Welcome to Los Angeles

525 43 3
                                    

Do or Die


Seluruh penjuru Korea tahu siapa Yoon Jeonghan. Pemuda berusia 26 tahun yang mempunyai reputasi sangat bagus dibidang bisnis dan pertambangan. Selain menjadi pengusaha, Jeonghan juga mempunyai banyak saham yang dia berikan pada perusahaan dari Amerika.

Hampir semua orang memujanya karena kecerdasannya. Namun tidak ada manusia yang sempurna. Jeonghan mempunyai sisi buruk yang hanya beberapa orang saja yang tahu. Setiap bulannya dia akan mendatangkan paling sedikit tiga perempuan untuk memuaskannya. Sudah menjadi hal yang umum jika pengusaha-pengusaha itu menyewa perempuan untuk memuaskan nafsunya. Namun  sepertinya Jeonghan berbeda. Semakin dia tidur dengan perempuan sewaannya, semakin dia merasa tidak bergairah. Untuk itulah dia menyewa banyak perempuan.

Malam itu berjalan seperti malam sebelumnya. Jeonghan sudah duduk dengan elegan di sebuah club terkenal.

"Seperti biasa?" Ucap bartender sekaligus pemilik itu. Namanya Xu Minghao.

"Tidak untuk malam ini Hao. Aku besok harus ke LA untuk urusan bisnis," jelas Jeonghan.

"Kebetulan aku juga ingin kesana. Aku merindukan penis kekasihku,"

"Jauh-jauh ke LA hanya untuk penis? Di Korea ada banyak,"

"Memang ada banyak. Tapi tidak ada yang bisa memuaskanku,"

Jeonghan mengerutkan keningnya. Dia sedikit jijik saat Minghao membiacarakan tentang kekasihnya. Minghao memang seorang gay. Sedang Jeonghan sendiri berpikiran bahwa tidur dengan seorang laki-laki sangat menjijikkan.

"Seperti halnya denganmu. Aku dulu mempunyai banyak wanita. Namun semuanya berubah saat aku bertemu dengan kekasihku." jelas Minghao.

"Jangan membicarakan hal itu Hao. Aku merinding."

"Baiklah baiklah. Silahkan menikmati Jeonghan. Jangan lupa bulan depan kamu harus datang ke pernikahanku di China. Aku tidak sabar merubah namaku menjadi Hong Minghao."

Orang yang jatuh cinta membuat Jeonghan sedikit muak. Untung saja Minghao teman kuliahnya dulu. Jika tidak sudah dipastikan Jeonghan menghabisinya.

.
.
.

Hari keberangkatan tiba, Jeonghan mengambil penerbangan paling pagi. Berharap dia cepat tiba di Los Angeles dan beristirahat. Perjalanan yang panjang hingga akhirnya Jeonghan tiba di Los Angeles International Airport. Setelah keluar dari pengambilan barang, banyak body guard yang menunggunya.

"Selamat datang di LA, Bos." Sapa salah satu orang yang berdiri diantara body guard yang bertubuh kekar. Dia adalah Kwon Soonyoung. Salah satu karyawan terbaiknya yang sengaja dia tugaskan di LA untuk menjaga dan mengelola bisnis yang berkembang di dataran Amerika tersebut.

"Bagaimana keadaan disini?" Tanya Jeonghan. Mereka berdua berjalan menuju luar bandara.

"Yakin Bos mau membahasnya malam ini? Bukannya Bos ingin istirahat dulu setelah seharian di pesawat?" Soonyoung tampak merengek. Hanya di depan Jeonghan saja Soonyoung menunjukkan sikap manjanya. Diluar itu dia akan terkenal sebagai harimau yang siap menerkan mangsanya.

"Aku sedikit lelah. Tapi jangan tawarkan aku wanita. Aku sedang tidak ingin bermain dengan para jalang." Sahut Jeonghan singkat.

Keduanya mengendarai mobil sport menuju salah satu hotel milik Jeonghan di pusat kota. Jeonghan memandang bosan pemandangan perkotaan dari kaca jendela.

"Ini masih jam 10 malam, mengapa kota tampak begitu sepi?" Tanya Jeonghan begitu menyadari tak banyak orang yang mengunjungi pusat kota. Seingatnya terakhir dia kesini, pukul 3 malam suasana masih sangat ramai.

"Sebenarnya ada yang tidak beres dengan kota ini hyung. Beberapa bulan yang lalu mendadak sekumpulan teroris melakukan pembunuhan secara random untuk orang-orang yang berkeliling pada malam hari. Sampai saat ini pemerintah bahkan agen FBI belum bisa menemukan siapa pelakunya. Tapi aku rasa itu kumpulan remaja yang haus akan kekuasaan." Jelas Soonyoung. Tentu saja Jeonghan tidak percaya. Teroris hanya sekumpulan orang-orang yang berperilaku semau mereka.

"Hyung aku peringatkan ya. Selama di LA jangan pernah keluar tanpa ada pengawal." Soonyoung menatap bosnya dengan wajah sedikit menakutkan.

"Kalau aku ingin mencari udara segar dan mencari wanita?" Tanya Jeonghan dengan nada mengejek.

"Bagaimana jika ternyata wanita itu salah satu teroris dan membunuhmu saat sedang telanjang di ranjang?" Kata Soonyoung. Jeonghan hanya memutar matanya tanda tidak mendengarkan perkataan Soonyoung.

"Jangan menatapku seolah aku itu mangsamu Soonyoung. Aku sedang tidak tertarik dengan para wanita itu. Bisa kamu menjalankan mobil ini lebih cepat? Aku harus istirahat sebelum besuk pagi aku harus menghadapi perusahaan Hong itu."

Soonyoung menambah kecepatan mobilnya. Setibanya di hotel JHN, Jeonghan segera meminta kunci kepada resepsionis. Kamar Jeonghan terletak di lantai 21. Lantai paling atas. Dia sengaja membuat kamar khusus miliknya seluas satu lantai. Lantai 21 hanya bisa diakses oleh kartu kamar yang dimiliki Jeonghan. Sehingga tidak akan ada satupun tamu yang bisa masuk. Alasannya simple. Untuk keamanan Jeonghan. Menjadi pembisnis tentu saja ancaman pembunuhan bahkan tindakan pembunuhan dirinya merupakan hal yang sudah biasa dia hadapi.

- TBC -

Do or DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang