Pertama

14 4 1
                                    

Berjalan menyusuri jalan menuju tempatnya bekerja yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya, mungkin sekitar 5km.
Sore hari yang melelahkan untuk memulai pekerjaan yang dibilang tidak mudah untuknya karena belum terbiasa. Mungkin.

"Hii, sore ra, gimana hari ini?" Sapa ansel, teman kerjanya yang 2 tahun lebih tua dari dia.

"Lumayan melelahkan cyinn" jawab ara sambil sedikit bercanda.

"Hahahahaa, cepetan ganti baju terus bantuin gue ya, ra. Lagi rame banget  ni kafe."

"Okee, tunggu bentar ya"

Ya, Naira Akaysta atau biasa dipanggil Ara, senyuman serta mata cerianya yang tidak pernah ketinggalan. Sudah 4 hari dia mengambil kerja sambilan yang lumayan jauh dari sekolahnya, tidak jarang dia terpaksa berlari demi mengejar waktu. Anjai.

"Ini gimana ceritanya sih, dasar pegawai gak becus! Masa kopi Saya rasanya asin" bentak pembeli.

"Hah?! Masa mas? Perasaan tadi saya coba enak-enak aja tuh" Ara.

"Enak mata mu!" Bentaknya sambil meninggalkan kafe tersebut tanpa membayarnya terlebih dahulu.

"Eh eh, mass. BAYAR DULU WOI!" Teriak Ara.

Saat Ara mencicipinya tidak ada rasa asinnya sama sekali malah enak, ah tidak. Enak sekaliii.

"Ini lidah gue yang mati rasa apa tu orang yang gak mau bayar" pikir Ara

                                   •••••••

Pukul 17.56
Setelah sepanjangan hari sekolah dan bekerja akhirnya dia pulang. Sedikit berat untuk membuka mata karena kelelahan menunggu angkot yang tak kunjung datang.

"Assalamualaikum, bun. Ara pulang"

"Dari mana aja kamu ra, kok jam segini baru pulang?" Tanya Anggun, bunda Ara.

"Habis dari kerkel, bun. Tadi Ara lupa ngasih tahu" jawab Ara.

"Ya sudah kamu mandi gih, bau banget udah kayak kucing kamu tuh si Memew"
Ucap Anggun sambil menunjuk kucing yang sedang menjilati tubuhnya.

Ara mendekati Memew sambil menggendongnya.
"Harum begini dibilang bau, cakar bunda sekarang Meww!" Bukannya merespon ucapan Ara, kucing itu malah meminta untuk dielus.

"Udahh mandi sana!" Anggun.

Di rumahnya yang terbilang sangat sederhana, dia hanya tinggal bertiga dengan Ibu dan Abangnya. Sementara Ayahnya sudah dari 1 minggu yang lalu terkurung di dalam jeruji besi karena terjebak kasus korupsi.

Sebenarnya Ayahnya tidak bersalah hanya saja Ayahnya di tipu oleh teman bisnisnya sendiri. Yang tidak disangka teman lamanya sendiri.

Karena itu lah kehidupan Ara dan keluarganya menjadi berbalik. Dari awalnya serba kelebihan, sekarang menjadi berkecukupan. Namun dia tidak berhenti untuk terus bersyukur.

_________________

Segini aje dulu guys ceritanyaaa.
Btw ini my first story jadi maaf yaaa kalau masih ada bahasa yang acak-acakan.
Walaupun begitu jangan lupa bintangnya kakak..

Bye, bobo dulu yuksss besok sahur~
Wassalamualaikum wr wb.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VINAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang