membuatku menitikkan satu tetes air mata pun. Kehidupan kebahagiaan yang.. yang sempurna. Kumohon tuhan kabulkan doaku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Undefeated Antagonists
FantasyFollow sebelum membaca ya☺☺ Bacalah selagi masih (On-going) [Bukan Novel Terjemahan] [Karya Asli Saya Sendiri] {Fantasy~Mystery~Romance~Drama). 🐾🐾🐾 Ini sebuah kisah tentang gadis yang memimpikan ketentraman dan kedamaian di dalam hidupnya. Tentan...