Chapter 4

97 9 7
                                    

Hari ini, Jihoon berkutat dengan pekerjaannya. Ia di sibukkan dengan segala agenda ke depan yang akan dijalaninya.

Tok..tok..

Setelah mendengar pintu ruangannya terketuk dua kali, ia melihat Junhui yang masuk ke dalam ruangan.

"Jihoon, I need to tell you something."

Jihoon yang mendengar itupun mendongak menatap Jun yanh mandudukan diri di kursi yang berhadapan dengannya.

"Kenapa, Jun?"

"Besok siang, lo perjalanan bisnis ke Bali, Ji."

"Besok ya? Berapa lama gue disana?"

"Gak sampe seminggu kok, mungkin cuma lima hari. Gimana? Soalnya kalo cuma ketua devisi yang datang kayaknya kurang efisien deh."

"I know, gak papa lah. Gue akan coba ajak istri gue, sekalian biar dia liburan disana."

Junhui tertawa, "Enak ya sekarang kalo kerja jauh bisa bawa istrinya."

"Iya dong. Lo makanya cepetan nyusul."

"Alah males gue kalo udah ngobrolin ini."

Jihoon terkekeh, "Jun, lo udah hampir kepala tiga, man. Harusnya juga udah nikah nih sama kayak gue."

"Nanti lah gue, tenang. Yaudah kalo gitu gue undur diri dulu, jangan lupa makan siang abis ini. Bini lo ngomel ntar."

"Sip."

Setelahnya, Junhui berdiri dari duduknya kemudian berlalu keluar ruangan. Sedangkan Jihoon kembali berkutat dengan komputer di samping mejanya.

Saat sedang fokus membaca email dari rekan bisnisnya, ponsel Jihoon berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Ia tersenyum simpul kala melihat bahwa istrinya-lah yang mengiriminya pesan.

Segera Jihoon menyelesaikan pekerjaan kemudian bersiap keluar kantor untuk menjemput istrinya di cafe miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Segera Jihoon menyelesaikan pekerjaan kemudian bersiap keluar kantor untuk menjemput istrinya di cafe miliknya.

Kafe milik istrinya itu berada tak jauh dari rumahnya, sedangkan jarak kantornya ke rumah hanya membutuhkan waktu kurang lebih duapuluh menit saja.

Setelah tiba di Jo and Ann Cafe lelaki itu turun dari mobil lalu masuk ke dalam kafe menuju ruangan istrinya.

Jihoon menemukan istrinya sedang berbincang dengan salah seorang pegawainya yang bernama Sooyoung.

"Yaudah, kamu handle dulu aja ya, Young. Aku mau lunch dulu sama Jihoon, kamu ajak yang lainnya lunch juga nanti pas istirahat ya."

"Oke, kak. Selamat makan siang." ujar perempuan itu sesaat setelah menyapa Jihoon yang menggandeng tangan istrinya keluar.

"Kenapa, sayang? Lagi hectic ya?"

"No," Joana menggeleng sembari memasang sabuk pengamannya, "Hari ini ada kiriman datang, sayang. Jadi aku minta tolong Sooyoung buat handle dulu."

"Oh, mau makan dimana, sayang?"

"Tempat biasa?"

Jihoon tersenyum lalu mengangguk menuruti sang istri.




Setelah selesai makan siang, mereka kembali ke rumah.

"Sayang, kamu gak balik ke kantor?" tanya Joana yang heran dengan suaminya yang mengikutinya masuk ke dalam rumah.

"Enggak, aku bisa wfh kok, sayang. Tinggal dikit lagi kerjaanku."

Joana mengangguk sembari mendudukan diri di ranjang sambil menyandarkan punggungnya di headbed memperhatikan suaminya yang sedang berganti baju santai.

Jihoon merangkak menyusul istrinya, ia meletakkan kepalanya di paha istrinya yang duduk selonjoran di ranjang.

Otomatis wanita itu mengusap kepala Jihoon dengan sayang, "Manja banget tumben?"

Lelaki bermarga Lee itu mengambil tangan istrinya, mengecup pergelangan tangan pujaan hatinya itu kemudian menggenggamnya erat.

"Sayang, besok aku ada perjalanan bisnis ke Bali. Kamu mau ikut nggak?"

"Besok banget? Kok baru bilang?"

"Aku baru dikasih tau Jun tadi, sebenernya tugas ini tuh buat direksi devisi tapi alih posisi, jadi harus aku yang gantiin."

"Sayang," Joana menjeda ucapannya sebentar, "Kalo aku gak bisa gimana?"

Jihoon mengernyitkan dahinya, "Kenapa gak bisa? Kamu gak mau ikut aku? Kita bisa sekalian liburan ke sana loh, sayang."

"Bukan gituuuu. Siapa yang ngurusin kafe disini, sayang? Lagipula hari ini semua kiriman datang, aku harus ngecek juga. Disana kan kamu juga kerja, sayang."

"Kan kamu bisa minta tolong sama pegawai kamu tadi."

"Jihoon, sayang, gak bisa gitu dong."

"Ya terus aku harus berangkat sendiri? Aku gak tega ninggalin kamu sendirian disini, sayang."

Joana membungkuk, mengecup kening Jihoon sebanyak tiga kali sebelum kembali ke posisi semula.

"Aku gakpapa, sayang. Aku juga bisa minta tolong Minjung buat nginep disini selama kamu di Bali. Berapa hari sih kamu disana?"

"Gak ada seminggu, mungkin lima harian. Kalau kamu ikut kita bisa stay disana beberapa hari setelah kerjaanku selesai."

"Maaf, sayang."

Jihoon menghembuskan nafasnya kasar, "Yaudah kalo kamu gak mau ikut. Tapi kamu harus janji, harus terus ngabarin aku. Minta tolong sama Minjung juga buat nginep disini nemenin kamu."

Wanita itu tersenyum lembut, "Iya-iya, aku bakal terus ngabarin. Kamu disana juga jaga kesehatan, jangan diforsir kerjanya. Jangan macem-macem juga, kamu ada istri disini."

Jihoon tergelak, "Siapa suruh kamu gak mau ikut."

Joana memukul pelan dada suaminya, "Jihoon, ih!"

"Hahaha," lelaki itu tertawa, mencoba menangkis pukulan dari istrinya. "Iya, sayang, iyaaaa. Aku gak akan macem-macem juga kok."













Gak akan katanya, tapi entahlah. Kita gak tau apa yang akan terjadi ke depannya.






- tbc

𝐅𝐨𝐨𝐥𝐢𝐬𝐡 [𝐖𝐨𝐨𝐳𝐢 𝐒𝐕𝐓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang