2

1.2K 333 71
                                    

merasa bahwa dengan hanya berdiam diri dengan kedua mata yang tak kunjung memberat sangat membosankan, mashiho memilih untuk berjalan-jalan ke area sekitar hutan.

lelaki satu ini memang terlampau nekat, tanpa peduli resiko bertemu makhluk halus atau hewan liar nantinya.

ia menoleh ke arah lokasi kecelakaan tadi, cukup jauh rupanya, wajar saja polisi atau petugas lainnya belum menemukan mashiho di sini.

garis kuning polisi telah membentang di kawasan tersebut, tidak ada lagi mobil setengah hancur seperti yang mashiho liat sebelumnya,

tidak ada lagi junkyu.

huft, mashiho harap keajaiban mendatangi junkyu. ia ingin junkyu hidup, ia tak mau junkyu mati, memang terdengar egois tapi itu yang ia inginkan sekarang.

ah menyebalkan, mashiho tak mau kembali ke sana lagi. ia memilih untuk menjalankan tungkainya ke arah berlawanan, sebisa mungkin menjauh dari lokasi kecelakaan.

mengabaikan rasa sakitnya, lelaki itu memilih untuk berjalan dengan santai seraya menggenggam erat ponsel junkyu yang menjadi sumber cahayanya saat ini, juga bersenandung kecil agar ia tak merasa kesepian.

"ojik neol~ saranghago isseo~ nae maeumeun~ neol gidarigo isseo~"













































tap tap tap












































mashiho berhenti melangkah tatkala suara langkah kaki dengan tempo cepat menerobos masuk ke dalam rungu, jelas menandakan bahwa seseorang sedang berlari.

tapi... siapa?

siapa yang berlarian di tengah hutan pada malam hari seperti ini?












































tap tap tap












































suara itu... berasal dari belakang mashiho.












































tap

tap

tap













































temponya melambat.












































tap

tap

srak!












































suara apa itu barusan?

mashiho menilik sekitar, samar-samar dapat ia lihat seorang pria dengan kaos putih berlengan sebatas siku tengah berdiri membelakanginya, posisinya sedikit jauh dari tempat mashiho berpijak.

tidak ada yang aneh dengan pria itu, bahkan dari segi pakaiannya terlihat begitu sederhana. mungkin hanya gelang kuningnya saja yang mencolok, juga...

eh?












































kaki pria itu tidak ada.














































"halah paling hantu."

mashiho tak mau ambil pusing, ia memilih untuk melanjutkan perjalanannya menyusuri hutan.

ii. innocent [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang