Murid baru

7 2 3
                                    

Holla, diriku kembali membawa cerita baru yuhu.
Semoga suka yakan, dan ini asli dari pemikiran ku yaa.

^Happy Reading^


"Ekhem, kamu tau gak? Otak orang bijak pasti ada ide. Otak para ahli ada formula kimia. Dan di otak-ku hanya da kamu," ucapnya sembari mesem-mesem gak jelas.

"Emang lu punya otak?" Ucap perempuan itu sembari melenggang pergi meninggalkan Bara yang cengo di tempat. di iringi gelak tawa tiga cowo yang sedari tadi memperhatikan aksi buaya darat satu ini.

Bara Dirgantara, laki-laki dengan sejuta prestasi dalam bidang voli, dan di dukung oleh tampang bak Rizky gitar. Tak heran, siswi SMA Sekar Jaya selalu menggandrungi kemana pun Bara pergi. Sangat-sangat di sayangkan, kelakuannya yang melebihi sifat setan. Hobi ganti pasangan setiap hari, bukan hal yang aneh. Di tambah dengan kebobrokan nya yang menembus langit ketujuh.

"Malu gak?malu gak?malu lah masa enggak," teriak Mahes, tepat di sebelah telinga Bara. Dan membuat sang pemilik kaget dan hampir terjungkal kebelakang.

Mahes Adi Wiguna, laki-laki titisan iblis yang kelakuannya gak beda jauh dari Bara. Sifat bobrok dan pecicilan nya membuat orang-orang yang dekat dengannya selalu tertawa di buatnya. Tak heran, Mahes hampir di kenal oleh seluruh murid SMA Sekar Jaya.

"Berisik, setan!" Umpat Bara, tak lupa Bara hadiahi tabokan maut di tangan sebelah kanan.

"Anjrot! Mainnya kasar, si om mah," pekik Bara tak terima.

"Lo pada bisa diem gak? Berisik amat, kayak berebut sembako," ucap Rival dengan nada dinginnya.

Rival, laki-laki yang bersandar di tembok koridor, dengan wajah datarnya hanya menghela nafas jengah. Melihat keributan yang mereka buat di pagi hari ini. Dia termasuk satu-satunya orang yang waras dari ke-empat sahabatnya itu. Selain kalem, Rival juga cuek dengan sekitarnya. Jangan lupa dia benci keramaian. Sangat benci!

Berasa ada yang menoel-noel tangannya,Mahes segera melihat sang pelaku.

"Bang, beliin permen dong," Rengek seseorang. Sesekali menggoyang pantatnya, eh ralat tangannya dengan manja. Dan tak lupa dengan mengedipkan mata dengan lucunya.

Mahes yang melihat tingkah sahabatnya dari SMP itu pun hanya bergidik ngeri, sembari menjauh.

"Mimpi apa gue semalem, ketemu bencong lampu merah modelan gini,"

"Bangsat! Gue bukan bencong," pekik Zaky dengan menghentak-hentakan kakinya.

Zaky, di antara tiga temannya yang lain, dia yang lebih menonjol. Menonjol dalam bidang keimutan dan sifat kekanak-kanakan yang dia miliki.

Banyak pasang mata memperhatikan interaksi empat sahabat itu. Selain Karena ketampanannya, mereka juga bisa di bilang anak yang berprestasi. Tidak dengan akademik melainkan dalam bidang olahraga.

Tak berselang lama, bel tanda pelajaran pertama akan di mulai berbunyi. Bukan Mahes namanya, kalau tidak menghasut teman-temannya untuk bolos jam pertama. Males aja gitu, pagi-pagi bukannya sarapan nasi malah sarapan angka. Pelajaran Matematika tentu saja.

"Kantin kuy," ajak Mahes, sembari mendekati Bara. Bara memang gampang sekali terhasut oleh setan satu ini.

"Nggak dulu," jawab Bara, santai.

"Lah, tumben amat. Tobat lu?" Tebak Zaky, sembari memakan permen lollipop nya.

"Gue denger bakalan ada murid baru di kelas kita, cewe. Kalau bening kan lumayan bisa gantiin Zara," Jawab Bara, mesem-mesem gak jelas.
Zara untuk saat ini masih berstatus pacar Bara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Playboy PensiunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang